Trauma masih saja datang menghampirinya, bahkan ini sudah 7 tahun yang lalu Sihyun masih belum bisa melupakan kejadian mengerikan yang terjadi pada dirinya saat itu.
Sesekali dia ingin melakukan cara untuk balas dendam namun tak tahu cara memulainya. ketika suatu hari dia mengetahui bahwa bos di perusahaannya adalah suami temannya. Terlintas dalam pikiran Sihyun untuk melakukan balas dendam lewat suami temannya.
Bagaimana kisahnya....?
Simak saja langsung.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NurmaMuezzaKhan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29. Ayah
"Sayang, aku pulang dulu ya. Nanti aku ke sini lagi. Oh iya, aku sudah menyiapkan sarapan untukmu, pajeon dan juga kimbab. Semoga kamu suka." Gumam Sihyun membacakan surat kecil yang di tulis Taejun.
Sihyun tersenyum tipis, dia pun membuang kertas tersebut lalu duduk di depan makanan yang sudah tersedia di meja makan.
"Astaga, romantis sekali.." Terkekeh.
Sihyun menganggap semua ini adalah lelucon yang lucu baginya, dia benar-benar tak sangka kalau Taejun akan melakukan semua ini untuknya, padahal Sihyun hanya pura-pura agar Taejun bisa ia kendalikan.
"Lumayan, aku tak perlu repot-repot lagi memasak, ternyata Taejun benar-benar bisa di andalkan. Dasar bodoh." Gumamnya di akhir kata.
Dalam hati Sihyun tidak tersedia cinta bagi siapapun, yang ada saat ini rasa dendam dalam hatinya yang semakin menggebu-gebu.
Sihyun tiba-tiba teringat adegan olahraga semalam, tubuhnya kini terasa remuk dan sedikit susah untuk berjalan. "Sial, tahu begini aku tidak akan melakukan itu, sudah perih, mana gak bisa jalan lagi..!!"
"Aku harus ke apotek, bagaimana jika aku hamil? Aku harus segera membeli obat pencegah hamil, aku tidak ingin semuanya tak berjalan lancar." Gumamnya.
Ting.. Tong..
Tiba-tiba bel pun berbunyi, Sihyun mengerutkan keningnya menatap heran. "Bukankah Taejun belum lama pulang, kenapa sudah kesini lagi?"
Sihyun pun langsung melangkahkan kakinya dan berjalan ke arah pintu, dia pun membuka pintunya langsung tanpa melihat dulu siapa orang yang memencet bel pintu rumah sewaannya. Bukan tanpa alasan, dia mengira kalau itu adalah Kim Taejun.
Ceklek.
"Sayang, kok cepet bang--
"Lee Sihyun..."
Deg.
Spontan tubuh Sihyun mematung dan matanya melotot terkejut saat melihat sosok yang selalu ingin dia hindari tiba-tiba muncul di depannya lagi.
"K-kau...."
"Ada apa? Kau terkejut melihat ayah, hum? Ah... Ayah sangat sedih, tega sekali kau menelantarkan ayah di rumah sempit itu, padahal ayah tinggal sendirian, ckck. Kau anak durhaka, ya." Ucapnya panjang lebar.
Seseorang tersebut memang ayahnya Sihyun, Sihyun tak menyangka jika ayahnya akan datang ke sini dan bertemu dengannya. "A-ada apa kau datang kemari?
"Astaga, seharusnya kau menyuruh ayah masuk dulu, kenapa kau membuat ayah berdiri di sini, kaki ayah pegal nih." Ucapnya langsung menerobos masuk.
"Yakkk, pergi kau!! Kenapa kau malah masuk kesini, hah?!" Teriak Sihyun mengejar sang ayah.
Ayah Sihyun menatap isi ruangan tempat tinggal sang anak yang terbilang cukup sederhana, dia mengira kalau anaknya ini sudah kaya dan banyak uang, rupanya isi rumahnya saja sangat biasa saja.
"Hei.. Bukannya kau kerja? Kenapa ruangan ini kosong? Kemanakan uangmu?!" Tanyanya.
"Sebaiknya anda pergi, sebelum saya mengusir dan berteriak!" Ucap Sihyun menggertak.
Grep.
Ayahnya tiba-tiba mencekal lengan Sihyun dan merematnya dengan kuat. "Kau mengusirku, jalangg? Baiklah, tapi berikan aku uang dulu aku haus dan ingin membeli alkohol.
Wajah Sihyun memerah akibat menahan amarahnya yang sudah memuncak, dia pun langsung menghempaskan tangannya.
"Apa kau pantas di sebut ayah, hah?! Dimana sosok ayah yang biasanya selalu menjadi sosok figur dan cinta pertama bagi anak perempuannya? Kau hanya menyiksaku setiap hari dan membuatku hancur." Teriaknya.
"Harusnya kau sadar, kenapa malah muncul lagi di depanku, sialan! Susah payah aku pergi jauh agar tak melihatmu lagi, aku membencimu brengsek!!"
Plakk.
"Tutup mulutmu, jalangg. Kau turuti saja ucapanku dan berikan aku uang. Kenapa kau sangat pelit? Kau sudah bekerja, wajar saja ayahmu ini meminta uang, kau malah berteriak dan membual." Ucapnya meremat wajah Sihyun.
"Lwepaskan akwu!!"
Ayah Sihyun menatap garpu yang ada di meja makan, dia pun langsung mengambilnya.
Srettt.
"Berikan aku uang, atau benda ini aku tancapkan ke matamu!!"
Sihyun pun panik dia langsung bergegas berlari ke kamar untuk mencari dompetnya dan mengambil beberapa uang. 'Aku tidak boleh mati, aku belum balas dendam. Setelah aku membuat Jiyun hancur, aku akan membuat pria brengsek ini mati.' Ucap batinnya.
"B-baiklah.. Turunkan garpu itu, dan ambil ini uangnya, setelah itu kau berjanji tidak akan menggangguku lagi." Ucap Sihyun dengan hati-hati memberikan sejumlah uang yang selalu dia simpan.
Srettt.
"Nah, gitu dong. Tapi aku tak bisa janji untuk tak ke sini lagi." Ucapnya terkekeh menerima uang.
Tangan Sihyun mengepal kuat, dia harus segera pindah ke lantai atas agar ayahnya tak berani datang lagi. "P-pergi.. Cepat pergi..!!"
"Ck, dasar tak sabaran. Terima kasih putri ayah.. Ayah besok lagi akan ke sini. Bye." Ucapnya langsung pergi menuju keluar.
Srukkk.
Sihyun merosotkan tubunya, dia menitikan air matanya dan meremat rambutnya, dia bertanya-tanya,kenapa dia hidupnya harus seperti ini, kenapa tak ada yang berubah darinya.. Semuanya bagaikan neraka.
To be continue.