Lanjutan dari "Cinta Di Penghujung Nafasku".
Seorang dokter muda dan tampan bernama William Anderson terlibat ONS bersama dengan dokter Koas dirumah sakit tempatnya bekerja hingga membuat sang gadis hamil.
Viona Harumi,seorang mahasiswi kedokteran yang tengah menjalani masa koas harus terlibat skandal dengan dokter pembimbing nya dirumah sakit hingga membuatnya hamil.
Bagaimana kisah Viona dan William yang terpaksa menikah demi anak yang dikandung oleh Viona??
Lalu bagaimana dengan kisah cinta William dan sang kekasih yang sudah berjalan hampir lima tahun??
Lalu bagaimana dengan Kanaya yang tiba tiba harus menerima kenyataan pahit saat kekasihnya harus menikahi keponakan nya sendiri??
yuukkk simak kisah cinta segitiga mereka disini...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Triyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tiga Puluh Empat
"Lalu, apa yang akan kamu lakukan sekarang?" tanya Anjar setelah mendengar semua cerita dari Viona.
"Entahlah. Sebenarnya, aku ingin pergi, tapi bagaimana dengan anak ini? Dia butuh status yang jelas dan juga sosok seorang ayah. Jika pun aku pergi, aku harus menunggu dia lahir terlebih dahulu. Dengan begitu, aku akan terlepas dari hubungan yang rumit ini,"
"Apa lebih baik jika kamu pergi sekarang saja? Untuk apa tetap bertahan, jika dia saja tidak pernah menganggap kamu sebagai istrinya? Dia bahkan membawa Kanaya kerumah padahal di sana ada kamu. Suami macam apa itu?"
"Aku takut dosa Jar, jika aku pergi sekarang maka aku akan membawa dosa karena kabur dari suami dan yang aku takutkan lagi, kelak bukan aku yang akan menanggung dosa ini, tapi anakku. Tidak, aku tidak mau anak ini menanggung dosa kedua orang tuanya,"
"Baiklah. Jika itu sudah jadi keputusan mu. Aku akan selalu mendukungmu, tapi jika suatu saat nanti kamu butuh bantuan. Jangan ragu untuk mengatakan nya padaku, ya,"
"Terima kasih Jar. Kamu memang sahabat terbaikku,"
"Ya sudah. Sekarang lebih baik kita cari penginapan saja. Sangat berbahaya jika kita memaksa pulang hari ini. Tidak apa apa kan, kalau kita menginap di sini dulu?"
"Mmm... Tidak masalah. Aku sudah pamit kok sama orang rumah kalau mau pergi selama dua hari. Lagi pula, aku juga masih butuh waktu untuk menenangkan diri."
Usai berbincang, keduanya pun sepakat untuk mencari salah satu hotel yang ada di dekat sana. Mereka akan menginap selama satu malam dan baru akan kembali pulang esok harinya.
Sementara itu, ditempat lain. William tampak menghela nafas lelahnya saat keluar dari rumah sakit. Sudah ada seseorang yang tengah menunggunya didekat mobil miliknya.
Wanita cantik itu tampak tersenyum sumringah saat melihat William keluar dari rumah sakit dan tengah bersiap untuk pulang.
"Sayang. Kamu sudah mau pulang ya? Sebelum pulang, bagaimana kalau kita makan diluar dulu? Sudah lama loh kita nggak dinner." ucap Kanaya bergelayut manja dilengan kekar William.
William tampak menghela nafas lelah. Entahlah, saat ini rasanya tubuhnya sudah terlalu lelah meski pun itu hanya sekedar untuk pergi makan malam.
"Maaf Nay, tapi hari ini aku lelah sekali. Mungkin lain kali saja ya. Sekarang lebih baik aku antar kamu pulang." jawab William melepas belitan tangan Kanaya dilengan nya, lalu berlalu pergi begitu saja masuk kedalam mobil.
Mengabaikan Kanaya yang masih terpaku ditempatnya. Kanaya menatap tak percaya pada kekasihnya itu. Karena ini pertama kalinya William bersikap dingin dan cuek terhadapnya. Bahkan tidak biasa nya William bersikap acuh dengan tidak membukakan pintu mobil untuk Kanaya dan memilih menunggu wanita itu masuk dengan sendirinya kedalam mobil.
Sebenarnya Kanaya merasa esal dan juga marah akan perlakuan William, tapi rasa kangen membuat Kanaya akhirnya mengalah dan masuk kedalam mobil itu meski William tidak membukakan pintu mobil itu untuknya.
Setengah perjalanan telah mereka lalui bersama. Namun, tidak ada satu kata pun terucap keluar dari mulut pria itu. William masih setia dengan diam nya dan mengabaikan Kanaya, yang saat ini ada di samping nya. Tidak tahan terus diabaikan dan seolah olah dianggap tidak ada, Kanaya pun akhirnya kembali mengalah dengan mulai pembicaraan di antara mereka.
"Sayang. Kamu kenapa sih? Kok dari tadi diam terus? Kamu sakit?" tanya Kanaya, membuka perbincangan di antara dirinya dan juga William.
"Tidak, aku baik baik saja kok. Aku hanya merasa sedikit lelah saja Nay. Hari ini banyak pasien darurat yang tidak bisa aku abaikan. Aku hanya kehilangan banyak tenaga saja, maaf ya," jawab William tanpa melirik sedikit pun ke arah Kanaya dan tetap fokus dengan jalanan yang dia lewati.
"Begitu, ya. Syukurlah kalau kamu baik baik saja. Oh iya, besok bagaimana kalau kita mulai mencari WO yang bagus? Aku sudah pikirkan semuanya, dan aku rasa mungkin lebih baik kita menikah sekarang saja. Bukan kah, aku masih bisa melanjutkan pendidikanku meski sudah menikahkan nanti."
Deg...
Sreetttt....
Ciiiittttt....
Braakkkk.
Seketika, William langsung menginjak rem mobilnya hingga mobil itu berhenti mendadak dan menimbulkan suara decitan yang cukup keras karena kaget dengan apa yang baru saja di katakan oleh Kanaya. Setelah menghentikan mobilnya secara mendadak. William pun langsung menatap tajam ke arah Kanaya yang duduk di samping nya.
William tidak menyangka jika Kanaya akan tiba tiba saja membahas pernikahan diantara mereka. Jika dulu, mungkin William akan menjadi orang yang paling bahagia saat Kanaya membahas pernikahan antara mereka.
Akan tetapi, untuk saat ini semua itu sudah lah sangat terlambat untuk membahasnya? Batin William bermonolog.
"Kamu kenapa sih sayang? Itu bahaya tahu? Hampir saja kita celaka, untung kita pake sabuk pengaman. Kalau tidak, kita akan kembali ke rumah sakit sebagai pasien," ucap Kanaya yang cukup kaget dengan apa yang di lakukan oleh William.
"Kamu bilang apa barusan? Pernikahan kita? Apa maksud kamu tiba tiba membahas pernikahan antara kita, Nay?" tanya ulang William, demi meyakini jika dia tidaklah salah dengar.
"iya, pernikahan kita. Memang kenapa? Jangan bilang kalau kamu lupa kalau kamu pernah melamar aku Mas. Bukankah hal yang wajar jika saat ini aku membahas pernikahan kita?" jawab Kanaya, yang seakan akan lupa dengan status William saat ini.
"Iya, aku memang pernah. Tidak, bukan pernah tapi aku sudah sering melamarmu kanaya. Tapi, apa perlu aku ingatkan juga, jika berulang kali jugalah kamu menolak lamaran ku itu. Lalu, untuk apa kita membahasnya sekarang? Bukan kah semua itu sudah sangat terlambat karena aku sudah menikahi wanita lain," jawab William dengan nada yang meninggi karena kembali di ingatkan pada penolakan demi penolakan yang di lakukan oleh Kanaya akan lamarannya.
"Ma_maksud kamu apa Mas?"
"Sudahlah, jangan bahas apapun lagi. Aku lelah, lebih baik kita pulang saja."
Tanpa kata lagi, William pun langsung melajukan kembali mobilnya dengan perasaan yang sangat kacau setelah mendengar apa yang di ucapkan oleh Kanaya barusan.
...****************...
...Jangan lupa tinggalkan jejak ya,like,komen dan subscribe...Biar Othor lebih semangat lagi,terima kasih 🥰🥰🥰 love sekebon untuk kalian ♥️♥️♥️*...