NovelToon NovelToon
Mendadak Jadi Pasutri

Mendadak Jadi Pasutri

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Romantis / Cintapertama / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:2.9k
Nilai: 5
Nama Author: Rill Ridho

menceritakan tentang pernikahan paksa antara Latifa siswi kelas 2 sma dengan Sandi seseorang yang sangat populer di kalangan kaum hawa. Sandi adalah seorang mahasiswa tingkat akhir di unkversitasnya.

akankah kehidupan rumah tangga mereka baik-baik saja?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rill Ridho, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Maaf, gue belum siap...

Latifa cukup lama menemani mami Santi di taman belakang. karena hari sudah sore, Latifa pamit ingin ke kamar untuk mandi.

Dikamar Latifa melihat Sandi yang sedang asyik bermain game. Latifa tidak menyapanya, ia mengambil pakaiannya yang sudah di susun di dalam lemari Sandi kemudian membawanya ke kamar mandi.

Tak berapa lama Tifa keluar kamar mandi dan ia masih menemukan Sandi sedang main game.

Latifa berjalan ke meja rias, ia membenah dirinya di sana dan saat selesai Latifa pun berdiri hendak pergi ke ranjang. Ia berniat ingin istirahat sebentar menjelang makan malam.

Namun saat ia melangkah kakinya tidak sengaja tersandung kursi meja riasnya.

"Akhhh!!!!..."teriak Latifa, namun anehnya Latifa tidak merasakan sakit sedikit pun. Dengan perlahan Latifa membuka matanya dan benar saja ia sedang berada di atas tubuh Sandi.

Tadi melihat Latifa yang hendak terjatuh, Sandi dengan cepat berlari hendak menangkap tubuh gadis itu namun karena gerakan yang spontan. Kaki Sandi pun terbelit hingga ia pun ikut jatuh. Tapi naasnya, tubuhnya malah di timpa oleh tubuh Latifa.

Untuk sesaat mereka saling pandang, manik mata mereka bertemu , Latifa begitu gugup jantungnya berdegup kencang.

"Please jantung... Lo nurut dulu Napa sih sama gue... Gue malu banget kalau di dengar oleh ni cowok..." batin Latifa.

Setelah beberapa detik Sandi melepaskan tubuh Latifa, dia terlihat sangat Santi seolah tidak terjadi apa-apa padahal dia juga merasa kan hal yang sama dengan apa yang di rasakan oleh Latifa . Namun Sandi sudah sangat pintar menyembunyikan nya.

"Lumayan juga ." bisik Sandi di telinga Tifa.

Latifa tidak mengerti maksud Sandi terlihat bingung.

"Lumayan?? Apanya yang lumayan?"gumam Latifa masih dengan bingung nya.

"Ayo turun."ucap Sandi.

"Ngapain?"tanya Latifa.

"Iya ngapain ya?"beo Sandi.

"Aneh" ujar Latifa kemudian melanjutkan langkahnya menuju kearah ranjang.

Sandi tersenyum, kemudian masuk ke dalam kamar mandi.

Sementara Tifa masih berusaha mencerna kata-kata Sandi yang mengatakan lumayan itu.

"Apanya sih yang lumayan?"gumamnya penasaran. Tak lama Tifa pun tertidur, ia memutuskan mencari jawabannya di alam mimpi.

***

"Hey... Bangun!!" Sandi membangunkan Tifa yang sedang tertidur.

"Apa sih?"tanya Tifa.

"Ayo bangun, Lo makan malam nggak?"tanya Sandi.

"Emang boleh nggak ikut makan?"tanya Tifa tanpa membuka matanya.

"Nggak boleh! Ayo cepat, mami sama papi udah nunggu dibawah!!"Sandi menarik tangan Tifa hingga gadis itu terduduk dan berdiri.

"Ihhh rese banget sih Lo, tunggu bentar gue cuci muka dulu"kata Tifa dan berlalu masuk ke dalam kamar mandi. Sandi tersenyum melihat tingkah Tifa yang setengah sadar.

"Lucu"gumamnya.

***

Sandi dan Latifa turun kebawah dengan Latifa ya g mengekor di belakang Sandi.

"Kok bisa ya orang tuanya baik gitu tapi anaknya model begini... Dingin dan menyebalkan" gumam Tifa terus berjalan kebawah menuju ke meja makan, disana mereka sudah di tunggu oleh Santi dan juga Bram.

"Malam mami... Papi""

Sapa Latifa kepada dua mertua nya itu.

"Malam juga sayang..."jawab mereka berbarengan .

"Ayo kita makan." imbuh mami Santi dengan senyum.

Mereka berdua duduk, tak lama Latifa berdiri mengambilkan nasi untuk suaminya.

"Mami sama papi mau Tifa ambilkan juga?"tanya Tifa.

"Tidak usah sayang, papi udah ada mami yang mengambilkan" jawab Bram dengan senyum dan di anggukkan oleh Santi.

Buat mereka Tifa hanya perlu mengurus suaminya, Bram dan Santi tidak ingin Tifa merasa terbebani dari pernikahan ini. Terlebih Tifa yang memang masih sekolah dan masih sangat mudah.

Setelah selesai makan malam mereka kembali ke kamar, karena mulai besok Tifa akan mulai sekolah lagi dan begitu juga dengan Sandi.

Latifa masih belum mengangguk, dia memainkan ponselnya dengan posisi duduk di tepi ranjang sedangkan Sandi sedang sibuk dengan laptopnya.

"Buset ni cowok benar-benar deh, kaya kutub Utara... Apa benar begini cowok yang katanya sangat populer itu. Idola para cewek-cewek alay itu."batin Tifa.

Tak lama Sandi yang sudah selesai pun menghampiri Tifa. Dia juga duduk di tepi ranjang memperhatikan Tifa yang belum sadar dengan keberadaan Sandi di depan nya.

"Ehem..." dehaman Sandi membuyarkan lamunan Tifa.

"Bisa gak sih Lo gak ngagetin .." ucap Tifa agak sedikit kesal.

"Emang gue ngagetin Lo?"tanya Sandi santai.

"Iya lah" jawab Tifa singkat.

"Owh... Sorry"jawab Sandi dengan singkat.

 "Ni cowok ngomongnya pelit banget sumpah, udah kayak suaranya bagus banget, kaya emas aja." Batin Tifa.

"Fa, gue mau..."ucapan Sandi terhenti melirik ke arah Tifa.

"Stoppp!!! Kak, maaf gue belum siap" potong Tifa yang mengerti maksud Sandi.

"Hahaha...."Sandi tiba-tiba tertawa keras, melihat Tifa yang sudah berhasil ia kerjain.

"Kenapa tertawa?"tanya Tifa bingung.

"Gueee... Mau ke kamar mandi dulu"jawab Sandi sandi kemudian berlalu masuk ke dalam kamar mandi.

"Hah?... Tu cowok benar-benar menyebalkan!!" geram Tifa. " gue malu banget" gumam Tifa sambil misuh- misuh.

Tak lama Sandi pun keluar dari kamar mandi, ia melihat Latifa yang sudah tertidur. Entah tidur beneran atau pura-pura saja. Sandi mematikan lampunya dan mengganti dengan lampu tidur setelah itu dia ikut membaringkan tubuhnya disebelah Tifa, tak lupa sebelum tidur Sandi mengecup pucuk kepala Tifa yang membelakanginya.

"Good night my wife... Nice dream for you" bisik Sandi.

Latifa yang sebenarnya belum tidur pun begitu kaget tapi juga senang. Ingin rasanya dia berbalik dan memeluk Sandi tapi dia tidak cukup berani dan masih gengsi untuk melakukan itu.

"Ternyata di sangat romantis..." batin Tifa tersenyum.

***

Di Kanada....

Mita membantu Inaya untuk berbaring, satu jam yang lalu mereka baru sampai di rumah yang sengaja di beli Fathan khusus untuk keluarganya yang sering bolak balik kesana.

"Mah, perut aku kayaknya keram deh" kata Inaya meringis kesakitan.

"Itu wajar kak, kan kita habis perjalanan jauh." kata Mita, mengusap-usap perut besar putrinya itu.

"Seandainya dulu kakak dengerin kata mama sama papa, mungkin sekarang aku masih kuliah ya mah" ujar Inaya.

"Hust... Nggak baik ngomong gitu, besok setelah melahirkan kamu masih bisa melanjutkan kuliah."kata Mita memberi semangat pada putrinya itu.

Ia mengusap air mata Inaya yang menetes membasahi pipinya.

"kamu harus kuat, gak boleh lemah. Ingat sekarang kamu akan menjadi seorang ibu yang harus membesarkan anak kamu"

Inaya mengangguk dan memeluk lengan mamanya, " makasih ya mah" ucapnya.

"Makasih untuk apa, nak?"tanya Mita.

"Makasih udah jadi orang tua yang baik dan mau menerima aku yang sudah banyak salah ini"ucap Inaya tersedu.

"sudahlah sayang ,jangan ngomong gitu. Sebesar apa pun salah anaknya, tidak akan ada orang tua yang membenci anaknya hanya karena hal seperti itu. Karena setua apa pun kalian, Dimata kami para orang tua, kalian itu tetap hanyalah bayi kecil kami"ucap Mita.

Tok!... Tok!...

Tiba-tiba mbak Jumi mengetuk pintu kamar Inaya.

"masuk aja mbak"kata Mita.

"Maaf mengganggu Buk, tapi tadi mbak Mirna menelpon dia bilang kalau tadi pagi nona muda datang berkunjung ke rumah"kata Jumi.

"Tifa datang? Sama siapa?"tanya Mita.

"Sama Den Sandi, Bu "jawab Jumi.

Mendengar itu ekspresi wajah Inaya berubah masam.

"Sayang, mama keluar dulu ya. Mau menghubungi adik kamu"kata Mita, sebelum keluar Mita menyempatkan untuk mencium kening Inaya.

Inaya tidak menjawab, ia diam saja melihat mamanya yang berlalu keluar kamar bersama mbak Jumi.

"Kenapa Tifa bisa mendapatkan perhatian yang awalnya milik gue!.. "gumamnya dengan nada kesal.

"Gue nggak akan biarin Tifa memiliki semuanya, liat aja gue akan merebut kembali semua hal yang seharusnya jadi milik gue dan sekarang di miliki oleh Tifa"

****

Di pagi hari ini mereka terlihat sibuk dengan urusan mereka masing-masing, karena hari ini mereka sudah mulai kembali ke kegiatan masing-masing. Mereka sarapan bersama begitu juga dengan Bram dan juga Santi.

"Sayang kamu nanti berangkat sekolah sama Sandi kan?"tanya Santi di sela-sela makannya.

"Tidak Mi.." jawab Tifa santai, semua orang menatap Tifa.

...----------------+TBC+----------------...

1
Anonymous
keren, alurnya gak nge-bosanin./Facepalm/
Anonymous
hai kak, ini karya pertama yg aku baca dan menurut aku ini keren sih... cepetan up-nya jangan bikin aku lama menunggu...
🌸ALNA SELVIATA🌸: Baca Novel "Suami di Alam Mimpi"
di jamin mata batin kamu akan terbuka, dan melihat keindahan alam dunia berbeda..
total 1 replies
Nurmai Yani
semangat ya thor dan kalau bisa jangan lama-lama up-nya....
🌸ALNA SELVIATA🌸: Baca Novel "Suami di Alam Mimpi"
di jamin mata batin kamu akan terbuka, dan melihat keindahan alam dunia berbeda..
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!