NovelToon NovelToon
Pada Akhirnya Aku Menyerah

Pada Akhirnya Aku Menyerah

Status: tamat
Genre:Tamat / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Menikah dengan Musuhku
Popularitas:641.7k
Nilai: 4.6
Nama Author: swetti

Arvania tidak menyangka jika pernikahan yang ia impikan selama ini menjadi pernikahan yang penuh dengan air mata.

Siksaan demi siksaan ia terima dari suaminya. Namun bodohnya Vania yang selalu bertahan dengan pernikahan ini.

Hingga suatu hari Vania tidak mampu lagi untuk bertahan, ia memilih untuk pergi meninggalkan Gavin.

Lalu bagaimana dengan Gavin yang telah menyadari perasaan cintanya untuk Vania setelah kepergiannya?

Akankah Gavin menemukan Vania dan hidup bahagia?

Ataukah Gavin akan berakhir dengan penyesalannya?

Ikuti kisahnya di

Pada Akhirnya Aku Menyerah

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon swetti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Cinta Terpendam #Leon#

Pagi ini Vania merasa lebih baik, namun kakinya masih sakit untuk di gerakkan. Ia masih setia duduk di atas ranjangnya.

" Mas aku mau mandi." Ucap Vania menatap Gavin yang sedang duduk di sofa. Gavin sedang sibuk dengan mengerjakan pekerjaannya.

" Iya sayang, aku siapkan airnya dulu!" Sahut Gavin masuk ke kamar mandi.

Tak lama ia pun keluar menghampiri Vania.

" Ayo!"

Gavin menggendong Vania ala bridal style menuju kamar mandi. Ia menurunkan Vania di atas closet. Dengan telaten Gavin menggosok tubuh Vania.

" Maaf Mas aku jadi merepotkanmu." Ucap Vania.

" Jangan bicara seperti itu sayang! Sudah kewajibanku untuk merawatmu saat kau sakit, kamu juga merawatku saat aku sakit. Aku merasa bahagia sayang bisa melakukan sesuatu untukmu." Sahut Gavin.

" Terima kasih Mas." Ucap Vania.

" Sama sama sayang." Sahut Gavin mencium pipi Vania.

Setelah selesai Gavin kembali menggendong Vania ke ranjangnya. Gavin memakaikan baju kepada Vania tanpa rasa ragu. Lagi lagi jika melihat luka bekas operasi Vania, hati Gavin kembali merasa bersalah.

" Udah selesai sayang, sekarang tinggal menyisir rambut." Ucap Gavin mengambil sisir.

Gavin menyisir rambut Vania yang panjang.

" Sekarang istriku sudah cantik." Ucap Gavin menatap Vania.

" Aku dari dulu memang cantik Mas, kamu aja yang nggak menyadarinya." Ujar Vania.

" Iya sayang maafkan Mas!" Ucap Gavin menangkup wajah Vania.

Gavin memajukan wajahnya membuat Vania memejamkan matanya.

Gavin mencium bibir Vania dengan lembut. Ia ******* bibir Vania mengekspos setiap inchinya. Suara decapan memenuhi ruangan mereka sampai...

Ceklek...

" Astaga!" Pekik Sandia membalikkan badannya.

Gavin menghembuskan nafasnya kasar.

" Apa kamu tidak membaca tulisan di depan? Tidak bisa di ganggu! Kenapa kamu main masuk begitu saja?" Tanya Gavin menatap Sandia.

" Lagian ada tulisan tidak bisa di ganggu tapi pintu tidak di kunci, salah siapa kalau begitu?" Sandia membalas tatapan Gavin.

" Ya seharusnya kamu tahu San, dokter sama suster aja nggak berani masuk." Sahut Gavin.

" Sudah lah Kak jangan berdebat! Aku kangen sama Kak Vania." Ucap Sandia duduk di kursi dekat ranjang.

" Aku juga kangen sama kamu." Sahut Vania.

" Gimana perkembangan kesehatan Kakak? Kapan Kakak akan pulang ke rumah? Kami sangat merindukanmu Kak." Ucap Sandia.

" Doakan yang terbaik untuk aku ya, aku juga sangat ingin pulang ke rumah, aku kangen sama Gava San." Ujar Vania.

" Tenang saja Kak! Gava aman terkendali bersama kami. Gava juga tidak rewel kok, dia anak yang baik yang tahu keadaan mamanya saat ini." Sahut Sandia.

" Syukurlah Sandia." Sahut Vania.

" Sandia temani Kakakmu dulu! Kakak ada urusan sebentar." Ucap Gavin.

" Iya Kak." Sahut Sandia.

Setelah kepergian Gavin, keduanya mengobrolkan tentang Gava. Sandia juga menunjukkan video Gava yang sedang menyusu atau tidur. Semua itu membuat Vania semakin merindukan Gava.

Siang hari Gavin kembali menghampiri mereka.

" Apa kalian sudah makan?" Tanya Gavin menatap keduanya.

" Aku sudah Mas, kalau Sandia belum." Sahut Vania.

" Kalau begitu kau cari makan dulu! Atau mau pulang sekalian? Kasihan mama kalau harus jagain Gava seharian." Ujar Gavin.

" Aku mau langsung pulang Kak." Sahut Sandia.

Setelah berpamitan Sandia membuka pintunya tiba tiba...

" Awh!!!" Pekik Sandia saat seseorang menabraknya.

Beruntung Leon langsung memeluk pinggang Sandia sehingga ia tidak jatuh ke lantai.

Sandia menatap Leon begitupun sebaliknya. Ada sesuatu yang berdesir di dalam hatinya.

" Ya Tuhan... Kak Leon tampan sekali... Entah mengapa hanya dengan menatapnya hatiku terasa nyaman. Jantungku terasa berdebat dengan kencang. Apa aku menyukai Kak Leon? Sadar Sandia.. Dia kakak sahabatmu sendiri, lagian di rumah ada Mas Rangga yang tidak kalah tampan dari Kak Leon, masih jomblo lagi tidak seperti Kak Leon yang suka gonta ganti pasangan... Ish mikir apa sih kamu Sandia." Gumam Sandia di dalam hatinya.

" Ya ampun Sandia... Kau selalu membuat jantungku berdebar, andai saja kau bukan adik dari bosku sendiri aku pasti sudah meminangmu sejak lama." Batin Leon.

" Ehm ehm."

Deheman Gavin membuat keduanya tersadar. Sandia membenarkan posisinya.

" Maaf Kak!" Ucap Sandia menundukkan kepalanya. Ia tidak berani menatap mata Leon takut tidak bisa menetralisir detak jantungnya.

" Tidak pa pa, kamu mau kemana?" Tanya Leon menatap Sandia.

" Aku mau cari makan sekalian pulang Kak." Jawab Sandia.

" Kebetulan aku juga belum makan, gimana kalau kita makan siang bersama?" Tawar Leon.

" Tentu saja Sandia mau, bukan begitu Sandia?" Sahut Gavin menatap Sandia.

" I.. Iya Kak." Entah kenapa Sandia menjadi gugup.

" Baiklah kalau begitu tunggu sebentar, aku akan menyerahkan dokumen ini dulu." Ucap Leon menunjukkan sebuah dokumen di tangan kirinya.

" Ini dokumen yang lo minta, gue mau jalan dulu sama adik lo jadi jangan ganggu gue!" Ucap Leon memberikan dokumen itu pada Gavin.

" Jangan sampai lecet! Dan pulangkan ke rumah dengan selamat, jangan di lepas di jalan begitu saja." Ujar Gavin.

" Beres." Sahut Leon.

" Apaan sih Kak! Emangnya aku kucing apa di lepas di jalan. Lagian aku bawa mobil Kak." Ucap Sandia.

" Aku akan mengikuti mobilmu sampai rumah. Sekarang ayo kita cari makan dulu!" Sahut Leon.

" Iya Kak." Sahut Sandia.

Keduanya berjalan berdampingan meninggalkan ruangan Vania.

" Mau makan dimana?" Tanya Leon.

" Terserah Kak Leon aja." Sahut Sandia.

Entah mengapa jantungnya menjadi deg deg an saat berada dekat dengan Leon seperti saat ini.

" Gimana kalau di resto xx, searah juga sama jalan pulang." Ujar Leon.

" Boleh." Sahut Sandia.

Leon mengikuti mobil Sandia dari belakang menuju resto xx. Sesampainya di sana keduanya duduk berhadapan.

Setelah memesan makanan mereka makan sambil sesekali di selingi obrolan.

" Oh ya Kak, gimana kabarnya Ruhi?" Tanya Sandia.

" Dia baik baik saja, saat ini dia sedang mendaftar menjadi pengajar di SMA xx." Sahut Leon.

" Semoga lancar dan sukses untuk Ruhi ya Kak, dari dulu dia memang ingin menjadi seorang guru di sekolah itu. Kami jadi berpisah deh tidak bisa bersama lagi." Ujar Sandia.

" Gampang kalau kamu ingin selalu bersamanya setiap hari." Ucap Leon menatap Sandia.

" Bagaimana caranya Kak?" Tanya Sandia menyuapkan makanan ke mulutnya.

" Menikahlah denganku!"

Uhuk uhuk uhuk.....

Sandia tersedak makanannya sendiri, Leon segera menyodorkan segelas air putih kepada Sandia. Sandia segera meminumnya hingga tandas.

" Hah.. Ya Tuhan... " Sandia menghembuskan nafasnya kasar.

" Maaf kalau ucapanku membuatmu tidak nyaman, aku hanya bercanda saja kok." Ucap Leon membuat Sandia sedikit kecewa.

" Kenapa hanya bercanda Kak? Kenapa tidak mengajakku menikah beneran?" Pancing Sandia menatap intens ke arah Leon.

" Kamu itu adik dari bosku, kamu juga sahabat dari adikku dan aku juga menganggapmu sebagai adikku sendiri, jadi aku tidak pernah bisa menikahimu." Sahut Leon.

" Padahal jika kau mengajakku menikah beneran, aku mau lho Kak." Ucap Sandia.

Leon melongo membulatkan matanya. Sandia tertawa melihat itu.

" Ha ha ha... Wajahmu lucu sekali Kak. Aku juga bercanda kali Kak." Sandia tertawa sambil menutupi mulutnya.

" Kau membuatku terkejut saja San." Ucap Leon.

"Kau juga membuatku terkejut dengan menjawab pernyataanmu sendiri. Andai saja kau memberikan aku kesempatan untuk menjawabnya pasti aku sudah menerima lamaranmu Kak. Mungkin kita tidak berjodoh karena kau tidak menganggapku sebagai wanita, kau hanya menganggapku sebagai adikmu sendiri." Gumam Sandia dalam hati.

" Aku akan sangat bahagia kalau ucapanmu bukan candaan San. Sayangnya itu tidak akan terjadi, kita berbeda... Kau orang berkuasa sedangkan aku hanya orang biasa." Ujar Leon dalam hati.

Mana nih suaranya?

Di tinggal ngilang sama author ya?

Maaf jika update author tidak seperti sebelumnya, author lagi nggak enak badan.

Jangan lupa untuk selalu tekan like koment vote dan kasih mawar 🌹yang banyak untuk mendukung karya author.

Terima kasih untuk kalian semua yang sudah berkenan memberikan support kepada author semoga sehat selalu...

Miss U All...

TBC....

1
Nyam Nyam channel
Okeh siap Thor
maaf aku skip aja soalnya menurutku balasan Vania ke gavin gak sebanding sama siksaan Gavin ke Vania soalnya Vania sudah sakit fisik dan mental kalau orang normal paling sudah gila berhubung ini novel ya maha ciptaan author
tapi q coba mau mampir cerita author yang lain
Semoga sukses trus buat author jangan liat yang comen yang buruk buruk" tetep semangat bikin cerita buat para penggemar authornya semangattt /Pray//Pray//Pray/
Alvia Inayati
jgn ksih tau dulu Thor biar lahiran anaknya udah gede
yusuf b
Lumayan
Angelica James
Baby kak.. bukan Babby
Jue
Aku heran dengan wanita seperti Vania yang mudah luluh memberi maaf dengan hanya bermodal kan air liur , Ada banyak benda kita boleh bertolak-ansur dengan kemiskinan tapi harus rajin usaha tapi tidak dengan suami curang , kaki pukul , Kedekut , Zalim pada isteri , Bukan semua manusia itu mudah bertolak ansur kerana rasa sakit itu tidak mudah , Kalau ada yang mahu kembali jatuh ke lubang yang sama ke dua kali itu namanya bodoh bukan lagi cinta .
VANESHA ANDRIANI: makasih suportnya
total 1 replies
Asmarni Marni
knpa sih pelakor bertebaran dimna mna
VANESHA ANDRIANI: kalau g ada pelakor g asyik hhh makasih suportnya
total 1 replies
Nurliana Uteh
Kecewa
Nurliana Uteh
Buruk
Widya Asyanti
bodoh
Widya Asyanti
siksa dulu agak lama
VANESHA ANDRIANI: hh oke oke
total 1 replies
Widya Asyanti
bagus
VANESHA ANDRIANI: Terima kasih
total 1 replies
Widya Asyanti
bodoh gavin
VANESHA ANDRIANI: iya.. makasih suportnya
total 1 replies
Widya Asyanti
bodoh
VANESHA ANDRIANI: jitak aja kepalanya kak.. makasih suportnya
total 1 replies
Hestika
Geral bukan Gerak
VANESHA ANDRIANI: typo ya kak.. makasih suportnya
total 1 replies
Mesra Turnip
bwahhahh, itu pembalasan untukmu gavven ! semoga outhornya makin semangat oke !!
VANESHA ANDRIANI: siaapp makasih suportnya
total 1 replies
Ony Syahroni
Biasa
VANESHA ANDRIANI: Terima kasih dah kasih bintang 3
total 1 replies
Ony Syahroni
thank y thor aku akan baca cerita lainnya, sehat sll dan semangat.
VANESHA ANDRIANI: Terima kasih
total 1 replies
meilanyokey
gampang banget luluhny.... seharusnya kasih pelajaran dulu
meilanyokey: /Good/
VANESHA ANDRIANI: Terima kasih suportnya
total 2 replies
Ony Syahroni
semuanya thor
VANESHA ANDRIANI: Terima kasih suportnya
total 1 replies
Kak Jum
menyerahkah sakit lahir n batin buat apa mau tggu
VANESHA ANDRIANI: iya ya.. itulah cinta terkadang membuat kita lemah... Terima kasih
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!