Rahmeta putri Gadis yang selalu tampak ceria, dibalik keceriaannya tersimpan ketangguhan dan kepedihan secara bersamaan.
menyukai seorang pria yang pernah menjadi dosennya , ditolak sekian kalinya hingga memutuskan menyerah kemudian takdir membawanya kembali kepada cinta yang bertepuk sebelah tangan itu.
"Aku sudah berusaha lupa, tapi kenapa takdir semakin menjeratku dalam pelukannya?"
Ahmad Faruq syahreza, hidupnya menjadi aneh dan kacau ketika gadis itu mulai menganggu ketenangan harinya, tapi siapa sangka kehadiran gadis itu ternyata membawa warna bagi kaku nya hidup Reza.
" menjauhlah dariku,aku ini dosenmu."
" oke pak, saya akan selalu berada didekat bapak."
Apakah Meta tetap mencintai pria itu meski ia telah ditolak kesekian kalinya? bagaimana meta menjalani kemelut hidupnya?
Bagaimana cara Reza menghadapi gadis dengan mood labil itu? Bagaimana pula pria patah hati itu mengenali isi hatinya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kanza-azzahra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 9. Memilih melupakan
Meta terlihat tergesa-gesa berjalan menuju kampus, 10 menit lagi mata kuliah hari ini akan di mulai. Di pertengahan jalan mata nya menangkap sesosok Axel yang berdiri di depan pagar rumah sang majikan sembari menjilati tulang yang berada di nampan khusus untuknya. Ia mengeram kesal
" ya ampun, ada si Axel lagi." lirihnya takut, perlahan ia memberanikan diri melewati anjing galak milik tetangga kosnya tersebut.
"tenang ya xel, aku baik kok orangnya." ucap nya dengan nada ketakutan.
melihat ada yang lewat di depannya anjing galak yang bernama Axel itu menguguk dengan garangnya. mata Axel memerah dan bersiap mengejar Meta, ketika Axel mulai bersiap mengejar Meta, sebuah rantai panjang ternyata terikat di kaki hewan ganas tersebut
ketika tahu Axel tidak akan bisa mengejarnya karena terikat rantai di kakinya, yang terhubung dengan pagar langsung. Meta mengambil sebuah batu kecil dan melempar tepat di kepala Axel, alhasil Axel semakin menyalak dengan keras, suara gugukan Axel terdengar begitu bising. Puas melempari Axel dengan kesal, Meta berlari kencang meninggalkan Axel sebelum sang pemilik datang dan memarahi nya untuk yang kesekian kali, jika sang pemilik tau maka mereka mungkin akan benar-benar melepas Axel, dan tamat lah riwayatnya nanti.
"hosh..hosh." Nafas meta tersengal-sengal. sesampai di pintu kelasnya ia mengucap syukur ketika tau dosen belum masuk.
" kamu kenapa ta?" tanya tika yang muncul dari belakang Meta.
" kenapa kau ting?" tanya Niko yang ikut muncul dan seperti biasa panggilan meting akan selalu lekat meskipun sekarang jarang ada yang memanggil nya meting, Meta yang sekarang lebih banyak diam.
" habis balas dendam sama Axel aku." ucapnya sembari mengatur nafas
" kebiasaan kamu ta, kalau di kejar beneran gimana?." ujar Tika
" iya kau ni." sambung Niko
" eh karet ban, jangan nyambung-nyambung aja kau ya." Meta terlihat kesal.
"bener tu Niko, sana pergi! masa gabung sama cewek-cewek." timpal Tika
" da ah ayo masuk." ajak Meta
"katanya pak Ramli gak datang guys, jadi hari ini kita di kasih tugas dan dikumpulkan Minggu depan." ujar wana yang masuk ke dalam kelas
" yang benar kau wan? " tanya Niko
" benar lah masa gue bohong." ucap wana
" ya elahhh yang kemaren aja masih numpuk udah tugas baru lagi, gue ceburin juga tu dosen ke kali belakang kampus." Syam teman sekelas Meta terlihat menjambak rambut kesal.
********
Meta terlihat berjalan sendirian di lorong kampus, ia memutuskan untuk mampir di perpus kampus sembari mencari referensi untuk mata kuliahnya.
" aku harus menghindari pak Reza." Ia mempercepat langkahnya ketika akan melewati ruangan Reza menuju perpus. Namun apa yang di hindari nya ternyata tak sejalan dengan keadaan. Sosok yang tak ingin ia temui tanpa sengaja keluar dari ruangannya.
" misi pak." ucap Meta sopan sembari menahan resah di hati nya, gadis itu berusaha menahan gejolak yang terus melantunkan irama cinta yang membara.
'kenapa dengan si aneh itu, ia habis makan apa bisa bertambah aneh.' pikir Reza
' aku harus menjauhi mu pak.' Meta terus berjalan menyusuri lorong.
' aku semakin yakin dia benar-benar gila.' Reza terus berargumen dengan pikirannya dan melanjutkan langkahnya untuk makan siang di rumah. Tadi rencana nya ia akan mengajak Bella bersama nya tapi gadis itu terlihat semakin sibuk saja. Bahkan waktu untuk diri nya sendiri ia seolah sulit mengatur nya, begitu lah Bella.
Reza dan Meta semakin jauh meninggalkan langkah masing-masing.
Sesampai di perpus Meta mencari buku yang ingin ia jadikan referensi.
" hai, boleh kenalan?" Seorang pria datang menghampiri Meta, mendengar ada yang memanggil nya. Meta menoleh ke asal suara.
" maaf, jangan ganggu saya." ucap Meta dingin
" nama ku rayyan, kamu siapa?" pria tampan itu terus berusaha mendekati Meta.
" jangan ganggu saya." ulang Meta
" ayolah kenalan sebentar saja, mana tau kita bisa jadi teman." Rayyan terus berusaha mendekati Meta.
" ok, stop jangan mengikuti saya lagi. Nama saya Rahmeta Putri panggil saja Meta."
" ok Meta, mari kita berteman."
" kamu mahasiswa baru?" tanya meta ketika melihat pria yang di samping nya kini, terlihat baik.
" bukan, saya hanya kebetulan mampir di sini untuk menemui kakak saya, dan ternyata ia sudah pulang."
" kakak?"
" ya dia bekerja di sini, karena ia sudah pulang dulu jadi saya memutuskan mampir dulu untuk mengambil buku di perpus."
" oh ya sudah tuan, saya permisi dulu." ucap Meta berlalu
" hei jangan panggil Tuan, panggil rayyan saja atau mas boleh juga." sahut pria itu sembari tersenyum.
perpus terlihat sunyi hari ini, hanya ada Meta dan Rayyan di dalamnya.
" Meta, tinggalkan nomor mu nanti kita bisa saling menghubungi." ucap Rayyan
" maaf tuan, saya tak bisa memberikan nomor saya ke sembarang orang." Meta berlalu setelah mendapatkan buku dan beranjak keluar tanpa menghiraukan Rayyan
" aku akan mendapatkan mu nona." teriak Rayyan ketika mereka telah keluar dari perpus. Meta hanya diam dan terus berjalan.
" uhmm, aku penasaran sama dia, dari cerita nadhifa dia lah murid yang berani membuat kesal si es beku." Rayyan tersenyum sinis
Meta berusaha menyibukkan diri dengan berbagai kegiatan, mungkin sampai kapan pun ia tak akan pernah lagi mendekati Reza, pria itu telah mengacau balau kan dunia nya.
Ia bertekad ketika pendidikannya usai ia akan kembali ke kampung dan akan mencari kerja, dan tak akan menganggu kehidupan Reza lagi seperti yang pria itu inginkan.
Di sisi lain Reza terus terpikir dengan sikap aneh Meta pada nya di kampus tadi, mengapa ia seolah kehilangan sosok gadis itu, gadis cerewet yang suka membuat amarahnya naik ke ubun-ubun. Gadis yang suka merayu dan mengejek nya. bukankah baru kemaren gadis itu merayu nya habis-habisan dan janji?
Reza teringat sebuah janji.
" apa dia benar-benar menepati janji kemaren? syukurlah, aku benar-benar kesal pada nya." tukas Reza
terkadang ketika kita memilih untuk jatuh cinta pada seseorang yang mungkin tak akan pernah mengharapkan cinta kita maka saat itu juga kita harus siap dengan berbagai resiko bahwa sang pujaan tak akan pernah menatap kita dan pada akhirnya kita akan terluka dan kecewa, begitulah cinta. Dan Meta harus menanggung itu semua atas rasa yang datang tanpa permisi ke dalam hati nya.
" Pak, maaf aku ganggu hidup bapak, selamat tenang semoga bapak bahagia bersama mbak Bella." lirih Meta sembari menghapus air mata yang mengalir dengan deras di pipi nya.
" air mata kurang ajar." Tukas Meta
Meta dan Reza seperti dua sisi yang saling membelakangi, bak bulan dan kegelapan malam. Tanpa mereka sadari malam selalu membutuhkan bulan untuk membuat indah suasana nya.
******
**Akhirnya up juga, setelah kemaren sakit dan harus istirahat dulu...
terus dukung cerita saya dengan tinggalkan vote, like and don't forget comment karena saran kalian sangat saya nantikan.
terima kasih telah meluangkan waktu
tinggalkan tip ya😉**