NovelToon NovelToon
Petualangan Mistis

Petualangan Mistis

Status: tamat
Genre:Horor / Tamat / Mata Batin / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan / Hantu
Popularitas:1.8M
Nilai: 4.7
Nama Author: Awan Biru

El-Syakir namanya. kehidupannya biasa saja sama seperti manusia pada umumnya. hingga suatu hari ia mengalami kecelakaan dan akhirnya ia dapat melihat mereka yang tidak terlihat

mata batinnya terbuka dan bahkan banyak dari mereka yang meminta bantuan padanya. berbagai rangkaian kejadian ia alami.

ia bertemu dengan hantu anak remaja laki-laki yang akan mengikutinya kemanapun ia pergi.

"bantu aku mencari siapa pembunuhku dan aku akan membantumu untuk menolong mereka yang meminta bantuan"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Awan Biru, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 12

pukul 02.00 pagi, El terbangun karena merasa haus, tenggorokannya terasa kering. sudah menjadi kebiasaannya untuk menaruh gelas berisikan minuman di meja samping tempat tidurnya karena ia selalu kehausan saat larut malam.

masih dengan keadaan menguap dan mata tertutup, ia meraba-raba tangannya di meja samping tempat tidur mereka namun ia tidak menemukan apa-apa selain lampu tidur.

El mengucek matanya dan perlahan membukanya.

"oh iya, lupa gue kalau ini bukan di rumah" gumamnya

ia melihat kesampingnya, kedua sahabatnya masih tertidur pulas dengan suara ngorok yang keluar dari mulut Vino.

"kebiasaan memang kalau tidur suka ngorok" El mencebik melihat Vino

"haus banget gue"

El turun dari tempat tidur menyalakan lampu karena mereka terbiasa tidur dengan mematikan lampu. kemudian ia berjalan ke luar kamar. rumah megah nan besar itu terasa horor saat larut malam, membuat El waspada takut dirinya akan melihat yang aneh-aneh lagi.

"ini rumah apa kuburan sih, nggak ada orang sepi banget"

El berjalan ke arah dapur, dirinya sudah tau dimana tempat dapur karena Zidan mengajak mereka makan malam yang tidak jauh tempatnya dari arah dapur.

mungkin kalau belum ditunjukkan dirinya akan tersesat, sama saat dia berada pertama kali di rumah Vino, untuk ke kamar mandi saja dirinya tersesat dan malah pergi ke taman belakang.

lumayan jauh juga untuk menuju dapur. setibanya El langsung menuang air minum ke dalam gelas dan meneguknya.

setelah tenggorokannya telah terkena air, ia berniat kembali namun ekor matanya melihat sekelabat bayangan melintas di sampingnya. El menoleh cepat namun tidak ada siapapun di sana.

karena tidak melihat apapun, ia kembali ke kamar, namun sekelabat bayangan itu melintas lagi dan kali ini ia melihatnya.

"siapa itu...? Leo, Vino, apakah itu kalian...?" teriak El dan tidak ada sahutan

"paman Zidan, apakah itu paman...?" lagi, tidak ada jawaban

ia melangkahkan kakinya dengan pelan untuk memeriksa namun saat tiba tidak ada siapapun disana.

seketika perasaan El mulai tidak nyaman. ia teringat dengan kejadian yang menimpanya waktu di rumah sakit.

tubuhnya terasa dingin, bahkan ia mulai gugup ketakutan.

sayup-sayup ia mendengar suara langkah kaki yang berjalan ke arahnya.

El menelan ludahnya dengan susah, jantungnya berdetak mulai tidak beraturan.

langkah kaki itu semakin dekat dengannya dan berhenti tepat dibelakangnya.

hap....satu tangan memegang bahu kirinya, dingin seperti es yang El rasakan.

El mulai tegang, keringat dingin mengucur di dahinya. matanya tertuju di bawah dan sedikit melirik ke belakang dan ekor matanya melihat sepasang kaki yang pucat tanpa menyentuh lantai.

"kyaaaaa setaaaaan"

El mengambil langkah seribu. ia berlari dengan kecepatan tinggi bahkan langsung menabrak pintu kamar yang mereka tempati.

segera ia masuk kedalam dan menutup pintu dengan keras.

braaakkk

"hah...hah... selamat... selamat" El mengusap dadanya

ia langsung melompat ke tengah-tengah kedua sahabatnya yang masih terlelap dan meringsut di dalam selimut.

pagi harinya setelah sholat subuh, mereka bersiap-siap untuk pulang. namun tentu saja harus berpamitan dahulu kepada tuan rumah. tidak mungkin mereka pergi begitu saja.

saat mereka sedang menunggu Zidan untuk turun, El melupakan sesuatu di dalam kamar. ia lupa mengambil handphonenya yang ia simpan di atas meja.

"gue ke kamar bentar" ucap El

"mau ngapain...?" tanya Leo

"handphone gue ketinggalan" jawab El

segera ia kembali ke kamar untuk mengambil handphonenya karena itu adalah sebuah barang yang sangat penting baginya, bukan hanya dirinya namun bagi semua orang tentunya.

"dimana ya, perasaan tadi malam ada di sini" El kelimpungan mencari handphonenya

"dimana sih itu barang"

El menggaruk kepalanya karena pusing handphonenya tidak ia temukan. namun saat berbalik ke arah meja ia melihat handphone itu tersimpan cantik di atasnya.

"lah itu dia, perasaan tadi gue udah cari sampai ke lacinya tapi nggak ketemu"

El mengambil handphonenya, ia mengusap tengkuknya karena merinding.

"sayang banget rumah sebesar ini tapi angker"

El segera keluar dari kamar itu namun kakinya menginjak sesuatu dibawah sana.

"apaan nih"

El mengambil sesuatu yang ada dibawah kakinya, dan ternyata itu adalah sebuah kalung.

"Dirgantara"

wussshh.... saat ia membaca nama yang terdapat di kalung itu, seketika angin berhembus kencang di dalam kamar. padahal jendelanya tertutup rapat, bukankah aneh tiba-tiba saja angin berhembus di dalam.

karena merasa takut, El segera keluar dari kamar masih dengan memegang kalung yang ditemukannya.

"ngapain aja sih elu di dalam sana, lama banget" tanya Vino

"handphone gue gak ketemu" jawab El

"terus...?" ucap Leo

"tapi sekarang udah ketemu. paman Zidan belum turun juga ya" ucap El

"tuh orangnya" Vino menunjuk Zidan dengan matanya yang sedang menuruni anak tangga

Zidan menghampiri mereka bertiga.

"kalian sudah akan pulang...?" tanya Zidan

"iya paman, kami harus ke sekolah" jawab El

"kalau begitu kita sarapan dulu baru kalian pergi" ucap Zidan

"terimakasih paman, tapi tidak usah. kami harus segera pergi karena buru-buru nanti kami telat" ucap Leo

"baiklah, hati-hati di jalan. kalau ada waktu, kapan-kapan kalian main ke sini" ucap Zidan

"baik paman. kami pergi dulu"

mereka mencium tangan Zidan dengan sopan. Zidan merasa tersentuh, zaman sekarang masih ada anak-anak remaja yang hormat kepada yang lebih tua. biasanya anak zaman sekarang moralnya sudah sangat kurang.

Zidan teringat dengan Dirga yang juga selalu melakukan hal sama saat akan pergi keluar.

"assalamualaikum" ucap mereka bertiga

"wa alaikumsalam" jawab Zidan

Zidan menatap punggung ketiga anak itu sampai mereka tidak terlihat lagi.

(dimana kamu sekarang, paman harap kamu baik-baik saja) batin Zidan

sudah pukul 7 pagi lewat, El, Vino dan Leo baru saja tiba dari sekolah. tentu saja mereka sudah telat.

sebagai hukumannya, mereka disuruh untuk membersihkan toilet dan mau tidak mau mereka harus melakukannya.

"sial banget sih kita hari ini" ucap Vino

"elu sih El, cari handphone lama banget. gue pikir elu udah tidur lagi di kamar" lanjut Vino

"ya maaf, lagian paman Zidan juga belum turun. nggak mungkin kan kita main pergi gitu aja. nggak tau diuntung banget kita" jawab El

mereka menutup pintu toilet agar tidak ada yang masuk saat mereka sementara membersihkan.

tok...tok...

"ke toilet satunya, disini ada pembersihan" teriak Leo saat pintu toilet di ketuk

"El, elu di dalam...?" teriak seseorang

"lah, Mak lampir tuh. ngapain sih dia" ucap Vino

"nyariin elu tuh, buka sana. nanti ngamuk lagi" ucap leo kepada El

dengan malas El membuka pintu, starla sudah berdiri didepannya.

"ke toilet satunya, Disini lagi dibersihkan" ucap El

"elu kok bisa telat, nggak biasanya" tanya starla

"elu kemari cuman mau nanya itu...?" El bertanya balik

"gue mau ngasih kamu ini" starla memberikan kotak makanan

"apaan nih...?" El belum mengambilnya

"ini kue buatan gue. elu coba ya, rasanya enak kok"

"La, harusnya elu nggak perlu buat ngasih gue segala macam termasuk kue ini" ucap El

"kenapa, elu nggak suka kuenya ya. ini nggak pakai kacang kok, gue tau elu alergi kacang" jawab starla

"kalau elu nggak mau, buat gue aja" Vino mengambil kotak itu

"itu buat El tau" kesal starla

"tapi dianya nggak mau, daripada mubazir mending buat gue aja" ucap Vino

"El kan belum jawab iya atau nggak... lagipula El mau kok, iya kan El...?" starla menatap El penuh harap

El-Syakir menghela nafas panjang, ingin menolak tapi tidak enak hati karena starla sudah susah payah membuatkan untuknya.

"iya, gue terima. terimakasih" jawab El

"tuh kan El mau terima, sini balikin berikan sama El" starla tersenyum senang, ia mengambil kembali kotak kue itu dan memberikannya kepada El

"terus buat gue...?" tanya Vino

"bikin sendiri" jawab ketus starla

"ck, dasar pelit" gerutu Vino

"oi....kalian malah asik ngobrol, bantuin gue napa" teriak Leo dari dalam

"ya udah gue pergi dulu ya. jangan lupa kuenya dimakan. bye bye" starla meninggalkan mereka

El dan Vino kembali ke dalam dan mengunci pintu. mereka kembali membersihkan toilet.

"haaaah....capek banget gue. aaa...aaa...aaa, pinggang gue rasanya mau patah" Vino merenggangkan pinggangnya

kraaaak....

"aaaaggghhhh sakit banget" Vino berteriak saat pinggangnya berbunyi

"haus nih, ke kantin yuk" ajak El

"ayo, gue juga haus banget" ucap Leo

karena tugas mereka sudah selesai, mereka segera mencuci tangan dan keluar dari tempat itu. saat Vino membuka pintu, ia terkejut karena starla sudah berdiri di depan mereka

"astaga nagaaaaa, kaget gue. elu ngapain coba berdiri di situ" Vino mengelus dadanya

"gue membawakan ini untuk kalian, kalian pasti haus kan...?" starla memperlihatkan minuman yang ada di kresek belanjaan

"woaaah pas banget gue lagi haus. tumben elu baik" Vino segera mengambil satu minuman dari tangan starla

"gue emang baik, elu aja yang buta nggak melihat sisi kebaikan gue" starla memberikan minuman kepada El dan Leo

"thanks La" ucap Leo

"terimakasih" ucap El

"kuenya nggak mau dimakan sekalian...?" starla menatap El

"humm cocok tuh. ayok makan, gue udah lapar" ucap Vino

"cari tempat lain lah, masa iya makan di sini" ucap El

"kalau gitu ayo ikut gue"

dengan cepat starla mengapit lengan El dan mereka pergi diikuti Leo dan Vino.

"nah disini sejuk kan...?" tanya starla

mereka berada dibawah pohon rindang yang lebat, tentu saja sejuk karena angin berhembus dengan lembutnya menerpa wajah mereka.

starla duduk di samping El. sudah biasa baginya Mengenai sikap starla kepadanya, dan dirinya sudah tidak ambil pusing. karena semakin ia menjauh starla semakin mendekatinya.

"bisa kuenya dimakan sekarang...?" tanya Vino

"makanlah, nih gue juga beli makanan untuk kalian" starla memberikan mereka nasi bungkus

"kenapa, elu nggak mau...?" tanya starla saat Vino hanya menatapnya saja

Vino menatap starla dengan tatapan menyelidik dari ujung kaki sampai ujung kepala. starla langsung memeluk tubuhnya sendiri menyembunyikan dadanya

"tatapanmu ngeri banget" ucap starla

"ck....gue mencium aroma mencurigakan" ucap Vino menatap tajam starla

"elu mencurigai gue begitu...?" ucap starla

"tentu saja, elu tiba-tiba saja baik kepada kami. maksud gue kepada gue dan juga Leo. kalau El ya elu memang selalu baik padanya. bukankah itu ada udang di balik bakwan" Vino menyipitkan matanya

"ya ya ya, gue setuju sama Vino. pasti ada udang di balik bakwan" timpal Leo

"ck, kalian pikir gue sepicik itu. gue nggak ada niat apapun, cuman pengen lebih dekat aja sama kalian semua terlebih lagi sama El" starla bersandar di bahu El

"hah, terserah elu dah. gue mau makan, lapar gue"

Vino membuka nasi bungkus dan langsung melahapnya, sepertinya dia memang kelaparan karena tenaganya habis terkuras membersihkan toilet.

Leo dan El pun mulai makan, bukan hanya mereka tapi starla juga ikut makan bersama mereka.

saat sedang makan, seseorang memanggil Vino.

"Vino"

mereka semua menoleh dan itu adalah Nisda. ia menghampiri mereka dan berdiri di samping Vino.

"gue mencarimu kemanapun dan ternyata kamu di sini" ucap Nisda

"ah iya, ada apa...?" tanya Vino. ia berhenti mengunyah makanannya

"mereka pacaran...?" bisik starla di telinga El

"entahlah" jawab El pelan

"bisa kita bicara berdua saja...?" tanya Nisda

"tentu"

Vino dan Nisda pergi menjauh dari El, Leo dan starla. sementara ketiganya melanjutkan makan mereka.

sepulang sekolah El sangat mengantuk, ia menyapa Alana sebentar di kamarnya kemudian masuk ke dalam kamarnya dan langsung menjatuhkan dirinya di atas kasur.

El terlelap dalam tidurnya tanpa mengganti seragam sekolahnya. dalam keadaan setengah sadar, ia melihat seseorang sedang berdiri di sampingnya dan menatap ke arahnya

1
Mey Ana
Luar biasa
Nggenk Topan
next
Anonymous
alur berantakan...
Nggenk Topan
melati kan adik kelas sm dgn alana, skrg kok sekelas dgn Leo dkk...?
Rifandi Ahmad
Luar biasa
Nggenk Topan
cerita yg bagus... lanjut thorrrr
Nggenk Topan
Luar biasa
Suliani Ani
Kecewa
Rudi Fahrudin
Luar biasa
Bunda Silvia
astaga jangan2 anak vania buat tumbal ratu sri dewi secara baharudin kan pasanganya
Bunda Silvia
aduh jangan sampai buat wadah baru jin ratu sri dewi
Bunda Silvia
bocah2 smbrono
Doni Gunawan
cerita yg bagus ada tawa cenda sedih dan horor juga sebuah persahabatan yg erat dan perjuangan yg hebat
Doni Gunawan
selamat ya adam yg konyol akhirnya kau dapatkn cinta mu
Doni Gunawan
lanjut
Doni Gunawan
lanjutkan
Doni Gunawan
selamat ya adam
Doni Gunawan
selanjutnya
Doni Gunawan
lanjut
Doni Gunawan
lanjut lagi
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!