Kedatangan seorang wanita sebagai manager baru grup Maverick membuat para member terkejut. Terlebih lagi tidak adanya alasan yang tepat untuk menerima manager baru saat ini. Lantas mengapa perusahaan harus merekrut orang di saat mereka sama sekali tidak memerlukan tenaga tambahan?
Namun karena petinggi perusahaan yang memberi keputusan semua hanya bisa diam dan menerima. Awalnya tidak ada yang salah, semua berjalan sesuai rencana, jadwal dan member semua dalam keadaan baik. Sampai bulan demi bulan terlewati dan masalah pun mulai bermunculan. Mulai dari peristiwa penggelapan dana, pergantian CEO hingga penculikan yang bahkan tidak pernah terlintas dalam pikiran.
Sebenarnya apa yang terjadi? Kenapa masalah datang silih berganti bersamaan dengan kehadiran sang manager baru? Apakah ada rahasia di balik ini semua atau memang semua ini adalah rencananya? Lantas bagaimana nasib para member setelah ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Achazia_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 21
Mendengar pertanyaan tajam Alexa, Lee Gyeong Min terdiam seakan pertanyaan Alexa berhasil menarik kembali bayangan kelam yang coba ia tinggalkan. Melihat reaksi itu, Alexa menarik senyumnya. “Saya tidak menyalahkan Anda Tuan Lee, judi memang seperti permen manis yang membuat candu hingga orang-orang lupa pengaruh buruk yang dibawanya dan kadang orang bisa menjadi begitu bodoh karena judi.”
Lee Gyeong Min menghela napas. “Saya akui saya bodoh, judi benar-benar membutakan saya. Dulu saya pikir semuanya akan baik-baik saja, lagi pula agensi saya sukses, banyak artis saya yang berhasil populer dan menarik banyak investor. Saya lupa badai bisa datang kapan saja. Pada tahun 2014 konflik internal terjadi hingga salah satu artis saya keluar dari agensi, kemudian pada tahun 2015 skandal buruk tentang salah satu girl grup yang dianggap tidak menghormati kejadian buruk tentang tenggelamnya salah satu kapal di Korea mencuat dan 2017 baru saja agensi saya bangkit kali ini Taewon malah terkena skandal,” Lee Gyeong Min kembali menghela napas, “saya tidak tau harus bagaimana, saya mabuk di klub milik Liu Huaen. Saya memakai narkoba, saya mencoba lari dari masalah saya, tapi kemudian Liu Huaen datang dan menawarkan bantuan.”
Alexa mengernyit, “Anda menerimanya begitu saja? Anda tidak khawatir?”
Mata tua Lee Gyeong Min memandang sayu wajah kesal Alexa, “saya ingin menolak, saya sering berjudi di sana, saya tau seberapa licik wanita itu apalagi menyangkut tentang uang, tapi saya tak punya pilihan. Rumah saya sudah saya gadaikan untuk membayar hutang judi padanya, mobil dan semua aset saya juga sudah saya jual, dan dia menawarkan sesuatu yang menarik….”
“Kesempatan untuk menembus pasar?” tebak Alexa.
“Benar, setelah banyak skandal yang diterima agensi, Maverick berhasil mendobrak penjualan hanya dalam waktu tiga bulan, bukan hanya ratusan keping album yang terjual, tapi mencapai ratusan ribu. Banyak investor masuk, saham MS Entertainment kembali naik, bukankah itu adalah hal yang menarik, Nona?”
Pertanyaan Lee Gyeong Min membuat satu sudut bibir Alexa tertarik, “kalau begitu Anda seharusnya tak perlu meminta bantuan organisasi kami untuk menyingkirkannya, toh Anda menikmatinya, benarkan?”
Lee Gyeong Min tersenyum kecut, “Benar saya memang menikmatinya, tapi itu dulu sekarang saya sudah sadar dan saya tidak tega melihat Taewon terus menderita.”
Lagi-lagi senyum meremehkan terbit di bibir Alexa, “Anda seharusnya memikirkannya lebih awal,” kemudian dia bangkit dan membuka pintu ruang rapat, “ayo temui Liu Huaen, kita kehabisan waktu.”
Melirik jam di pergelangan tangannya, Lee Gyeong Min pun setuju. Mereka berjalan ke ujung lorong, dimana ada pintu besi yang sejak Alexa pertama kali menginjakkan kaki di lantai dua puluh lima tetap tertutup. “Apakah ini ruangan khusus tempat Liu Huaen dan Lee Gyeong Min bertemu?” tebak Alexa dalam hati.
Dan tak perlu waktu lama tebakan itu segera terkonfirmasi karena di dalam ruangan itu bisa Alexa lihat, Liu Huaen , Jung Taehoon dan wajah yang tak asing di benak Alexa. Liu Minghao, kakak laki-laki Liu Huaen dan pemimpin utama dari Cobra ada di sana. Duduk dengan angkuh sambil menghisap sebatang rokok, tatapan laki-laki itu tajam seperti biasa.
“Aku tak menyangka lelaki itu mau mengurusi hal remeh seperti ini atau ada rahasia lain yang tersembunyi?”
Alexa kembali bertanya dalam hati. Cukup aneh karena setahunya Liu Minghao adalah orang ambisius, ia tidak mungkin mengurusi permainan kecil semacam ini atau selama ini ia salah mengidentifikasi karakter musuhnya?
“Tinggalkan kami sendiri!” perintah Liu Huaen pada Lee Gyeong Min, padahal pria setengah baya itu baru menginjakkan kaki di ruangan itu.
“Tunggu, kenapa‒” Perkataan Alexa terhenti, bukan karena bentakan Liu Huaen atau tatapan mematikan darinya, tapi karena besi dingin yang menempel di lehernya. Seseorang menodongkan pisau di lehernya, mencoba mengancamnya.
Liu Huaen menarik satu sudut bibirnya, tersenyum miring. “Jangan memasang wajah takut begitu, kau terlihat menjijikkan. Lagi pula Zhang tak akan membunuhmu, kecuali kau berubah menjadi serangga tidak berguna,” Tawa remeh Liu Huaen kemudian terdengar, “kau tidak akan menjadi serangga tidak berguna kan Alexa Lee?”
“Kau‒AKKH!” Lelaki yang dipanggil Zhang itu baru saja menggores lehernya dengan pisau, darah segera mengalir membasahi kemeja Alexa. Lukanya kali ini memang cukup besar, tapi hal yang lebih menyakitkan adalah lelaki itu tidak menggorok nadinya, terpaksa ia harus menerima rasa sakit itu dalam waktu lama sampai nyawanya menghilang itu pun jika Liu Huaen mengizinkannya.
Dengan sisa tenaga Alexa mencoba melawan, tapi tentu saja Zhang dengan mudah menahannya. Lalu tiba-tiba Liu Huaen mencengkeram dagunya, entah kapan wanita berdarah China itu beranjak dari posisinya dan berdiri di hadapan Alexa, wajahnya tampak menyeramkan dengan tatapan penuh ancaman. “Apa kau pikir kau punya kesempatan melawan? Apa kau masih belum sadar posisi mu Bitch atau aku harus‒”
“Sudahi main-main mu Huaen! Jika serangga ini tak mau menurut bunuh saja dia! Kenapa kau mau repot untuk mengurusnya? Bunuh dan ganti dia dengan orang kita.” Liu Minghao akhirnya ikut dalam percakapan setelah sekian lama lelaki itu hanya menyimak.
“Ide yang bagus, Zhang‒”
“Ja-jangan! Nona … ampuni saya.” Dengan suara lemah Alexa berucap, tubuhnya kini sudah bergetar, terlebih saat mendengar ancaman kematian dari Liu Minghao, sudah jelas jika ia melawan nyawanya akan hilang saat ini. “Sa-saya akan mematuhi perintah Anda.”
Liu Huaen memandang Alexa dengan ekspresi terkejut kemudian tawa remehnya lepas, “kau ingin mematuhiku? Kalau begitu coba siram lukamu dengan anggur ini.” Alexa mendelik kaget, tapi Liu Huaen malah semakin menarik senyumnya, “Taehoon bawakan sebotol anggur yang ada di meja!”
Jung Taehoon yang sejak tadi berada di belakang Liu Minghao kini sudah ada di samping Liu Huaen lengkap dengan sebotol anggur yang masih tersegel. Liu Huaen dengan senang hati mengulurkan anggur itu ke arah Alexa. “Sekarang tunjukkan kesetiaanmu!”
“Sial! Jalang gila sialan!”
mampir balike ke ceritaku juga "30 hari"
semoga semakin rame yaaa
Trimakasih kak sudah berkunjung 💜