Akira yang selalu tersenyum ceria tiba-tiba berperilaku aneh, namun keanehan Akira tertutupi dengan sikap Akira yang usil, dan selalu menjadi biang kerok kerusuhan.
Padahal keanehan Akira semua berawal dari tragedi dua tahun silam, impian dan harapannya hancur dan ia mengubur lukanya dalam-dalam seorang diri.
Akan kah Akira bisa bangkit kembali? ataukah akan terus sembunyi dibalik topeng senyum cerianya?
Bagaimana Akira akan menghadapi sebuah kenyatan yang membuat hatinya dilema? Karena apa pun pilihannya akan berkibat buruk.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon cutnyak_fenty, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tidak bisa dihubungi
Entah yang keberapa kali Ibu menatap pintu gerbang depan rumah, berharap sosok yang dinantikannya akan muncul. Namun setiap yang diharapkannya tidak muncul, Ibu akan mendesah kecewa.
"Coba hubungi lagi Pak, mana tau aktif" Perintah Ibu kepada Ayah sambil meremat kedua tangannya cemas.
"Ini lagi Ayah coba, tapi tidak terhubung Bu" jawab Ayah sambil menunjukkan layar HP nya.
"Gimana ini Pak, udah malam begini tidak ada kabar"
"Sabar.... jangan berfikir yang tidak-tidak". Ayah mencoba menenangkan Ibu yang mulai kalut, padahal hatinya sendiri juga kalut.
"Akira tidak pernah seperti ini Ayah, seperti apa pun Ibu marah Akira pasti pulang".
"Ayah harus cari kemana Bu? Ayah tidak tau dimana rumah teman-teman Akira".
"Akira pasti kecewa sama Ibu, sehingga Akira malas pulang". Ibu terduduk lemas dibangku rotan, diteras depan rumah.
"Bu.... Do'akan Akira baik-baik saja, jangan membebani dirimu sendiri".
"Ayah sendiri melihatnya bukan? Akira pergi dengan wajah yang tidak baik-baik saja". lirih Ibu penuh penyesalan.
Penyesalan yang begitu besar Ibu rasakan adalah ketika Ibu berfikir Akira baik-baik saja dengan kejanggalan-kejanggalan yang dilakukan Akira.
Pikirannya selalu berpusat pada Raisha hanya karena Raisha lemah, Ibu bahkan lupa kapan terakhir kali Akira bercerita tentang teman-temannya.
Sesak mendera dadanya lagi, anaknya yang selalu tersenyum ceria ternyata menyimpan tangis. Bahkan kini ketika Akira tidak pulang, Ibu baru sadar bahwa Ibu tidak mengenal teman Akira satu orang pun.
"Sudahlah Bu, Ayah yakin Akira tidak marah sama Ibu". Ayah menghampiri Ibu dan merangkulnya. Tidak tega hati Ayah melihat Ibu terus terusan menangis menyesali perbuatannya, seharian ini.
"Ayah pasti kecewa sama Ibu"
"Kecewa sudah pasti Bu, tapi Ayah tidak pernah membenci istri Ayah sendiri. Ibu bersikap begini pun karena terlalu fokus dengan Raisha setelah kecelakaan, dan lupa bahkan abai terhadap Akira hanya karena Akira tidak pernah menampakkan sisi lemahnya". Ayah mencium kening Ibu dengan sayang.
"Semua orang tua selalu mengharapkan yang terbaik untuk anak-anaknya, cuma caranya saja yang berbeda-beda. Tidak ada yang sempurna di dunia ini Bu, belum terlambat untuk memperbaikinya. Mari sama-sama kita belajar untuk menjadi orang tua yang lebih baik lagi". sambung Ayah tersenyum lembut menatap Ibu.
Dalam tangisnya, ibu mengangguk setuju. "Terima kasih Ayah telah menjadi suami yang hebat untuk Ibu, terimakasih juga Ayah selalu menjadi sandaran dan penyemangat untuk Ibu". ucap Ibu lirih yang sesekali masih terisak dengan tangisnya.
"Tentu saja Ayah akan selalu ada untuk Ibu, apa Ibu lupa jika Ibu adalaha istri Ayah"? Tanya Ayah bercanda.
Ibu sedikit tersenyum menanggapi candaan Ayah, yang mencoba menghibur Ibu dari kesedihannya. Tiba-tiba HP Ayah bergetar di selingi nada musik singkat, yang berarti sebuah pesan masuk.
Segera Ayah membaca pesan tersebut, yang ternyata dari Akira. Selesai membacanya, Ayah menunjukkan pesan tersebut kepada Ibu.
Ayah... maafkan Akira yang telat memberi kabar. Tadi Akira ketiduran di rumah teman Akira, karena sudah malam Akira tidak diperbolehkan pulang. Tadi HP Akira lawbate, tolong beritahukan Ibu ya Ayah.
"Tolong di hubungi Ayah, tanyakan dimana rumah temannya itu biar kita jemput Akira". Perintah Ibu sambil menyodorkan kembali HP Ayah.
Segera Ayah menghubungi no HP Akira karena melihat kecemasan diwajah istrinya. "Sudah tidak aktif Bu". ucap Ayah lesu sambil menunjulkan layar HPnya kearah Ibu.
"Kenapa tidak aktif lagi sich? bagaimana jika temannya itu laki-laki, apa kata orang Ayah!" Ibu mulai frustasi karena lagi-lagi Akira tidak bisa di hubungi.
"Ibu harus percaya pada Akira, Ayah yakin Akira pandai menjaga diri. Jangan ragukan Akira, dia sudah dewasa".
"Maafkan Ibu, Ibu hanya khawatir"
"Ayah mengerti, sekarang ayo kita istirahat ini sudah larut. Jangan sampai Ibu masuk angin dan sakit".
Ibu menyambut uluran tangan Ayah yang mengajaknya untuk masuk istirahat, walaupun hatinya masih diliputi oleh kecemasan.
🤗 maaf kan saya yang baru up, kegiatan saya di dunia nyata yang sok sibuk menguras seluruh energi kanuragan🤗
Salam sayang dan sehat selalu 😊😘🥰 jangan lupa tinggalkan jejak 👍👍
semoga semakin banyak yg bacaa..
Salam sayang dan sehat selalu 🤗
sampe2 d ketawain ma misua.. hhh
semangat othor krya yg bagus semoga ssllu sukses
makanya dia g mau sarapan..Akira menghindari laki2 itu...atau jangan2 Akira suka dgn laki2 itu yg statusnya pacar kakaknya🤔🤔