Hiks... hiks... hiks..."
"Ayah...! Bunda..!"
"Kenapa, kenapa ayah dan bunda begitu cepat pergi. Kenapa ayah dan bunda tidak mengajak Raya pergi juga, Raya sendirian sekarang hiks... hiks... hiks...!" Seorang gadis menangisi makam bunda dan ayahnya yang baru saja di makamkan siang tadi.
"Bunda... Raya di usir dari rumah kita, maafin raya bunda yang gak bisa mempertahankan rumah itu."
ingin tahu bagaimana kisah Raya selanjutnya???
Ayo lanjut baca
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon inda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Membantu
Waktu berlalu begitu cepat tidak terasa Soraya sudah berkuliah selama 6 bulan, semua berjalan dengan lancar.
Neo dan Jeslin pun menjadi sangat dekat dengan Raya, mereka menganggap Raya adalah adik bungsu mereka, mereka berdua selalu menjaga ketat keselamatan Raya.
Tapi hari ini Neo sedang sakit, ia pingsan hingga di bawa ke rumah sakit dan itu membuat Raya dan Jeslin panik.
Mereka membawa Neo kerumah sakit saat itu juga. Saat sampai di rumah sakit Neo masuk ke ruang UGD, dan ternyata Neo memiliki sakit tukak lambung dan harus di rawat selama beberapa hari di rumah sakit.
"Kak Jeslin... Raya akan pulang untuk mengambil keperluan kak Neo ya, Kakak di sini saja bersama kak Neo" ucap Raya.
"Tidak Raya, kamu saja yang di sini biar kakak yang akan mengambil nya. Berbahaya jika kamu keluar sendirian, jadi kamu tunggu di sini ya jangan keluar kemana mana ya, jangan keluar" ucap Jeslin.
"Baik kak, tapi hati hati dan ini kunci mobilnya dan tolong bawakan leptop Raya ya, terima kasih" ucap Raya sembari tersenyum
"Iya sama sama, tapi Ingan jangan keluar dari ruang sakit ini " ucap Jeslin
"Iya kak Jeslin sayang" jawab Raya
"Baiklah, ya sudah Kakak pergi sekarang" ucap Jeslin sembari membelai kepala Raya dengan sayang lalu pergi.
Saat Itu Neo sedang tidur karena pengaruh obat dan dokter bilang akan sadar esok hari, jadi karena merasa lapar Raya berniat Kelua untuk ke kantin mencari makan dan minum.
Raya sudah berpesan pada suster yang berjaga Jika dia akan ke kantin ruang sakit, jadi jika kakaknya bertanya dia tidak khawatir.
Saat berjalan di koridor rumah sakit yang kebetulan sangat sepi karena ini lingkungan VVIP. Raya mendengar pembicaraan seseorang yang terdengar sangat mencurigakan, Raya buru buru bersembunyi karena tidak ingin terjadi sesuatu karena dia pasti akan di tangkap jika ketahuan mendengar pembicaraan orang orang itu.
"Malam ini kau harus berhasil melenyapkan pria itu, aku Tidak mau tau. Kau sudah gagal berkali kali jadi ini kesempatan terakhir mu" ucap pria berbaju coklat.
"Baik tuan, saya akan usahakan selesai malam ini" ucap pria berbaju hitam
"Jangan hanya janji cepat singkirkan dia, aku sudah tidak bisa sabar untuk menunggu mengambil semua harta miliknya, dia sudah koma selama Tiga hari tapi masih sangat sulit untuk mengambil semua nya" ucap pria berbaju coklat
" Jadi jangan buat aku kecewa ingat itu, atau kau tidak mau membunuh karena dia adalah ayah mu?" ucap pria berbaju coklat sembari menajamkan matanya.
"Tidak tuan aku tidak peduli padanya dia tidak mau memberikan warisanya padaku sebelum aku mampu dan itu sama saja dia Tidak mempercayai ku karena itu aku ingin membunuhnya dan mengambil hartanya walau harus bagi dua dengan anda, jadi tunggu sebentar lagi orang ku sedang membeli sebuah racun yang tidak dapat terdeteksi jadi saat dia mati kita akan aman karena mereka mengira dia mati dengan normal" ucap pria berbaju hitam itu dengan nada kebencian.
"Baik jadi cepat laksanakan, karena jika orang orangnya sampai menemukan dia, itu akan sulit dan untung saja ibumu masih menekan orang orang itu agar mencari ketempat lain. Jadi ambil sidik jarinya lalu bunuh dia" ucap pria berbaju coklat dengan senyum liciknya lalu pergi sedangkan pria berbaju coklat memandang orang yang ada di depan ruangan itu lalu pergi.
Raya yang mendengar itu sangat shock untung saja ia merekam semua percakapan mereka berdua, Raya sedang berpikir bagaimana menyelamatkan orang itu jika dia bilang pada om nya pasti tidak di izinkan.
Melihat semua sudah tenang dan sepi Raya memakai masker dan topi lalu menutupi tubuhnya dengan jaket yang selalu ada di dalam tas nya.
Perlahan Raya masuk kedalam ruangan itu, disana ia melihat ada seorang pria paruh baya yang sedang tertidur di atas brangkar.
Dengan perlahan Raya mendekat nan mencoba memeriksa denyut nadi pria itu.
"Semua sangat bagus tapi kenapa tuan ini masih koma, tuan apa kau bisa mendengar ku?, jika iya tolong bangunlah kita harus pergi saat ini ada orang yang mengincar nyawa mu cepatlah bangun aku akan membantumu untuk bersembunyi. Tuan tidak ada waktu malam ini kau akan di bunuh oleh putra mu sendiri" ucap Raya sangat berdebar karena dia khawatir jika orang orang itu kembali datang.
Saat Raya sedang kebingungan terdengar suara seseorang.
"Siapa kamu ?" ucap pria yang sakit itu.
"Tuan anda sudah sadar syukurlah, tuan apa kau bisa bangun dan berjalan?, kita harus pergi dari sini sekarang tidak ada waktu lagi" ucap Raya panik karena takut orang orang itu datang.
"Ada apa dan siapa kamu" ucap pria itu bingung.
"Tuan sudahlah tidak ada waktu, percaya padaku ini demi keselamatan hidup anda, jadi jika anda bisa berjalan ayo kita pergi sekarang. Aku ini seorang gadis yang imut jadi tidak akan menyakiti anda" ucap Soraya berusaha y meyakinkan tapi terselip kelucuan disana.
Melihat kegigihan Soraya akhirnya pria itu mau ikut Raya dengan Soraya, dengan perlahan Soraya membuka jarum infus dan menuntun pria itu dengan hati hati.
"Tuan tunggu disini aku mau cari barang anda mungkin ada baju" ucap Raya Sabari jalan pergi membuka lemari dan ia . menemukan baju dan juga hp serta dompet pria itu.
"Tuan cepat ganti dulu baju ini lalu gunakan topi ini, aku tunggu di sini tolong cepat" ucap Raya sedangkan pria itu masuk kamar mandi walau tubuhnya masih lemas ia masih bisa bertahan.
Sedangkan Raya membuka hpnya lalu mencoba meretas cctv rumah sakit itu agar saat mereka keluar tidak terlihat.
Dan ternyata bisa ia menyabotase cctv berhenti hingga rekaman baru tidak masuk dan akan masuk setelah mereka menghilang jadi tidak ada yang bisa melihat nya.
Tidak lama pria itu pun selesai begitu juga Raya dengan cepat raya mengajak pria itu keluar dan masuk kedalam lift.
Setelah sampai di lantai lobby, Raya dengan segera mengajak pria itu naik taksi dan pergi dari rumah sakit. Setelah itu Rata baru bisa bernafas lega.
Tapi tiba tiba hpnya berbunyi, dan ternyata Jeslin yang yang hubungi nya.
"Halo kak Jes" ucap Raya
" Kamu dimana dek, kenapa kamu tidak ada disini?" tanya Jeslin panik.
"Maaf kak aku baik baik saja tadi aku ke kantin tapi ternyata aku sedang halangan jadi aku pulang terburu buru sampai lupa kasih kabar, tenang saja Raya aman ini sudah dekat rumah, raya mau ganti baju dan semua" ucap Raya memberi alasan.
"Ahhh... kamu buat kakak takut, ya sudah tidak perlu kerumah sakit kamu di rumah saja ingat jangan kemana mana ya, besok pagi kakak pulang" ucap Jeslin merasa lega
"Iya kak, sekali lagi Raya minta maaf udah buat panik" ucap Raya menyesal
"Ya sudah tidak apa-apa , hati hati ya" ucap Jeslin lalu mengakhiri telponnya.
Sedangkan pria itu hanya mendengar kan saja.
Tidak lama mereka sudah sampai di rumah Raya. Dan kebetulan karena makan Kedua bibi sudah tidur.
Raya membuka pintu dengan kunci cadangan nya lalu masuk.
Tuan ini rumah saya dan ini kamar saya untuk sementara anda di kamar ini saja, besok baru kita pikirkan lagi.
"Sebenarnya kamu siapa dan kenapa saya harus pergi" tanya pria itu bingung
"Bersambung