NovelToon NovelToon
Cinta, Berpihaklah Kepadaku

Cinta, Berpihaklah Kepadaku

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Nikahkontrak / Perjodohan / Lari Saat Hamil / Konflik Rumah Tangga- Terpaksa Nikah / Nikah Kontrak / Cerai
Popularitas:3.5M
Nilai: 4.8
Nama Author: Linda manik

Evan Dinata Dan Anggita sudah menikah satu tahun. Sesuai kesepakatan mereka akan bercerai jika kakek Martin kakek dari Evan meninggal. Kakek Martin masih hidup, Evan sudah tidak sabar untuk menjemput kebahagiaan dengan wanita lain.

Tidak ingin anaknya menjadi penghambat kebahagiaan suaminya akhirnya Anggita
rela mengorbankan anak dalam kandungan demi kebahagiaan suaminya dengan wanita lain. Anggita, wanita cantik itu melakukan hal itu dengan terpaksa.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Linda manik, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Persyaratan

Kecantikan tidak bisa dilihat dari hanya bentuk tubuh dan kecantikan wajah. Selain kecantikan wajah, kecantikan wanita sejatinya dilihat bagaimana wanita itu bersikap menghadapi orang lain dan menghargai dirinya sendiri. Bagaimana seorang wanita bisa menjaga harga dirinya dan nama baik keluarganya. Kecantikan wajah hanya menyenangkan Mata. Tapi kecantikan yang terpancar dari hati akan menyenangkan hati manusia dan membuat hati tenang bagi yang merasakannya.

Anggita hampir memenuhi semua kriteria itu. Tidak hanya memiliki paras yang cantik. Dia juga memiliki kecantikan yang terpancar dari hati. Jika dia ingin menpermalukan mama kandungnya. Bisa jadi Anggita melaporkan semua perbuatan papa tirinya kepada mama Feli sebelum pernikahan. Jika itu terjadi bisa saja papa tirinya saat ini sudah di penjara. Tapi Anggita tidak seperti itu. Dia mencari solusi sendiri yang mengantarkan dia menjadi istri satu tahun dari Evan.

Dan tentang menghadapi evan. Anggita juga sebenarnya bersikap egois dengan menuntut Evan memperlakukan dirinya sebagai istri yang sesungguhnya. Tapi Anggita sabar menunggu pintu hati Evan untuk terbuka menerima hingga perceraian itu tiba. Anggita tidak pernah bersikap kasar kepada suaminya itu. Dan selama pernikahan itu, Anggita tidak pernah menceritakan apapun perlakuan jahat Evan kepada dirinya. Jikapun kakek Martin Dan yang lainnya mengetahui perlakuan jahat Evan kepada Anggita itu karena kakek Martin meminta Bibi Ani menjadi Mata Mata di rumah Evan.

Di keluarga kakek Martin. Bisa dikatakan jika sosok Anggita adalah sosok yang dirindukan oleh nenek Rieta, tante Tiara, Gunawan dan Rendra karena ketulusan hatinya. Bila pun, mama Anita tidak menyukai Anggita itu karena hatinya tertutup dengan kedengkian. Mama Anita menilai Anggita tanpa mencari tahu kebenaran atau Karena menolak kebenaran. Sedangkan Evan, bisa dikatakan jika pria itu sudah menyadari kecantikan dan kebaikan mantan istrinya. Hanya saja, dirinya terlambat untuk menyadari itu.

Danny, pria yang pintar dan pekerja keras itu termasuk orang yang cepat tanggap melihat kelebihan orang lain termasuk kelebihan Anggita. Dia tidak hanya pintar melihat peluang bisnis tapi pintar juga merasakan ketulusan orang lain termasuk Anggita. Baru beberapa jam melakukan pembicaraan dengan Anggita dia sudah dapat menilai jika Anggita adalah wanita terhormat yang menghargai dirinya sendiri dengan menjaga harga dirinya.

Walau diterpa badai rumah tangga yang dahsyat. Anggita masih berusaha untuk tersenyum. Pasrah terhadap takdir tapi berusaha untuk mencari kebahagiaannya sendiri. Pelarian ini bukan sebagai bentuk putus asa tapi lebih menghargai dirinya. Jika wanita lain akan terus menangisi takdirnya karena berpisah dari suaminya. Anggita lebih memenangkan dirinya di desa terpencil seperti ini.

Selain itu sikap menghargai dirinya juga terlihat dari cara Anggita menghadapi tiga pria yang datang berkunjung ke rumah. Anggita memberlakukan tiga pria itu tergantung dengan sikap mereka masing masing. Anggita akan sopan jika orang lain sopan kepadanya. Dan Anggita tidak akan menanggapi orang yang tidak mengerti tata krama.

Seperti kejadian yang terjadi saat ini. Anggita sepertinya harus mengusir salah satu fans fanatik yang menyukai dirinya. Pria itu adalah Joko yang dikatakan oleh mama Feli yang selalu datang untuk mengisi absen. Hampir setiap hari berkunjung membuat Anggita dan mama Feli tidak terlalu senang melihat pria itu.

Selain terlalu sering berkunjung, Ternyata pria yang bernama Joko itu adalah pria yang menyebalkan. Dia datang ke rumah Anggita hari ini dengan sikap yang tidak disukai oleh wanita mana pun di dunia ini termasuk Anggita.

Dia berpikir jika Anggita adalah tipe wanita yang menilai segala sesuatu itu dengan uang dan kemewahan. Joko sangat berbeda dengan Bobby dan Heri yang sabar menunggu hati Anggita terbuka menerima mereka. Joko justru terlihat tidak sabaran. Dengan sombong, pria tersebut meletakkan tumpukan uang merah di atas meja untuk menyogok supaya Anggita bersedia keluar rumah atau berkencan dengan dirinya. Jika dilihat dari tebal tumpukan uang kertas merah itu bisa ditaksir jika jumlahnya mencapain sepuluh juta.

"Lihat lah Anggita. Aku mempunyai uang banyak. Kamu akan bahagia jika bersedia menjadi kekasih aku. Aku memiliki banyak uang Dan harta lainnya. Ayo lah. Temani abang keluar sebentar," kata Joko sombong. Dari caranya bersikap dan berbicara jelas terlihat sangat sombong. Siapapun yang melihatnya pasti langsung tidak suka.

Berkali kali mengajak Anggita untuk berkencan dan tidak pernah berhasil. Joko menduga jika yang diinginkan Anggita adalah uang. Joko tersenyum bangga. Dia merasa jika tindakan ini akan membuat Anggita senang dan tergiur. Dia menatap Anggita denagan tatapan penuh damba. Sedangkan Anggita tentu saja tidak senang dengan tindakan Joko yang terlihat sangat kampungan.

Nia dan Danny saling pandang melihat kelakukan pria itu. Nia ingin berbicara karena tidak terima sahabatnya diperlakukan seperti itu tapi Danny menyentuh tangan Nia dan menyuruh Nia untuk diam. Danny ingin melihat bagaimana Anggita menghadapi pria menyebalkan seperti ini. Danny berencana akan turun tangan jika Anggita tidak mampu menghadapi pria sombong itu. Sedangkan mama Feli juga terlihat marah mendengar perkataan Joko. Dia ingin memaki pria itu karena memandang Anggita rendah tapi dia sadar akan statusnya sebagai pendatang baru di desa ini.

"Bang Joko. Jangan terlalu mengandalkan uang. Tidak selamanya uang yang banyak bisa membuat yang empunya uang mendapatkan semua yang diinginkan. Jangan pernah berpikir dengan uang kamu yang lumayan banyak ini akan bisa membeli harga diriku. Tidak, aku tidak tergiur sama sekali. Bawa Uang kamu dan pergi dari rumah ini. Uang kamu yang banyak ini tidak akan bisa membuat keputusanku berubah," kata Anggita tegas. Dia sebenarnya sudah mulai risih dengan tingkah pria pria yang sering mendatanginya ke rumah ini. Jika dilihat dari jumlah uang itu, tumpukan uang itu tidak seberapa dibandingkan dengan uang milik Anggita.

Danny tersenyum dengan hati. Perkataan Anggita yang sopan dan tegas bisa membuat pria itu merasa malu. Danny menatap pria itu dengan sinis. Sama seperti mama Feli, dia juga tidak terima mantan kakak iparnya diperlakukan seperti ini. Jika tidak mengingat dirinya hanya sebagai tamu. Bisa dipastikan Joko akan pulang dari rumah itu dengan wajah yang tidak sempurna.

"Maaf, maaf Anggita. Aku tidak bermaksud merendahkan kamu. Aku hanya ingin membuktikan jika kamu tidak akan menderita jika bersedia menjadi kekasih atau istriku. Aku bisa membahagiakan kamu dengan hasil jerih payahku," kata pria itu dengan wajah yang bersalah. Tapi dia tidak mengetahui jika kata katanya itu masih menganggap uang adalah kebahagiaan utama seorang perempuan. Mendengar perkataan pria itu, Danny seketika bangkit dari duduknya.

"Tidak perlu minta maaf. Cepat lah pergi. Pria yang menjadi jodoh Anggita itu bukan kamu. Ada pria baik baik, tampan dan juga kaya raya menginginkan Anggita menjadi istrinya. Dan yang pasti pria itu bukan kamu," kata Danny tenang. Dia bahkan menepuk pundak pria itu pelan tapi pria tersebut menepis tangan Danny dengan kasar. Walau perkataan Danny tidak kasar, perkataan itu ternyata membuat pria itu tersinggung.

"Siapa kamu berani berkata begitu?" tanya Joko sinis. Tatapannya memancakan kebencian dan meremehkan Danny.

"Aku biro jodoh. Aku akan mencarikan jodoh terbaik untuk Anggita. Yang pasti bukan kamu, atau siapapun yang ada di desa ini. Maka aku harap kamu mengerti. Pergilah, jangan sampai diusir dua kali," kata Danny lagi dengan tenang. Nia menutup mulutnya supaya tidak tertawa.

"Bawa uang receh kamu. Secepatnya pergi dari sini," kata Danny sambil mendorong tubuh Joko untuk keluar dari rumah. Tentu saja pria itu tidak terima diperlakukan seperti itu. Dia ingin mendorong Danny balik tapi Danny menahan tubuh pria itu.

"Dengar Anggita. Akulah yang akan menjadi pemenang untuk mendapatkan kamu," kata pria itu sebelum keluar dari rumah Anggita. Ternyata pesona Anggita membuat pria itu tidak waras. Dalam keadaan terjepit seperti itu dia masih sangat yakin untuk mendapatkan Anggita.

Setelah pria itu pergi. Danny berbincang bincang santai dengan Anggita. Pembicaraan mereka berempat serasa hangat dengan adanya kopi panas dan gorengan buatan mama Feli.

Pembicaraan santai yang awalnya membicarakan hal hal yang Ada di desa itu. Hingga pembicaraan itu kini mengarah ke pribadi Anggita sendiri. Danny yang pintar menjebak lawan bicaranya dengan pertanyaan akhirnya mendapatkan informasi jika Anggita saat ini sedang hamil. Pria itu tentu saja terkejut karena sudah mengetahui jika sebelumnya Anggita keguguran. Tapi setelah mendengar alasan Anggita menyembunyikan kehamilan itu demi keselamatan janin itu sendiri dan kebahagiaan Evan membuat Danny semakin mengagumi keikhlasan hati Anggita.

"Tapi aku mohon Danny. Tolong bantu aku menyembunyikan kehamilan ini. Ini akan tetap bagian dari keluarga kakek Martin. Aku sudah gagal menjadi seorang istri. Tapi aku tidak ingin gagal sebagai seorang ibu. Aku melakukan ini karena aku tidak ingin menjadi ibu yang gagal karena tidak bisa menjaga janin ini dari kejahatan Adelia. Aku ihklas menerima takdir ini," kata Anggita sedih. Menyadari jika dirinya keceplosan sebenarnya Anggita merasa takut tapi setelah berpikir sebentar Anggita merasa ada baiknya salah satu keluarga kakek Martin mengetahui anak yang akan dilahirkannya kelak. Demi kebaikan anaknya nanti. Saat ini, dia hanya berharap Danny bisa bekerja sama untuk menjaga rahasia itu.

"Percaya kepada aku Anggita. Rahasia ini akan aman sampai batas waktu yang kamu tentukan. Aku akan membuka rahasia ini jika kamu yang menginginkan Tapi ya itu tadi. Ada syaratnya," kata Danny sambil tersenyum. Setelah mengucapkan itu, Danny menyandarkan tubuh ke sandaran kursi tanpa menghilangkan senyumnya. Danny bersikap santai sedangkan Anggita sudah mulai gelisah dengan syarat yang dikatakan oleh Danny.

Anggita menatap pria itu dengan kesal. Bisa bisanya Danny mengajukan persyaratan untuk hal itu. Dia sudah jelas menceritakan alasan dibalik menyembunyikan kehamilan itu.

"Persyaratan apa?" tanya Anggita akhirnya.

"Sebenarnya keinginan aku sangat sederhana. Aku hanya ingin menjadi om yang baik untuk keponakan aku. Aku harus memberikan kasih sayang kepada dia mulai dari kandungan," kata Danny santai. Setelah mengucapkan kata kata itu, dia mengambil sebuah gorengan dan memakannya dengan sangat santai.

Anggita merenungkan kata kata Danny dalam hati. Dia berpikir jika maksud perkataan Danny menyangkut materi untuk janin tersebut. Tidak Ada pemikiran negative apapun atas syarat yang diinginkan oleh Danny.

"Bagaimana pendapat mama?" tanya Anggita kepada mama Feli. Anggita tidak dapat memutuskan sendiri.

"Aku rasa itu tidak masalah. Syarat yang diajukan oleh nak Danny adalah bentuk kasih sayang seorang om untuk keponakannya. Danny melakukan itu karena ingin yang terbaik untuk anak kamu nantinya," jawab mama Feli. Sama seperti Anggita. Mama Feli, juga berpikir jika kasih sayang dimaksudkan oleh Danny adalah hal materi.

"Menurut kamu Nia?" tanya Anggita lagi kepada Nia. Nia juga mengartikan perkataan Danny hanya kasih sayang sebatas materi.

"Sependapat dengan mama Fell."

"Baiklah. Aku setuju dengan persyaratan yang kamu ajukan," kata Anggita membuat Danny mengembangkan sebuah senyuman manis di bibirnya. Pendapat yang sama dari mama Feli dan Nia sahabatnya membuat Anggita merasa yakin untuk memenuhi persyaratan yang diajukan oleh Danny.

"Berarti setuju ya," kata Danny memperjelas. Anggita menganggukkan kepalanya.

"Tapi sayang. Yang menjadi persyaratan bukan itu. Yang kamu setujui tadi hanya keinginan aku sebagai om dari janin yang kamu kandung," kata Danny lagi membuat Anggita semakin kesal.

"Cepat katakan apa yang menjadi persyaratannya," tanya Anggita. Menghadapi lawan bicara seperti Danny membuat Anggita harus pintar menyimak kata kata yang keluar dari mulut Danny. "Pantas saja Nia buka mulut tentang keberadaan aku," batin Anggita dalam hati.

"Jadi begini...."

"Langsung saja ke persyaratan yang kamu maksudkan Danny. Jangan bertele tele potong Anggita cepat dan tegas. Danny terkekeh karena Anggita sudah bisa mengerti akan caranya untuk menjebak atau mengelabui lawan bicara. Dan Danny menilai ternyata jika Anggita juga sosok yang cerdas.

"Persyaratannya adalah kalian harus pindah Dan tinggal di rumah yang aku pilihkan."

"Oh My God. Memang benar ternyata kamu orang yang licik ya," kata Anggita frustasi. Persyaratan Danny terlalu berlebihan menurutnya. Anggita spontan berdiri dan menatap Danny dengan tajam. Tapi tatapan tajam itu tidak berarti untuk Danny.

"Desa ini tidak aman untuk kamu dan janin kamu Anggita. Pelayanan kesehatan di sini masih minim. Mengingat kandungan kamu pernah hampir keguguran. Kamu harus rutin melakukan pemerikasaan ke dokter spesialis kandungan. Aku yakin di desa ini tidak ada dokter spesialis kandungan. Di desa ini hanya ada bidan."

"Kandungan aku aman aman saja. Dan Kota kabupaten tidak jauh dari sini," kata Anggita menolak persyaratan yang diajukan oleh Danny.

"Aku rasa alasan kamu menolak persyaratan yang aku ajukan karena kamu menyukai Heri kan?" tanya Danny. Danny bisa melihat jika sikap Anggita berbeda kepada Heri dibandingkan dua pria lainnya. Dia tidak sadar jika perkataannya seperti perkataan seorang suami kepada istrinya yang terbakar cemburu.

Anggita menatap Danny dengan malas dan kembali duduk. Pria itu berubah menjadi pria yang menyebalkan untuk Anggita.

"Aku rasa ide Dia masuk akal Anggita. Bukannya aku tidak senang kalian tinggal di sini. Tapi apa alasan dia untuk mengajak kamu pindah dari tempat ini adalah hal tepat," kata Nia. Nia hanya ingin yang terbaik untuk sahabatnya. Nia tidak ingin Anggita pergi jauh setelah ini karena sebelum Danny masuk ke rumah ini, Anggita sudah mengatakan hal itu.

"Bagaimana menurut ibu?" tanya Danny kepada mama Feli.

"Aku ikut saja apapun keputusan Anggita," jawab wanita itu. Dia tidak ingin gegabah untuk memberikan pendapat. Anggita yang menjalani. Mama Feli hanya ingin, Anggita merasa nyaman dan aman dimana pun mereka tinggal nantinya. Tapi jauh di lubuk hatinya, mama Feli juga berharap pindah dari desa ini. Selain fasilitas kesehatan yang minim. Para pria pria yang menaruh hati kepada Anggita meresahkan hati mama Feli.

"Bagaimana Anggita. Kalau kamu memikirkan janin kamu. Pasti setuju dengan persyaratan yang aku ajukan. Tapi jika kamu masih tetap berkeinginan tinggal di desa ini. Dengan berat hati dan minta maaf terlebih dahulu. Aku akan membocorkan rahasia ini."

Ternyata Danny bisa melihat kelemahan Anggita. Dia hanya berniat mengancam Anggita. Sudah sangat jelas terlihat jika Anggita terlihat ketakutan hanya mendengar ancaman Danny. Jikapun Anggita tidak bersedia pindah, Danny sebenarnya tidak akan sebodoh itu membocorkan rahasia ini mengingat Adelia adalah manusia kejam tidak berperikemanusiaan. Anggita terlihat berpikir sejenak.

"Kalau aku bersedia pindah. Dimana kami harus tinggal?" jawab Anggita mengalah. Dari tadi melihat perlakuan Joko kepadanya. Anggita sebenarnya sudah bertekad akan pindah secepat mungkin dari desa ini. Dia takut jika Joko semakin bertindak sangat jauh dan di luar nalar manusia. Anggita bisa melihat jika Joko hanya terobsesi pada kecantikannya.

"Yang pasti, baik Evan dan Adelia atau siapapun yang kamu takutkan yang membahayakan janin kamu tidak akan bisa mengetahui alamat kamu. Kalian akan aman di tempat yang baru dan yang pasti dekat dengan fasilitas kesehatan," kata Danny meyakinkan Anggita.

"Apakah itu di Kota yang sama dengan Evan?"

"Tidak. Aku akan mencari tempat tinggal di kota yang tidak mungkin dikunjungi oleh Evan."

"Baiklah. Aku bersedia." Anggita berkata sangat yakin.

1
Janah Husna Ugy
Rico gk ada jodoh nya thor
Janah Husna Ugy
permainan ranjang nya hot nia dan Danny, timbang evan sama anggita
Janah Husna Ugy
kayaknya prank dech
Janah Husna Ugy
karma dibayar lgsg
#ayu.kurniaa_
.
echa purin
/Good//Good/
Ruzita Ismail
Luar biasa
Lala Al Fadholi
nia bodoh
Trisna
jangan hanya manis di awal yah Lex.
tapi di ending bikin Sad
Trisna
e Tah lah Nia sok jadi pahlawan banget.
Trisna
salsa ting-ting nih mah
senggol dong
Trisna
astaga Danny😂😂
Trisna
pak Rendra semakin di depan
Trisna
nah gitu dong Nia... berani berbuat, berani juga dalam bersikap. Lo memang salah
tapi mengemis no.
Trisna
Hot duda kaya raya
Trisna
Lo sendiri yang menciptakan penderitaan mu Nia😏😏
menjengkelkan
Trisna
Entah gimana perasaan Nia....
iri benci enggak yah dia nantinya sama Anggita🤔
Trisna
air mata mu tak berarti Nia.
💯%lo secara sengaja menjebak Danny. Lo menykiti pa Rendra.
tapi lo nenangis seakan-akan Lo yang tersakiti.
Trisna
gue curiga deh dama dokter itu di balik sifatnya yang tenang bisa saja dia bisa menghanyutkan.

sayang sih sayang tapi privasi bayi itu ada....
walaupun di bilang masih bayi
tidak mengerti apa-apa.
pada hal dokter itu orang luar tapi udah berani mandiin.
gue pikir yang agak bodoh itu adalah Anggita demi rasa nyaman
dia melupakan privasi putri mungilnya
Trisna
Nia mau jadi sugar baby nya om Rendra
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!