Amecca Saraswati seorang mahasiswi tingkat akhir di sebuah perguruan tinggi sedang melakukan kemah bersama teman-teman anggota mapala di kampusnya.
Ia bertemu dengan pria yang sangat tampan di tepi sungai ketika sedang mandi di sungai. karena pada pria tampan itu akhirnya mereka berkenalan. Mulanya Mecca tidak mengetahui siapa sebenarnya pria yang merupakan pangeran dari Siluman harimau yang sedang bertugas menjaga gunung Arjuno bernama Lakeswara Pandita.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desy kirana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 24
Pandita mendekati Mecca dan duduk bersimpuh di depan Lutut Mecca, ia menggenggam tangan Mecca dan menciumnya.
"Maafkan aku sayang, aku bersalah padamu." ucap Pandita menyesal.
Mecca masih menangis karena merasa sakit hati dengan perlakuan Pandita.
Mecca menarik tangannya dari genggaman Pandita lalu berjalan menuju ranjang dan merebahkan tubuhnya dengan posisi meringkuk.
Ia tidak ingin berpikir apapun saat ini karena Pandita selalu bisa membaca pikirannya.
Mecca memejamkan matanya untuk meredam emosinya. Bahunya masih terasa sakit jadi ia mengubah posisinya menjadi terlentang.
Mecca merasakan aroma Pandita karena Pandita mendekatinya. Pandita memeluk tubuh Mecca dan menariknya hingga rapat ke dadanya.
"Mecca tolong jangan diami aku seperti ini, lebih baik jika kamu menghajarku hingga aku babak belur aku lebih lega jika kamu melakukan itu padaku Mecca." ucap Pandita dengan menatap Mecca yang terpejam.
Ia lalu mencium bibir merah Mecca namun Mecca tidak membalasnya. Mecca masih terdiam seperti manekin.
Pandita berusaha mencumbui Mecca agar mendengar desahan Mecca.
Pandita mengulangi lagi percintaannya dengan Mecca tapi kali ini rasanya sangat hambar karena Mecca sama sekali tidak meresponnya.
Hingga ia menyudahi permainnya Mecca masih saja tidak membuka matanya dan mengeluarkan suaranya.
Pandita menatap Mecca dengan perasaan hancur dari atas tubuh Mecca.
"Mecca, tolong maafkan aku! Aku mengaku bersalah karena telah menyakiti fisik dan hatimu. Aku mohon maafkan aku Mecca, tolong buka matamu!" ucap Pandita putus asa.
Mecca membuka matanya dan meminta Pandita untuk meninggalkannya beberapa saat.
"Tolong Tinggalkan aku sebentar, aku ingin berpikir sejenak akan melakukan apa setelah ini." Mecca mendorong tubuh Pandita dari atas tubuhnya hingga Pandita terjatuh diatas ranjang. Mecca memakai kembali pakaiannya dan berjalan menuju balkon.
Pandita memakai kembali pakaiannya dan keluar kamar. Ia ingin meminta para budak manusia itu untuk beristirahat sejenak. Karena ia mengerti Mecca pasti kasihan melihat manusia itu diperbudak tanpa henti.
Setelah itu Ia akan menemui ayahnya untuk meminta keringanan bagi para budak itu agar diberikan istirahat selama beberapa jam dalam sehari. mengingat jika Mecca adalah manusia.
"Ayah!"
Pandita menyembah hormat pada Pramudya yang sedang duduk di singgasana nya bersama dengan Rengganis yang sedang menggendong Harjun.
"Ada apa pangeran, ibumu sudah mengatakan jika dirimu menyiksa istrimu. Apa kamu lupa bagaimana dirimu sangat menginginkan Mecca nak, kenapa sampai tega kamu melukai fisik nya." ucap Pramudya.
"Aku memang bersalah ayah! Dan aku akan memperbaikinya. Ayah, aku ingin minta pada ayah sebagai raja, agar memberikan para budak manusia itu istirahat beberapa kali dalam sehari. Biar bagaimanapun Mecca juga manusia biasa ayah, dirinya pasti merasa terluka melihat sesamanya di perbudak tanpa henti. Aku tidak bisa melihat Mecca mendiami aku seperti sekarang." ucap Pandita. Tanpa mencari tau hal yang membuat Mecca dan Pandita bertengkar, Pramudya dan Rengganis bisa mengetahuinya dari permintaan Pandita kali ini.
"Jadi karena hal ini Mecca ingin membawa kabur putra mahkota dari castil ini nak?" tanya Pramudya.
Pandita mengangguk dengan wajah tegang.
"Baiklah nak, ayah sebenarnya sudah memikirkan hal ini sebelumnya. Karena mengingat permaisuri kerajaan kita merupakan manusia biasa. Ayah akan memberikan para budak itu waktu untuk beristirahat beberapa kali sehari. Ayah akan memperlakukan mereka sebagaimana rakyat kita lainnya." ucap Pramudya.
Mendengar jawaban Pramudya, Pandita merasa senang, ia meraup wajahnya yang tegang dan tersenyum bahagia.
"Terimakasih ayah, terimakasih bunda. Aku akan menyampaikan berita ini pada permaisuriku. Semoga saja Mecca tidak mendiamiku lagi." ucap Pandita senang lalu berlari menuju pintu keluar.
"Ayah, Bunda, aku titip Harjun beberapa jam ya. Aku akan membuatkan adik untuk Harjun." kata Pandita dengan senyum mengembang.
Rengganis dan Pramudya menggelengkan kepalanya mendengar perkataan Pandita.
"Pandita ternyata sama seperti ayahnya ketika muda dulu, Sangat maniak!" ucap Rengganis terkekeh.
"Itu dulu dinda, saat ini aku sudah tua." jawab Pramudya.
"Kamu pikir aku masih kuat melayanimu saat ini, aku juga sudah tua kanda. Biarkan mereka memiliki banyak keturunan, agar castil ini tidak sepi." ucap Rengganis lalu mencium pipi lembut Harjun. Aroma bayi adalah salah satu aroma yang membuat candu.
.
Pandita masuk ke dalam kamar dan tidak melihat keberadaan Mecca disana. Ia lalu memasuki kamar mandi dan benar saja, Mecca sedang berendam di dalam bak pemandian yang penuh dengan bunga lavender. Mecca memejamkan matanya sementara para dayang menggosok lembut kulit tubuhnya.
Para dayang yang sedang melayani Mecca menunduk hormat melihat kedatangan Pandita. Pandita memberikan kode pada para dayang agar tidak mengatakan apapun dengan menempelkan jarinya pada bibir lalu mengusir mereka untuk keluar.
Mereka paham lalu keluar dari dalam kamar mandi. Pandita melepaskan semua pakaiannya dan masuk ke dalam bak pemandian yang seperti mini pool yang di penuhi kelopak bunga lavender dengan aromanya yang menenangkan.
Pandita memeluk Mecca dari belakang dan meremas 2 bukit kembarnya yang semakin besar dan padat.
Mecca sedikit tersentak kemudian kembali biasa saja ketika mengetahui Pandita yang memeluknya. Ia kembali memejamkan matanya dan merasakan tangan Pandita yang semakin bergerak Liar menyentuh seluruh tubuhnya.
Pandita menghisap leher jenjang Mecca yang putih bersih hingga membuat Mecca melepaskan desahannya hingga membuat Pandita senang dan kembali menyentuh Mecca dengan semakin liar.
Mecca mulai membalas pagutan Pandita dan mengeluarkan desahannya ketika Pandita melakukan penyatuan. Pandita yakin jika amarah Mecca sudah sedikit mereda.
"Sayang, aku menyesal karena telah menyakitimu. aku mohon maafkan aku." ucap Pandita dengan menatap mata Mecca yang terpejam Mecca menyandarkan kepalanya pada bahu Pandita.
"Aku sudah membicarakan hal ini pada ayah agar memberikan para budak itu istirahat beberapa jam sehari, mengingat jika permaisuriku merupakan manusia." ucap pandita. mendengar perkataan Pandita, Mecca langsung membuka matanya.
"Apakah yang kamu katakan benar?" tanya mecca dengan wajah sayu dan nafas memburu.
Pandita mengangguk dan tersenyum. "Semuanya benar sayang, itu karena kami sangat menyayangimu. Tolong jangan pernah tinggalkan aku!" ucap pandita.
Mecca tersenyum senang lalu berdiri dah menyudahi acara mandinya.
"Sayang mau kemana?" tanya Pandita panik.
"Menemui raja, aku ingin berterima kasih pada raja karena telah melakukan itu demi aku!" ucap Mecca dan mengeringkan tubuhnya dengan kain.
"Sayang, nanti saja kan bisa. Tolong selesaikan dulu permainan kita setelah itu kita temui raja bersama." rengek pandita.
Mecca tak memperdulikan rengekan Pandita malah keluar menuju kamar untuk mengganti pakaian.
pandita kesal bukan main, ia juga keluar dari pemandian dan menyergap tubuh Mecca yang sedang memakai pakaian.
"Pandita, apa-apaan kamu ini."
"Puaskan aku dulu, setelah itu baru temui raja." ucap Pandita dan mendorong tubuh Mecca diatas ranjang.
Akhirnya ia dan Mecca bisa kembali harmonis seperti sebelumnya. Semoga saat nanti ia marah Pada Mecca, ia bisa menahan amarahnya untuk tidak menyakiti Mecca.
aq kira lupa unk di lanjutkan hehehe
Bunga mawar 🌹 deh
please double update dunk Thor
aq ngasih mawar 🌹