Apakah kalian pernah takdir?
Itu yang saat ini sedang Arya usahakan, dia ingin takdir membawa nya kepada sahabat masa kecil, sahabat yang selalu bersama nya di panti asuhan, Arya dipisahkan dari sahabat nya, karena ada sepasang suami istri yang ingin mengadopsi sahabat nya itu, apakah takdir akan membawa Arya pada sahabat nya itu? apakah Arya akan tetap percaya bahwa takdir akan mempertemukan mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nurliana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 03 -Alunan Takdir-
Seperti yang mereka katakan kemarin, bahwa hari ini mereka akan datang lagi ke panti untuk bertemu dengan Rania, walau awal nya hanya ingin menitipkan sebuah hadiah untuk Rania, kini mereka memutuskan untuk berkunjung karena rasa rindu Wulan kepada anak yang baru ia kenal.
Rania saat ini sedang berada di satu tempat yang semua orang tak tau, kecuali Arya, saat Dodi dan Wulan sampai di panti, mereka sama sekali tidak melihat Rania
" Dimana Rania ya mas? Aku udah tidak sabar memberikan hadiah ini kepada nya " menatap tog bag yang begitu banyak di tangan nya
Dodi tersenyum melihat Wulan bahagia, semoga mulai hari ini dan seterusnya Wulan bisa terus tersenyum, karena semenjak dokter mengatakan bahwa mereka tidak bisa memiliki seorang anak, senyuman di wajah Wulan pudar dan tak pernah terlihat lagi.
" Sabar sayang, kita cari Rania dulu, sekarang kita ke rumah buk Ratna saja dulu " membawa Wulan menuju ke rumah buk Ratna
Tok.... Tok.....
Wulan mengetuk pintu rumah buk Ratna
Buk Ratna yang mendengar suara ketukan pintu segera memasang kerudung nya dan menuju ke arah pintu " pak Dodi dan buk Wulan " tersenyum dan membuka pintu lebih lebar lagi " ayo masuk " mempersilahkan mereka untuk masuk
Wulan dan Dodi duduk di sebuah kursi yang terbuat dari rotan itu, menatap seisi rumah yang sangat sederhana " dimana Rania buk? " Wulan menatap buk Ratna
Buk Ratna terlihat bingung " biasa nya Rania berada di dapur buk, bantu-bantu saya masak, tapi tadi pagi dia tidak datang, saya juga kurang tau dia kemana " jawab buk Ratna
Wajah Wulang langsung bersedih, raut wajah nya berubah drastis, dari senyuman ke murung " baik buk, kami hanya ingin menitipkan kado ini untuk Rania, dan tolong bilang pada nya kalau saya dan suami datang ya buk "
Buk Ratna merasa sedih melihat wajah murung Wulan, " sebentar ya buk, coba saya tanya Siti dan Arya dulu " ingin berdiri dari duduk nya
" Boleh kami ikut buk? " ucap Dodi, karena merasa tidak enak jika berdiam diri di rumah orang lain
" Tentu saja pak, mari kita jalan sekarang " jawab Ratna
Mereka bertiga berjalan di sekitar panti, buk Ratna menunjukkan beberapa tempat anak-anak panti ngumpul dan bercerita, Wulan menatap panti yang sangat indah dan tenang itu, walau ada banyak anak-anak yang berbeda usia, tetapi tak pernah terdengar suara tangisan atau pun ribut.
Sampai di depan kamar Rania, Buk Ratna menatap Dodi dan Wulan yang dari tadi di belakang nya, hanya mengikuti dan mendengarkan saja " maaf pak buk, itu adalah kamar Rania, jika bapak dan ibu mau masuk, saja akan antar "
Wulan menatap Dodi, wajah nya jelas ingin masuk dan melihat kamar Rania, namun Dodi, dia merasa bahwa hal ini tidak seharusnya, karena Rania belum setuju menjadi anak mereka, jika dia sudah setuju maka Dodi akan tanya gak tersebut
" Tidak perlu buk, kita mencari Siti saja, biar istri saya bisa bertemu dengan Rania " ucap Dodi sambil mengelus bahu Wulan yang ia rangkul
Buk Ratna menatap Wulan " baik buk, kita ke tempat Siti saja dulu, biar buk Wulan bisa menghabiskan banyak waktu sama Rania " lanjut berjalan
Sampai di tempat Siti, Ratna menatap sekitar dan tidak ada Rania di sana, hanya da Siti dan beberapa anak panti yang lain nya, " Siti, Rania kemana nak? " melihat sekitaran
Siti berdiri dan berjalan menuju Ratna " buk, Rania sejak pagi udah gak ada di panti, Siti juga ngak tau dia kemana? Siti juga merasa kalau malam tadi Rania ngak tidur karena tempat tidur nya masih rapi pagi ini " ucap Siti
Ratna merasa khawatir, akhir-akhir ini Rania sering tidak berada di panti, walau itu sudah biasa, Rania memang tidak betah berada di sini, karena menurut nya tempat ini sangat jahat, jadi dia sering keluar dan akan kembali di pagi hari.
" Dimana Arya? " Ratna langsung mengerti bahwa satu-satunya orang yang tahu dimana keberadaan Rania adalah Arya
" Itu Arya buk " Siti menunjuk Arya yang sedang menuangkan air ke dalam kendi
Ratna berjalan mendekati Arya " Arya, kamu tau dimana Rania? " wajah Ratna sangat khawatir
Arya menatap keluar pintu, di sana sudah ada Dodi dan Wulan, mereka akan menjadi orangtua angkat untuk Rania " Arya tau buk, tapi kenapa mereka datang lagi? " menatap buk Ratna
Buk Ratna menatap Dodi dan Wulan " ibuk sudah bilang kan, mereka akan mengadopsi Rania, nah tolong kamu bawa mereka berdua ke tempat Rania ya nak " minta buk Ratna
Arya yang sama sekali tidak bisa menolak, dia keluar dan menatap Dodi dan Wulan " ayo om, Tante ikut saya, saya akan bawa ke tempat Rania berada saat ini " berjalan duluan
" Ikuti saja dia buk, dia akan membawa kalian bertemu dengan Rania " ucap buk Ratna, karena melihat kedua nya masih merasa ragu untuk ikut dengan Arya, namun akhir nya mereka mengikuti Arya juga
*
*
*
Seperti biasa, Rania sedang duduk di tepi sungai sambil menatap air yang mengalir, dia tidak melakukan apapun, hanya diam di sana, Rania sangat menyukai suara air dari pada suara orang-orang yang berisik.
" Di sana Rania nya om Tante, kalau mau turun dari samping sana " ucap Arya saat sudah sampai di jembatan tempat biasa ia memanggil Rania
Dodi menatap jalan menuju ke Rania, jalan nya memang rusak dan ada banyak rumput, " bisa tolong kamu saja yang turun dan bawa Rania ke sini Arya? Om khawatir nanti Tante Wulan jatuh "
Arya menatap Wulan dengan sepatu nya yang bertumit " iya om, tunggu di sini saja, saya akan turun dan membawa Rania " mulai turun
Dodi hanya menatap Arya yang sedang turun kebawah, walah jalan nya sangat sulit, tetapi Arya terlihat sangat lincah, dia sepertinya memang sudah terbiasa ke sini dan melewati jalan itu.
Arya duduk di sebelah Rania " Nia ada om Dodi sama Tante Wulan, mereka di jembatan, katanya mau ketemu sama kamu "
Rania Menatap Arya " kenapa mereka datang lagi? Aku ngak mau ikut sama mereka " bantah Rania
" Naik aja dulu, siapa tau mereka mau ngobrol, sebentar aja " berusaha membujuk Rania
Rania menatap Wulan yang berada di jembatan, " baiklah " berdiri dan bersiap untuk naik
Saat Arya dan Arya naik, Wulan langsung berlari dan memeluk Rania " Rania, ibu sangat rindu sama kamu nak, kamu pulang ya nak " memejamkan mata nya dan menikmati pelukan nya dengan Rania
Saat naik tadi, Rania memegang tangan Arya, dan saat Wulan memeluk nya, dia sama sekali tidak melepaskan tangan Arya " ibu? kenapa Tante selalu bilang kalau Tante ibu aku? Aku ngak punya ibu " teriak Rania
Namun Wulan tetap memeluk nya, menahan Rania agar tidak melepaskan pelukan nya " kamu punya nak, ini ibu, saya akan menjadi ibu yang baik untuk kamu nak, saya janji " meneteskan air mata
Rania menutup mata nya dan menangis " tapi Nia ngak mau di tinggal lagi bu "
Dodi menatap tangan Rania yang tidak memeluk Wulan, tangan Rania masih berpegang dengan Arya, Dodi menarik Arya agar tangan Rania lepas dari nya, perlahan tangan Rania di lepaskan Arya dan kini kedua tangan nya memeluk Wulan tanpa ia sadari Arya sudah tidak berada di sana lagi