Hasrat Kakak Ipar

Rekan kerja Kaira sontak menatapnya setelah mendengar ucapan Arka yang kini sudah berlalu. "Melakukan apa Kai?..."

"Ah tidak ada, mungkin Presdir ingin menyampaikan sesuatu di ruangannya permisi.." Jawab Kaira seraya berlalu pergi meninggalkan ruangan tempat kerjanya itu.

"Terlihat ada yang aneh ya?." Bisik Nova kepada Bu Sinta.

"Wajar sih Nov kan Kaira katanya orang dekat dari tuan Arka, dia juga dulu pernah dibawanya ke sini sebelum kamu masuk." Balas bu Sinta sambil mengukur kain kembali.

"Orang dekat bagaimana ya bu? kekasihnya bukan?." Tanya Nova kembali karena penasaran dengan gerak-gerik mereka.

"Entahlah belum ada konfirmasi langsung, jika sepasang kekasih pun mereka berdua sangat cocok sekali menurutku." Timpal Sinta sambil tersenyum.

Nova manggut-manggut. "Ya benar..."

Sementara itu, Kaira baru keluar dari dalam lift ia berjalan memasuki ruangan CEO utama dimana Arka berada.

Arka menatap Kaira yang baru masuk, sontak ia menekan remot di tangan seketika pintu ruangan CEO utama otomatis terkunci dengan sendirinya.

Kaira sedikit terkejut, namun ia sontak melangkah menuju meja kebesaran Arka dan duduk berhadapan dengan lelaki itu.

"Kenapa kau tak menghubungiku Kai?." Tanya Arka.

"Ah iya bagaimana waktumu dengan Indah malam tadi?, bukankah kalian berdua menghabiskan waktu bersama?." Timpal Kaira sengaja mengalihkan pembicaraan.

Arka terdiam ia menatap lekat wajah cantik itu. "Kau pasti kesal karenanya.."

Kaira tersenyum sinis. "Panggilanku kau abaikan berkali-kali tuan Arka yang terhormat, apa kau tak memperdulikan perasaanku!.."

Arka hanya tersenyum diam saja sambil menikmati wajah cantik yang tengah cemberut itu. "Tidak terjadi apa-apa, memang Indah datang ke apartemen namun aku menyuruhnya untuk pulang kembali. Wanita itu terus membual!!...."

Kaira diam. "Indah mulai mencintaimu..."

"Ya dari dulu juga orang yang melihatku pasti tergila-gila.." Dingin Arka terdengar angkuh.

Kaira tersenyum menyeringai. "Cih!...."

Melihat sang kekasih tersenyum Arka sendiri ikut tersenyum. "Apa kau tak merindukanku?."

Kaira menggeleng. "Tidak, buat apa merindukan atasan yang dingin sepertimu?.."

Arka berdiri dari duduknya berjalan menghampiri Kaira. "Jangan berbohong Kai.."

Lengan kekar Arka mengangkat tubuh Kaira ke atas meja, mengunci tubuh wanita itu agar tak bisa berbuat apa-apa. "Kau dulu saat mendekatiku liar sekali kenapa sekarang seperti ini, hmmm?.." Lirih Arka.

Kaira tersenyum sinis. "Aku takut kau tak tahan.." Ujarnya sambil menyentuh bibir sexy Arka.

Arka sontak menggigit jari lentik Kaira membiarkan wanita cantik itu meringis akan ulahnya. "Padahal aku belum melakukan apapun untuk memuaskanmu.."

Wajah cantik Kaira terlihat merah akan ucapan Arka. "Kau bahkan waktu itu menyentuhku Arka.."

Cup! Arka mencium hidung mancung Kaira sekilas. "Itu bukan seberapa dari permainanku yang sebenarnya..."

"Benarkah?."

"Hmmm, apa kau menginginkannya?..." Lirih Arka sambil menatap lekat wajah cantik Kaira.

"Aku ragu padamu..." Timpal Kaira sengaja.

"Jangan meremehkanku Kaira Sharena."

Kaira seketika terkekeh. "Aku tak akan membiarkanmu menyentuhku sebelum kau memberitahukan hubunganmu dengan Indah yang sudah berakhir kepada orang tua kita.."

"Setelah itu?..." Tanya Arka.

"Ya kau bebas melakukan apapun jika aku menginginkannya..." Balas Kaira. "Aaaaaarrrggh gila sekali jawaban lo Kai!!!!." Batinnya menjerit.

Arka tersenyum sinis, lengan kekarnya perlahan memasuki kemeja Kaira membuat wanita itu terdiam. Dalam satu tarikan kaitan penutup aset itu sepertinya terlepas.

Kaira seketika menatap wajah Arka yang ternyata sudah menempel dengan wajahnya. "Ah....."

Wajah Kaira maju sedikit saja pasti bibirnya akan bertemu dengan bibir Arka. "Arka...."

"Hmmm?..."

Karena sudah tak tahan lagi, tanpa pikir panjang Arka meraup bibir sexy Kaira penuh agresif. Tanpa melepas ciuman ia mengangkat tubuh wanita yang dirindukannya itu untuk pindah menuju kamar pribadi.

Bersambung....

Tinggalkan jejaknya sebagai dukungan, kasih saran juga kritiknya di kolom komentar!..🤗