Rahmeta putri Gadis yang selalu tampak ceria, dibalik keceriaannya tersimpan ketangguhan dan kepedihan secara bersamaan.
menyukai seorang pria yang pernah menjadi dosennya , ditolak sekian kalinya hingga memutuskan menyerah kemudian takdir membawanya kembali kepada cinta yang bertepuk sebelah tangan itu.
"Aku sudah berusaha lupa, tapi kenapa takdir semakin menjeratku dalam pelukannya?"
Ahmad Faruq syahreza, hidupnya menjadi aneh dan kacau ketika gadis itu mulai menganggu ketenangan harinya, tapi siapa sangka kehadiran gadis itu ternyata membawa warna bagi kaku nya hidup Reza.
" menjauhlah dariku,aku ini dosenmu."
" oke pak, saya akan selalu berada didekat bapak."
Apakah Meta tetap mencintai pria itu meski ia telah ditolak kesekian kalinya? bagaimana meta menjalani kemelut hidupnya?
Bagaimana cara Reza menghadapi gadis dengan mood labil itu? Bagaimana pula pria patah hati itu mengenali isi hatinya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kanza-azzahra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 34. Bisakah aku lupa?
Meta meletakkan kue yang dipegangnya diatas meja, ia bergegas menuju kamar mandi.
"sayang mau kemana?"
Rayyan menahan langkah Meta, ia menatap wajah gadis yang ia kagumi itu telah basah oleh air mata. Meta menepis kasar tangan Rayyan, ia berlari kearah toilet hotel, menumpahkan rasa sakit hati yang menggerogoti hatinya.
Ini bukan pertama kalinya Reza menghina serta merendahkannya, bukankah dulu pria itu juga bersikap begini. ia sudah coba untuk melupakan Reza, apakah pilihannya untuk kembali ke Jakarta merupakan pilihan yang salah?
kenapa takdir seolah membawanya kembali ke hadapan pria yang telah mencuri kemudian meremukkan hatinya tersebut.
Apakah sikapnya terlalu murahan atau memang pria itu bukanlah bagian dari takdirnya?
Ia menangis dan menumpahkan air matanya.
Meta meraba sudut hatinya yang terasa nyeri.
mungkin Reza benar bahwa dirinya tak cukup layak untuk berada disisi pria tersebut seharusnya ia bersikap profesional bukan?
**********
Ditempat acara
Rayyan menatap gadis cantik itu yang tampak menjauh menuju kamar mandi, hatinya bertanya, apa yang sudah dikatakan Reza pada gadis itu, karena seingatnya ketika Rayyan hendak menyusul Meta, salah satu kolega Faruq company menghampiri pria itu, hal tersebut membuatnya niatnya urung untuk menghampiri Meta. Disana ia melihat interaksi antara Meta dan Reza dari jauh.
"kak."
Rayyan menghampiri Reza yang sedang berbincang bersama orang tua mereka disalah satu meja. Reza menatap ke asal suara dan mendadak berhenti bicara.
"ya." jawab nya singkat
"apa yang sudah loe katakan pada dia, sampai dia menangis seperti itu?" Tanya Rayyan sinis
"siapa?"
"gak usah sok bego loe."
"ada masalah apa ini, sayang?" sang mama bertanya dengan nada lembut
"kenapa Ray?" Tuan Faruq ikut bertanya
"jawab loe, brengsek."
GUBRAKKKK
Rayyan memukul meja dengan keras, hal itu membuat rasa penasaran para tamu menjadi kuat, mereka seakan jadi pusat perhatian.
"jaga cara bicara kamu, gak sopan." Reza berdiri, pria itu menahan amarah dan hendak pergi tapi Rayyan menahan lengannya.
"tunggu, loe belum jawab pertanyaan gue."
"kamu pikir saja sendiri, gadis yang mengejar-ngejar seorang pria, dan melakukan berbagai cara demi mendapatkan cinta pria tersebut. apa namanya kalau bukan murahan, dia tak layak untukku ataupun untuk pria manapun." Reza berbicara dengan nada sinis
brukkk
Rayyan meninju kuat wajah kakaknya, hatunya hancur berkeping-keping, ia cukup kenal siapa Meta sebenarnya, Mark yang melihat situasi tersebut berusaha melindungi Reza dari amukan Rayyan.
"apa-apaan kalian ini."
Tuan Faruq berteriak keras, hal itu semakin membuat mereka jadi pusat perhatian.
sang istri terlihat menangis dipelukan Nadhifah putrinya.
"loe tau, kalau ada yang tak layak disini bukan dia tapi loe, sifat buruk loe ini tanpa sadar akan membuat loe takkan bertemu perempuan yang tulus, jadi wajar Bella meninggalkan loe."
Reza tersulut emosi kala mendengar nama Bella disebut sang adik, ia tak habis pikir, Rayyan yang biasanya selalu menghormatinya tega mempermalukan keluarga mereka hanya demi seorang gadis yang tak jelas.
Ia berusaha mendorong Mark kala sang asisten memegang kuat bahunya agar tak mendekati Rayyan.
"Rayyan jelaskan, ada masalah apa ini?" Tuan Faruq terus bertanya.
"papa tanya sama anak kebanggaan papa ini."
Rayyan melangkah meninggalkan keramaian, ia ingin menyusul gadisnya ke toilet.
"Rayyan, papa belum selesai bicara." Teriak tuan Faruq tapi sang putra enggan berhenti dan terus berjalan menuju sang pujaan hati.
**********
"sayang."
Suasana toilet tampak sepi, ia melihat Meta duduk meringkuk di lantai kamar mandi, gaun merah miliknya tampak sedikit basah.
gadis itu membenamkan wajahnya diantara kedua lututnya.
wajahnya menengadah kala mendengar suara dan menoleh kearah pintu toilet.
"mas." ucapnya lirih
"sayang, jangan menangis."
Ia mensejahterakan tinggi nya dengan gadis itu, berjongkok disamping Meta, Rayyan melihat wajah gadis itu sudah basah oleh air mata, maskara nya tampak luntur dan membuat riasannya berantakan.
"kenapa kesini?" Meta berusaha meredam tangisnya.
"jangan menangis oke." Rayyan memeluk erat Meta.
Meta tak mengerti, apa ini bisa dikatakan lebay? menangisi pria yang tak pernah mencintai nya sama sekali, bukankah dari awal ia tau bahwa Reza takkan pernah mencintai atau membalas perasaannya.
yang dikatakan Reza mungkin benar lantas mengapa ia menangis bukankah pria itu selalu berbicara begitu dari dulu.
" aku gak nangis kok." elak Meta sembari berusaha tersenyum.
"bagus, that's my girl."
Rayyan menangkap wajah cantik Meta, pria yang terkenal playboy itu benar-benar sudah jatuh dalam pesona seorang gadis asal Minang tersebut, menurut Rayyan daerah itu bukan hanya kuliner dan pemandangannya saja yang enak tapi para gadis yang berasal dari daerah dan berdarah Minang juga cantik dan enak dilihat.
"aku mencintai nya mas tapi dia jahat padaku." ujar Meta yang berusaha baik-baik saja nyatanya dia tak bisa menyembunyikan tangisnya, entah kenapa dia bisa seterbuka ini pada pria narsis dan urakan itu.
Rayyan mendadak nyeri dan kaku mendengar pengakuan Meta, hatinya sungguh sakit kala gadis yang ia sukai mengaku mencintai pria lain dihadapannya. Namun ia berusaha menahan rasa sakit hatinya, bibir nya ia paksa tersenyum.
"mau kuajari cara melupakan pria itu?" Tawar Rayyan spontan, Meta tampak mengangguk
"bagus, mulai sekarang ikuti perkataan ku, oke."
Meta tersenyum
"yuk aku antar pulang."
"tapi acaranya belum selesai."
"jangan dipikirkan, itu biar diurus Mark."
"tapi aku malu, nanti dilihat orang wajah ku begini gimana" Meta sepertinya menyadari bahwa riasannya sudah hancur.
Rayyan melepaskan jas miliknya.
"mas mau ngapain?" tanya Meta waspada
"jangan berpikian kotor, sayang. kalau kita udah sah baru kita iya-iya." Rayyan menarik turunkan alisnya menggoda Meta.
Meta tampak malu dan menyembunyikan rona wajahnya.
"mas mesum." ia memukul bahu Rayyan dengan tas miliknya.
"kdrt ini sayang, sakit tau."
"maaf." ucap Meta
"udah, yuk pulang, tutupi wajah mu dengan ini ya, kita lewat belakang saja ya." Rayyan menggendong Meta ala bridal style.
"mas turunin, aku bisa jalan sendiri." Meta memberontak
"kelamaan, tutup wajahmu, kalau tak ingin jadi bahan gosip besok pagi."
Meta tampak patuh, menutupi wajahnya dengan jas milik Rayyan. gadis itu belum tau peristiwa yang terjadi di acara ulang tahun perusahaan malam itu karena dirinya.
Rayyan melajukan mobilnya pelan menyusuri jalan Jakarta, mobilnya memang ia parkirkan di pintu belakang karena ingin menghindari wartawan.
Meta tidak tau apakah ia bisa melupakan Reza, nyatanya ia sudah mencoba tapi gagal bukan? perasaan ini sudah tertanam lama dihatinya dan seolah memiliki akar yang kokoh dan kuat tapi ia akan tetap mencoba, mencintai pria itu sungguh menyiksanya.
**************
wahhhh, jangan lupa like and support ya