Berondong Posesif Kesayangan Nona CEO

Airyn menggigit tonjolan kecil yang ada di leher Juna, membuat sang pemilik tubuh meringis kesakitan, namun Airyn tidak peduli dan terus menggigit tonjolan itu dengan gemas nya. Bahkan, dia meninggalkan tanda kepemilikan di bagian itu. 

"Aawhss, sayang.."

"Apple.." Jawab Airyn sambil tersenyum kecil. Juna menggelengkan kepala nya, dia kira Airyn ingin Apple apa, ternyata dia menginginkan Apple yang ada di leher. Witch is, itu bukan Apple tapi jakun. Pantas saja Juna di buat keheranan, karena di tawari buah apel pun, Airyn menolak karena bukan Apple itu yang dia maksud dan dia inginkan.

"Merah deh, upsie.." Airyn menutup mulut nya dengan sebelah tangan, satu tangan nya lagi dia gunakan untuk mengusap tanda kemerahan yang ada di leher Juna. 

"Jahil banget deh kamu tuh, mana ada ini Apple. Ini mah jakun, sayang."

"Terserah apa nama nya, bagi ku ini Apple dan jangan sampai ada yang menyentuh nya selain aku, kamu paham?" 

"Yeahh, baiklah. Lagian, siapa yang mau nyentuh jakun? Perasaan gak bakalan ada." Jawab Juna sambil membantu Airyn turun dari meja dekat wastafel itu dan membawa nya ke meja makan untuk makan malam. 

Juna membawakan nasi dan juga lauk nya, wanita itu tersenyum saat melihat Juna datang dengan piring berisi lauk dan juga nasi nya.

"Sayang, harusnya kamu tidak perlu melayani ku seperti ini. Bukankah terbalik? Harusnya aku yang melakukan itu, sayang."

"Tidak perlu, aku yang akan melakukan nya, sayang."

"Tapi, bukankah kelak aku akan menjadi seorang istri yang harus melayani suami nya?"

"Kalau aku yang menjadi suami mu nanti, kamu tidak perlu melakukan nya, selama aku bisa melakukan nya sendiri, aku takkan menyusahkan kamu, sayang." Jawab Juna membuat Airyn tersenyum kecil. Jawaban Arjuna, membuat hati nya senang. 

"Tidak peduli aku seperti apa sekarang, apa jabatan ku, suatu hari nanti aku pasti akan menjadi seorang istri dan ibu. Nanti, jika kita menikah aku akan tetap di rumah menyambut mu." Jawab Airyn membuat Juna yang sedang menyuapkan makanan itu langsung berhenti. 

"Kamu yakin kalau hubungan ini akan berjalan lama, sayang?"

"Tentu, memang nya kenapa? Apa kamu tidak yakin dengan hubungan kita?"

"Maaf, tapi jawaban nya iya. Terus terang aku tidak yakin, karena aku tahu siapa aku dan siapa dirimu, sayang. Aku hanya takut, dengan pekerjaan ku sekarang ini akan menjadi hambatan nanti nya." Jelas Arjuna membuat Airyn menatap wajah tampan sang kekasih yang terlihat sendu.

"Aku sudah bilang berapa kali sama kamu, yang? Aku tidak memerlukan pendapat orang lain, aku hanya peduli dengan perasaan ku. Aku mencintai mu dan kamu pun sebaliknya. Jadi, mari kita jalani hubungan ini dengan baik tanpa harus meragukan satu sama lain. Kamu mengerti?"

"Hmm baiklah, sayang."

"Ohh iya, besok kamu mulai kursus mengemudi kan?" Tanya Airyn sambil kembali menyuap makanan di piring nya dengan lahap. Masakan Juna terasa sangat enak di lidah nya, rasa nya cocok dengan selera Airyn yang memang lebih menyukai makanan yang sedikit manis dan Juna memasak nya seperti itu. 

"Iya, tapi aku kok degdegan ya." 

"Ya artinya kamu masih hidup, sayang. Makanya deg-degan." Jawab Airyn sambil tersenyum.

"Tapi kan.."

"Sudahlah, aku juga sudah mendaftarkan mu di tempat kursus terbaik, sayang." Jawab Airyn. 

"Hmm, baiklah."

"Sudah selesai makan ya?"

"Sudah, sayang." 

"Yaudah, kamu ke depan aja. Aku mau cuci piring dulu."

"Hati-hati, jangan ceroboh ya."

"Iya-iya, sayangku." Jawab Airyn. Dia pun beranjak dari duduk nya, lalu mencuci piring di wastafel, sedangkan Arjuna pergi ke ruang tamu untuk bersantai. Sebentar lagi, mereka harus tidur.

"Sayang.." panggil Airyn membuat Arjuna menoleh. Pemuda tampan itu tersenyum manis lalu merentangkan kedua tangan nya, Airyn langsung masuk ke dalam dekapan hangat sang kekasih, dia juga duduk di pangkuan Juna dan pemuda itu sama sekali tidak keberatan sama sekali. Dia malah menyukai tingkah Airyn yang menurut nya sangat menggemaskan. 

"Bobok yuk?" Ajak Airyn sambil menduselkan wajah nya di ceruk leher Arjuna, dia mengendus aroma khas sang kekasih yang aroma badan nya membuat Airyn candu. 

"Geli, sayang. Kamu ngapain sih?"

"Ngendus kamu, aroma nya bikin aku candu." Jawab Airyn.

"Geli, isshh. Ayo ke kamar, kita tidur." Ajak Arjuna. Pemuda tampan itu pun menggendong Airyn ala bayi koala lalu membawa nya ke kamar. Juna sesekali mengecupi bibir dan pipi sang kekasih dengan gemas. 

Sesampai nya di kamar, Juna menurunkan sang kekasih di atas ranjang dengan perlahan. Juna berbaring di samping Airyn dan langsung memeluk nya, dia meletakan sebelah tangan nya di pinggang ramping sang kekasih, sebelah tangan nya lagi dia letakan di bawah kepala sang kekasih, menjadikan nya bantal.

"Nyaman sekali, hangat." Ucap Airyn sambil menduselkan wajah nya di dada bidang sang kekasih. 

"Tidurlah, sebelum aku berubah pikiran, sayang." Ajak Juna sambil mengecup bibir Airyn, lalu menarik selimut dan menyelimuti sang kekasih hingga ke dada nya. Kedua nya tidur sambil memeluk satu sama lain dengan mesra.

Keesokan pagi nya, Airyn mengantar sang pujaan hati ke tempat kursus mengemudi. Wanita itu menyempatkan diri untuk mengantarkan sang kekasih ke tempat kursus terlebih dulu sebelum dia pergi ke perusahaan.

"Bang, nitip ya. Jangan di bentak, dia sensitif." Ucap Airyn pada seorang pria yang terlihat berbadan tinggi besar dengan wajah yang sangar.

"Baik, Nona Airyn. Dia ini kekasih mu?"

"Dari cara ku bicara dan menitipkan nya, harus nya kau tidak perlu bertanya lagi, bukan?"

"Hahaha, baiklah. Itu sudah cukup menjelaskan hubungan kalian, Nona."

"Baiklah, kalau begitu aku pergi dulu." Ucap Airyn setelah melihat jam tangan yang melingkar di pergelangan tangan nya.

"Cil, aku pergi dulu ya? Kamu belajar yang bener." Ucap Airyn membuat Juna mengerucut kan bibir nya, dia tidak suka mendengar Airyn memanggil nya bocil di depan orang-orang seperti ini. 

"Jangan cemberut gitu dong, nanti ganteng nya berkurang."

"Iya, Bby. Hati-hati di jalan nya ya?" Ucap Juna sambil meraih tubuh mungil Airyn ke dalam pelukan nya dan wanita itu juga membalas pelukan sang kekasih dengan erat.

"Kamu juga, aku kerja dulu. Kalau ada apa-apa, bilang aja sama bang Heru."

"Iya, Bby."

"Yaudah, aku pergi dulu. Belajar yang bener."

"Iya sayangku." Jawab Juna. Dia menunduk dan mengecup singkat kening Airyn dengan mesra. Airyn juga membalas nya dengan kecupan kasih sayang di pipi kanan dan kiri Arjuna.

"Aku pergi dulu, papay.." Airyn melambaikan tangan nya ke arah Arjuna dan di balas oleh lambaian tangan Juna saat melihat mobil Airyn melaju menjauh meninggalkan tempat kursus itu dengan kecepatan sedang.

"Hey, kemarilah. Kita belajar sekarang.." Ucap Heru, selaku pelatih di tempat ini. Juna mengangguk dan dia pun mulai belajar menyetir bersama pria itu. Meskipun agak ngeri belajar dengan orang seperti Heru, tapi ternyata tidak seburuk itu juga. Karena dia ketakutan dengan Heru, jadi Juna merasa lebih mudah menguasai materi yang di ajarkan oleh Heru.

......

🌻🌻🌻🌻🌻🌻