Pencarian nya untuk mendapatkan wanita idaman yang bisa menerima diri dan anak-anak nya, melalui proses panjang. Tidak heran hambatan dan ujian harus ia hadapi. Termasuk persaingan diantara wanita-wanita yang mengejar dirinya karena dia termasuk pria yang mapan, tampan dan punya banyak aset yang berharga.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Naim Nurbanah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17
"Apa? Sabrina diculik? Kok bisa?" ucap Fauzan yang tiba-tiba mendapatkan laporan dari kedua mamak-mamak rempong yang masih tinggal di rumah nya itu. Beliau adalah mamak Ruminah dan mamak Sarina.
"Tadi Sabrina pergi ke pasar bersama dengan bibi. Tapi kata bibi karena mereka terpisah, bibi jadi berpikir kalau Sabrina sudah pulang duluan," cerita mamak Sarina.
"Ya Tuhan! Di mana Sabrina sekarang ini? Siapa dalang dibalik penculikan Sabrina?" sahut Fauzan.
Mamak Sarina dan juga mamak Ruminah saling berpandangan. Keduanya mulai memikirkan, siapa yang sudah menculik Sabrina.
"Pasti ini ada hubungannya dengan kamu, Fauzan? Apakah selama ini ada seseorang yang sudah kamu sakiti? Mungkin klien atau relasi kamu yang pernah kamu buat kecewa?" ucap mama Sarina. Fauzan menyipitkan bola matanya. Fauzan merasa selama ini kolega, relasi maupun klien nya tidak ada punya masalah dengan dirinya.
"Sepertinya tidak ada, mak! Selama ini baik-baik saja hubungan ku dengan klien-klien juga relasi," kata Fauzan.
Mamak Sarina dan juga mamak Ruminah kembali berpikir. Kira-kira siapa yang pantas dicurigai.
"Vievie!" ucap mamak Sarina dan mamak Ruminah secara bergantian.
"Vievie? Kenapa mamak berpikiran dibalik hilangnya Sabrina adalah Vievie?" sahut Fauzan.
"Karena Vievie lah yang pantas dicurigai, Fauzan! Selain dia menyukaimu, dia itu seperti sangat terobsesi dengan kamu. Apalagi kamu akan menikah dengan Sabrina," kata mamak Sarina dan mamak Ruminah membenarkan analisa dari mamak Sarina.
"Vievie? Apa benar dia yang melakukan nya?" sahut Fauzan.
"Kalau kamu ingin lapor ke pihak berwajib, mamak rasa tidak akan mendapatkan hasil. Sedangkan Sabrina telah disembunyikan oleh mereka," kata mamak Ruminah.
"Kalau begitu, aku harus menjumpai Vievie! Pelan-pelan aku akan bicara dengan dirinya. Selain itu, aku akan menyuruh anak buahku untuk mencari Sabrina. Aku pikir ponsel Sabrina bisa dilacak oleh anak buahku. Dimana titik lokasi terakhir kali, Sabrina berada," kata Fauzan.
"Semangat, Fauzan! Semoga Sabrina secepatnya bisa kita temukan," ucap mamak Sarina.
"Aamiin, mak! Tolong masalah hilang nya Sabrina, sementara ini jangan sampai Erlina mengetahui. Namun kalau dalam satu minggu kita belum menemukan Sabrina, apa boleh buat. Kita terus terang saja dengan Erlina," kata Fauzan.
"Tapi, lebih baik kita jujur bicara dengan Erlina. Aku takut dia semakin kecewa jika kita membohongi dirinya," ucap mamak Ruminah.
"Hem, baiklah mak! Terserah mamak saja. Yang penting Erlina mau makan dan minum obatnya. Terapinya harus tetap jalan supaya Erlina cepat pulih," sahut Fauzan.
"Iya, nak!" kata mamak Ruminah dan mamak Sarina.
⭐⭐⭐⭐⭐⭐
"Jadi, kamu menuduhku menculik Sabrina?" ucap Vievie dengan geram dan amarah pada Fauzan.
"Maaf,Vie! Aku harus bertanya pada siapa lagi dengan keberadaan Sabrina? Bantu aku Vie, jika kamu mengetahui keberadaan Sabrina," kata Fauzan.
"Tentu saja, pak Fauzan! Saya akan membantu bapak," sahut Vievie yang pura-pura prihatin dengan hilang nya Sabrina.
"Di mana Sabrina? Apakah dia sudah makan apa belum? Aku jadi mengkhawatirkan Sabrina," ucap Fauzan. Ada pandangan tidak suka saat Fauzan penuh kekhawatiran dan perhatian dengan Sabrina.
"Sial! Kenapa tidak aku bikin mampus saja Sabrina? Sudah aku bikin jauh dari Fauzan pun, Sabrina masih saja membuat Fauzan memikirkan keberadaan nya. Untung saja, Anies sudah membawa Sabrina ke luar kota," batin Vievie.
"Di minum dulu pak! Sambil memikirkan keberadaan Sabrina, pak Fauzan harus tenang lebih dahulu," kata Vievie.
"Iya, terimakasih Vie!" sahut Fauzan. Ada senyum kelicikan dari Vievie. Rencana jahat Vievie masih terus ia jalankan untuk mendapatkan Fauzan. Apapun jalannya, Vievie harus bisa menikah dengan Fauzan. Fauzan meminum minuman yang diberikan oleh Vievie yang sudah diberi dengan obat tidur. Setelah nya senyum seringai Vievie terlihat. Sedikit lagi rencananya akan berhasil. Diam-diam dia menyuruh anak buahnya untuk melaporkan dirinya sendiri pada Rt bahwasanya di rumahnya dia telah membawa seorang laki-laki dan bahkan bermalam di rumah nya.
Jebakan Vievie telah ia rencanakan. Seolah-olah Fauzan bermalam di rumahnya dan kumpul kebo. Sehingga saat warga setempat dan juga ketua RT memergoki dirinya bersama dengan Fauzan, mau tidak mau akan memaksa keduanya untuk menikah. Itulah akal licik yang akan direncanakan oleh Vievie. Sehingga minuman Fauzan telah ia beri obat tidur.
"Tiba-tiba aku mengantuk, Vie! Aku pulang dulu yah," ucap Fauzan.
"Kenapa tidak bermalam di sini saja, pak! Bahaya loh, kalau menyetir mobil dalam keadaan mengantuk. Apalagi pak Fauzan sedang kepikiran dengan Sabrina.Sambil menunggu kabar dari teman saya. Siapa tahu teman ku pun bisa menemukan keberadaan Sabrina," kata Vievie berusaha menahan Fauzan yang hendak pulang.
"Hoam! Ya Alloh, ngantuk banget! Aku tidur di sofa saja deh," kata Fauzan sambil merebahkan tubuh nya di sofa panjang ruangan itu. Dia sudah tidak tahan lagi dengan rasa kantuk nya.
"Akhirnya kena juga pak Fauzan. Sebentar lagi, pak Fauzan tidak bisa lagi menghindar dari aku. Dia akan menikahi aku," gumam Vievie dengan senyum seringai nya.
*****
"Ada apa ini pak? Bapak salah paham! Saya tidak melakukan apapun dengan nona Vievie. Bahkan melakukan tindakan asusila yang telah bapak-bapak tuduhkan pada saya," kata Fauzan saat beberapa warga datang ke rumah Vievie beserta pak RT di tengah malam dan menuduh Fauzan dan Vievie telah melakukan kumpul kebo.
Vievie pura-pura ketakutan dan panik seraya memeluk Fauzan. Sikap Vievie semakin menunjukkan pada warga serta ketua RT bahwasanya kedua manusia lawan jenis itu mempunyai hubungan intim yang lebih dari sekadar teman.
"Saudara bilang tidak melakukan tindakan asusila? Lihat saja! Nona Vievie terlihat menempel dengan saudara," sahut salah satu warga dengan suara lantang.
Vievie semakin menempel ke lengan Fauzan. Fauzan berusaha melepaskan tangan Vievie yang bergelayut pada lengannya. Namun Vievie tetap saja enggan melepaskannya. Dia berpura-pura panik dengan kemarahan warga.
"Benar! Pak Rt, lebih baik mereka berdua kita bawa ke kantor balai desa. Mereka itu telah melakukan tindakan yang membuat warga resah," sahut salah seorang warga dengan jenis kelamin laki-laki.
"Jelas-jelas mereka itu bukan saudara dan sedarah. Bahkan mereka tidak melaporkan kepada ketua RT jika menginap dan bermalam di tempat seorang gadis," kata seorang bapak-bapak diantara kerumunan beberapa warga yang datang ke rumah Vievie.
Dalam hati Vievie tertawa penuh kemenangan. Di balik kerumunan warga yang datang itu, ada seseorang suruhan Vievie yang menjadi provokator. Dia lah yang melaporkan kepada ketua RT. Sehingga saat beberapa warga yang bertugas meronda ikut beramai-ramai mendatangi rumah Vievie.
Fauzan dan Vievie saling berpandangan. Keduanya akhirnya pasrah digiring ke balai desa.
"Maaf, saudara harus kami bawa ke kantor balai desa untuk menjelaskan semuanya. Mari!" kata ketua RT.
"Tapi pak! Saya bisa menjelaskan semua nya. Bapak-bapak semua salah paham. Saya tidak melakukan apapun. Bahkan saya juga tidak ada hubungan yang spesial dengan Vievie. Saya sedang mencari calon istri saya yang belum kembali pulang," kata Fauzan berusaha menjelaskan semua yang terjadi.
"Maaf, saudara! Lebih baik saudara jelaskan saja nanti di kantor balai desa," sahut ketua RT.
Dalam hati Vievie tertawa penuh kemenangan. Dia telah berhasil merencanakan jebakan untuk Fauzan. Selangkah lagi, Fauzan akan dituntut oleh warga untuk menikahi dirinya. Tentu saja semua karena ada seseorang yang membantu Vievie untuk mewujudkan rencana liciknya.
⭐⭐⭐⭐⭐
"Kami mencurigai nona Vievie masuk ke rumah kosong yang lama tidak ditempati, bos!" ucap seorang laki-laki suruhan Fauzan yang melaporkan melalui panggilan ditelepon.
"Benarkah?" sahut Fauzan.
"Benar, bos!" kata seseorang laki-laki suruhan Fauzan.
"Baiklah! Tapi aku ada sedikit masalah! Segera datang ke kantor kelurahan. Ada kesalahpahaman yang terjadi di sini," ucap Fauzan.
"Hah? Ada masalah apa, bos?" sahut laki-laki itu.
"Jangan banyak tanya! Cepat kemari! Aku akan mengirimkan lokasi keberadaan ku saat ini," ucap Fauzan yang terlihat sudah bosan untuk menjelaskan pada beberapa orang yang terkait di kantor balai desa tersebut.
⭐⭐⭐⭐⭐
"Jadi Sabrina telah di culik? Lalu siapa yang menculik Sabrina, mak?" tanya Erlina.
Saat ini Erlina masih duduk di kursi roda. Dia mendapatkan laporan dari dua mamak rempong yaitu mamak Sarina dan juga mamak Ruminah. Kedua wanita setengah baya itu saling berpandangan. Lalu keduanya mengangkat kedua bahunya sendiri tanpa tidak mengetahui siapa yang telah membawa Sabrina kabur.
"Entahlah, Erlina! Tapi kamu jangan khawatir yah! Fauzan saat ini sedang mencari keberadaan Sabrina," sahut mamak Ruminah. Erlina diam membisu. Tiba-tiba saja dirinya mengkhawatirkan suaminya dan juga Sabrina.
⭐⭐⭐⭐⭐
Di kantor kelurahan, Fauzan merasa tersudut oleh para warga. Mereka mendesak Fauzan supaya bertanggungjawab dan menikahi Vievie. Tentu saja di dalam sekelompok warga itu ada orang Vievie sebagai provokasi supaya para warga di sana terpengaruh atas ucapan orang suruhan Vievie. Fauzan merasa tertuduh dan mau tidak mau harus menikah dengan Vievie untuk meluruskan masalah dan menghapus fitnah dari warga.
Datang dengan tergesa-gesa asisten pribadi Fauzan. Dia adalah Rahmat. Dengan tatapan bingung, Rahmat melihat Fauzan dan Vievie secara bergantian. Fauzan sudah uring-uringan lantaran didesak untuk menikah dengan Vievie. Bagi Fauzan ini adalah lelucon belaka.
"Sebenarnya ada masalah apa tuan? Kenapa tuan Fauzan jadi didesak untuk menikah oleh semua warga di sini? Apakah tuan Fauzan ketahuan atau kepergok oleh warga melakukan hal mesum di rumah nona Vievie?" ucap Rahmat asal bicara.
"Gundul kamu itu! Aku datang ke rumah Vievie karena mencari keberadaan Sabrina yang hilang dan belum kembali ke rumah. Tapi karena aku kelelahan, aku tertidur di rumah Vievie. Hingga warga datang ke rumah Vievie mengira aku dan Vievie melakukan tindakan asusila karena aku tidur di rumah Vievie," terang Fauzan.
Rahmat memandang Vievie penuh selidik. Tentu saja Rahmat jadi mencurigai Vievie. Dialah dalang sebenarnya.
"Aku aku sebenarnya telah dilecehkan oleh pak Fauzan disaat beliau tidak sadar. Aku berani bersumpah. Pak Fauzan sebenarnya telah merenggut kesucian ku disaat beliau dalam keadaan mabok," Tiba-tiba Vievie mengatakan kebohongan yang membuat semua orang yang di sana menjadi geram dan marah pada Fauzan.
Fauzan dan Rahmat tidak kalah terkejut nya dengan pengakuan Vievie yang nyata-nyata adalah sebuah kebohongan.
"Sebenarnya saya tidak mau mengatakan kebenaran ini. Namun karena pak Fauzan bersikeras tidak mau bertanggungjawab dan menikah dengan ku, saya terpaksa mengatakan yang sebenarnya. Tentu saja pak Fauzan tidak pernah sadar kalau sudah merenggut kesucian saya. Karena setelah pak Fauzan melecehkan dan memaksa saya untuk melakukan hubungan intim itu, pak Fauzan tertidur pulas karena kelelahan," cerita Vievie.
Sukses membuat semua warga ingin menghakimi Fauzan. Namun semua bisa dikendalikan oleh orang yang berpengaruh di kantor kelurahan itu.
"Bagaimana ini, tuan? Anda harus bertanggungjawab dan menikahi Vievie jika memang anda melakukan itu," bisik Rahmat. Fauzan diam dan berusaha memikirkan penyelesaian masalah ini. Dalam situasi Fauzan saat ini sulit untuk menepis tuduhan Vievie dan ditambah semua warga sudah mempercayai ucapan Vievie.
"Pak Fauzan! Anda harus bertanggungjawab dalam masalah ini. Karena anda sudah terbukti bersalah. Karena disaat kami di rumah nona Vievie, posisi anda dengan non Vievie memang sedang berdua di dalam kamar. Bahkan pak Fauzan dan nona Vievie dalam keadaan tidak lengkap mengenakan pakaian. Bukankah itu sudah menjadi bukti nya? Kenapa pak Fauzan tidak mengakuinya?" kata ketua RT.
Beberapa warga ikut ribut dan kembali menyahut. Kegaduhan kembali terjadi. Hingga akhirnya mau tidak mau Fauzan mengakui kekalahannya walaupun dirinya merasa tidak melakukan hubungan intim dengan Vievie.
"Oke, oke! Baiklah, saya akan bertanggungjawab dan menikahi Vievie," sahut Fauzan akhirnya. Dalam hati Vievie merasa lega. Dia puas bahwasanya rencananya berhasil. Rahmat masih dalam mode bingung karena dirinya memang tidak tahu pasti kebenarannya.
"Tenang tuan muda! Nona Vievie juga cantik dan seksi. Tidak rugi kalau tuan muda menikahi nona Vievie," bisik Rahmat yang membuat mata Fauzan melotot dengan sempurna.