Setelah malam naas penjebakan yang dilakukan oleh Adik tirinya, Kinanti dinyatakan hamil. Namun dirinya tak mengetahui siapa ayah dari bayi yang dikandungnya.
Kinanti di usir dari rumah, karena dianggap sebagai aib untuk keluarganya. Susah payah dia berusaha untuk mempertahankan anak tersebut. Hingga akhirnya anak itu lahir, tanpa seorang ayah.
Kinanti melahirkan anak kembar, berjenis kelamin laki-laki dan perempuan. Kehadiran anak tersebut mampu mengubah hidupnya. Kedua anaknya tumbuh menjadi anak yang genius, melebihi kecerdasan anak usianya.
Mampukah takdir mempertemukan dirinya dengan laki-laki yang menghamilinya? Akankah kedua anak geniusnya mampu menyatukan kedua orang tuanya? Ikuti kisahnya dalam karya "Anak Genius : Benih Yang Kau Tinggalkan."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SyaSyi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Single Mom
Air mata kebahagiaan menetes tak tertahan. Kini dirinya telah menjadi seorang ibu dari kedua buah hatinya. Kinanti merasa bahagia bisa memiliki mereka berdua. Dia memberi nama Satria untuk anak laki–lakinya, berharap kelak anaknya akan menjadi laki-laki yang pemberani yang dapat melindungi dirinya dan adik perempuannya. Sedangkan untuk anak perempuannya, Kinanti memberi nama Bunga agar anaknya kelas seperti sebuah bunga yang banyak di sukai banyak orang karena indah di pandang mata.
"Kalian yang membuat Bunda untuk tetap bertahan seperti ini. Maafkan Bunda, karena harus membawa kalian ke warung bakso Bunda. Semoga kalian menjadi sosok yang kuat," ucap Kinanti dalam hati.
Sungguh tak mudah baginya, untuk menjadi single mom. Di usia kembar yang baru tiga bulan, harus ikut jualan bersama sang Bunda. Sebenarnya, Kinanti bisa saja melamar pekerjaan di sebuah perusahaan. Dengan ilmu pengetahuan yang dia miliki. Namun, dia tak tega meninggalkan kembar dengan seorang pengasuh. Hingga dirinya memutuskan untuk berwiraswasta.
Kembar tumbuh menjadi anak yang sehat dan menggemaskan, meskipun hidup dengan keterbatasan ekonomi. Demi sang anak, Kinanti rela meninggalkan kehidupan yang enak. Kini dirinya harus merasakan hidup di kontrakan yang sempit, dan hidup sangat sederhana.
"Aku yakin, suatu saat nanti. Aku pasti bisa memberikan kehidupan kembar yang lebih baik. Doakan Bunda Sayang, semoga Bunda bisa menjadi ibu yang baik untuk kalian," ucap Kinanti dalam hati.
Saat melihat kembar yang sedang tertidur di kasur kecil yang berada di sebuah kamar yang sederhana. Kinanti membuat ruangan pembatas yang hanya di tutupi dengan tirai panjang, untuk tempat tidur sang anak. Sebisa mungkin dia memberikan kenyamanan untuk sang anak.
"Pak Dimas, silahkan Pak! Mau pesan apa, Pak?" Kinanti menyambut Dimas, mantan bosnya dulu. Kinanti langsung melayani pesanan Dimas dengan cekatan, layaknya pelayanan kepada pengunjung bakso lainnya.
"Silahkan, Pak!" ucap Kinanti sambil meletakkan satu mangkuk berisi baso urat beserta mie dan bihun. Kinanti juga membuatkan es teh manis untuk mantan bosnya itu.
"Oh ya, Kinan. Satria dan Bunga mana?" tanya Dimas. Dimas selalu perhatian kepada kedua anak Kinanti, sayangnya Kinanti masih terus menolaknya.
Kinanti merasa senang, karena Dimas selalu makan baksonya dengan lahap. Suatu kepuasan bagi seorang penjual, jika pembeli menikmati makanannya dengan lahap. Tak butuh waktu lama, Dimas sudah selesai menyantap bakso tersebut.
"Kinan, mengapa sih kamu masih terus menolak aku untuk menjadi suami kamu? Aku tulus mencintai kamu, dan aku ingin menjadi ayah untuk kembar. Coba kamu lihat kembar, apa kamu tak merasa sedih melihat dia harus tidur di lantai hanya menggunakan kasur lipat dan ikut ke tempat jualan? Aku janji, akan memberikan kehidupan yang layak untuk kalian. Aku ingin membahagiakan kalian," ungkap Dimas.
Lagi-lagi Kinanti menolaknya. Dia merasa nyaman hidup seperti sekarang. Hidup tanpa merepotkan orang lain, dan hidup tanpa balas budi kepada orang lain. Pengalaman masa lalu sang Bunda, selalu membekas dihatinya. Dimana sang ayah berselingkuh dengan wanita yang menjadi ibu tirinya sekarang, hingga akhirnya dia harus kehilangan ibu yang sangat dia cintai.
Kinanti memutuskan untuk tidak menikah dan menjadi single mom untuk kedua buah hatinya. Dia masih mengalami trauma, terlebih dirinya saat ini menjadi korban dari seorang laki-laki yang bertanggung jawab.
"Aku yakin, kalau suatu saat nanti aku bisa memberikan kebahagiaan untuk mereka. Aku sudah menikmati peran aku sebagai single mom. Aku takut nantinya, suamiku merasa tak terima karena aku terlalu fokus kepada anakku. Hanya mereka yang aku miliki di dunia ini, dan aku tak mau menyia-nyiakannya. Semoga Allah selalu meridhoi langkahku. Justru pelajaran seperti ini, nantinya akan menjadikan kedua anakku menjadi sosok yang kuat dan menghargai arti sebuah kehidupan. Yang harus berjuang untuk meraih sebuah keberhasilan," ungkap Kinanti, dan Dimas hanya bisa menghela napas. Sungguh tak mudah baginya, untuk berhadapan dengan wanita keras kepala seperti Kinanti.
Tak ada lagi yang dia miliki, Kinanti benar-benar hidup dari 0. Memulai semuanya dari awal. Bahkan kuliahnya pun harus hancur, karena kejadian yang begitu menyakitkan. Laki-laki yang tak bertanggung jawab meninggalkan benih di rahimnya.
Kinanti yakin, akan datang kebahagiaan setelah masa sulit yang harus dia lewati. Sesungguhnya, kesedihan adalah sebuah pengalaman yang mengajarkan dirinya menjadi sosok wanita yang kuat.
"Maaf Pak, aku tinggal dulu. Bunga nangis," ujar Kinanti dan Dimas tampak menganggukkan kepalanya.
Rasa cintanya kepada sang buah hati, melebih rasa cintanya kepada diri sendiri. Dirinya sudah hancur, tentu saja dia tak menginginkan kedua anaknya hancur sepertinya. Seorang bayi yang terlahir ke dunia tak pernah salah, meskipun dirinya hadir dari sebuah kesalahan orang tuanya. Kinanti akan berjuang untuk membesarkan kembar, meskipun dirinya harus mempertaruhkan nyawanya.
"Eh, Bunga sudah bangun. Sini Ayah gendong," ujar Dimas.
Sebenarnya Kinanti merasa keberatan, Dimas ingin kembar memanggil dirinya ayah. Karena Dimas memang bukan ayahnya kembar. Namun, Dimas meminta Kinanti untuk memperbolehkan dirinya menjadi ayah angkat untuk kembar. Meskipun mereka tak ada ikatan suami istri.
"Kamu lihat 'kan, Nan? Bahkan Bunga merasa nyaman dalam pelukan aku, ayolah kamu jangan egois! Buka hati kamu untuk aku, lupakan laki-laki yang tak bertanggung jawab itu," ucap Dimas.
"Maaf Pak, tolong jangan paksa aku! Jangan buat aku akhirnya menjauhi Bapak. Bapak memang laki-laki yang baik, tetapi Bapak bukan ayah dari kembar. Kembar hanya memiliki seorang ibu," sahut Kinanti.
Semakin hari kembar semakin pintar, dan menggemaskan. Membuat setiap orang yang melihatnya akan merasa senang. Mereka tumbuh menjadi anak yang sehat dan ceria.
"Siapa pun Anda, ku pastikan Anda akan menyesali hidup Anda. Jika suatu saat nanti Anda tahu, kalau Anda yang tak pernah Anda harapkan tumbuh menjadi anak yang menggemaskan," umpat Kinanti.
Kinanti begitu dendam dengan sosok laki-laki yang tak bertanggung jawab menghamili dirinya. Jika suatu saat nanti, laki-laki itu datang di hidupnya.
Istilah banyak anak banyak rezeki dan anak sudah ada rezekinya, bukan sebuah pepatah belaka. Kehadiran kembar justru membuat perekonomian Kinanti semakin membaik. Kembar kini sudah berusia satu tahun. Warung bakso Kinanti semakin ramai, sedikit demi sedikit dirinya sudah bisa menabung untuk kebutuhan kembar.
"Terima kasih Ya Allah, engkau telah mengabulkan doaku. Warung bakso yang cukup laris di Yogyakarta. Aku yakin, kalau engkau akan selalu bersamaku," ucap Kinanti dalam hati. Omset penjualan semakin meningkat. Rasa lelah yang Kinanti rasakan, terbayar dengan pendapatan yang dia dapatkan dari penjualan bakso.
"Tak akan ada yang menyangka, seorang anak yang hanya memiliki seorang ibu dan hanya anak dari seorang penjual bakso, dan hadir dari sebuah kesalahan kelak akan menjadi seorang sarjana. Aku harus terus bersemangat untuk meraih kesuksesan. Semoga Allah mengabulkan doaku." Doa yang Kinanti panjatkan di dalam sujudnya.