NovelToon NovelToon
ODELIA The Ocean Heart & Mortal Soul

ODELIA The Ocean Heart & Mortal Soul

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Identitas Tersembunyi / Persahabatan / Fantasi Wanita / Transmigrasi Copyman
Popularitas:438
Nilai: 5
Nama Author: Tilia

Kisah Odelia sang putri duyung terpaksa memindahkan jiwanya pada tubuh seorang wanita terdampar di tepi pantai, kerena situasi berbahaya sebab ia di buru oleh tunangan serta pasukan duyung atas kejahatan yang ia tidak lakukan.

Di sisi lain wanita terdampar dan hampir mati mengalami hal yang pilu di sebabkan oleh tunangannya.

Akankah Odelia mendapatkan kembali tubuh duyungnya untuk membalaskan dendamnya serta orang yang telah merebut kebahagian tubuh yang ia ditempati atau Odelia memilih menjalani hidup bersama orang yang mencintainya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tilia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 19

Sinar matahari memasuki kamar Odelia melalui celah jendelanya. Terbangun dari tidurnya Odelia memegang kepalnya yang terasa berat.

“Ah.. kepala ku terasa pusing” Odelia duduk di tempat tidurnya memegang kepalnya dengan kedua tanganya kemdian menuangkan air di gelasnya.

Menuruni tangga menuju lantai satu, terlihat Adrian dan Jamie tertidur dekat perapian, Odelia memasuki kamar mandi dan membersihkan diri. Saat keluar kamar mandi tercium aroma manis gandum, Davian sedang memasak sesuatu dan Penelope duduk di meja dengan lesu memakan apel di tanganya.

“Cath, selamat pagi..” Penelope menyapa Odelia.

“Pagi, Pen” Odelia segera kembali menuju kamarnya, menata rambutnya dengan sederhana Odelia menyadari pin rambut pemberian Adrian menghilang namun tidak dengan anting-anting dan perhiasan lainya namun ia yakin memakainya kemarin.

Kembali menuju lantai satu Odelia duduk bersebelahan dengan Penelope.

“Pen, apa yang terjadi setelah kita menari bersama tadi malam?” Odelia bertanya pada Penelope.

“Aku tidak mengingat apapun” Penelope menggelengkan kepalanya.

Davian menaruh piring berisikan potongan buah dan sepanci gandum, kemudian menata piring di meja.

“Lebih baik kamu menyegarkan diri, Pen” Davian menuangkan jus pada gelas di meja.

“Baiklah” meminum jus Penelope pergi untuk membersihkan diri.

Pintu terbuka, Ael memasuki ruangan membawa keranjang sayur di tanganya. Meletakan keranjang dan menatap Odelia sesaat sebelum pergi ke jendela dekat perapian membuka jendela untuk membangunkan Adrian dan Jamie yang masih tertidur.

Cahaya menyinari kedua hingga terbangun.

“Aaaaaaaa hentikan” Jamie terkejut mencoba menutup dirinya dengan selimut sedangkan Adrian duduk memegang kepalanya menatap sekitar sebelum bangkit meminum air dekat Davian.

Setelah segelas air menyebarkannya, Adrian menatap Odelia.

Odelia merasa ada sesuatu yang salah dengan dirinya mengapa Ael dan

Adrian melihatnya dengan tatapan yang sulit di jelaskan.

“Semuanya bersihkan diri kalian terlebih dahulu sebelum sarapan” Davian mengingatkan semua orang, Penelope turun dari kamarnya segera kembali duduk di samping Odelia dan Adrian menyeret Jamie untuk menyegarkan dirinya.

Setelah sarapan dan merapihkan sisanya, para pria pergi untuk kembali pada tugas mereka.

......................

“Semua telah selesai” Tuan Laurent bertanya pada Elio.

“Ya, Tuan” Elio mengelap tanganya dengan kain.

“Baiklah, mari kita mulai berdiskusi mengenai persiapan festival yang akan datang” Tuan Lauren berdiskusi dengan semua orang yang berkerja di toko rotinya.

“Tuan Leon mengirimkan surat bahwa persedian bahan-bahan mereka untuk festival nanti tidak dapat di kirimkan tepat waktu karena terjadi kecelakaan kapal”

“Sehingga hampir semua bahan-bahan rusak dan tidak dapat di selamatkan” Penelope menyerahkan surat pada Tuan Laurent, beberapa karyawan khawatir mendengarkan kabar ini.

“Bagaiman dengan persedian gudang?” memegang surat di tangan Tuan Laurent bertanya pada Elio.

“Kita memiliki persedian bahan-bahan namun itu tidak akan cukup untuk festival, mungkin cukup untuk seminggu ke depan” Elio menjelaskan persedian gudang.

“Kita dalam masalah” Tuan Laurent meletakan surat di meja, semua orang bertambah khawatir.

Tuan Laurent berpikir sesaat, meminta Odelia untuk mengambil catatanya di meja. Membuka lembaran catatanya.

“Aku akan mencoba menghubungi salah satu kenalan lama ku di kota Silvaire”

“Untuk hari ini kita sudahi diskusi kita sampai di sini”

“Silahkan beristirahat” Tuan Laurent tersenyum pada semua orang, mereka pergi satu persatu meninggalkan toko.

......................

Pintu toko terbuka, seorang remaja memasuki toko di siang hari.

“Selamat siang, surat untuk Tuan Laurent” panggil remaja pengantar surat itu.

Mendengar hal itu Tuan Laurent yang berada di dapur segera menghampirinya untuk mendapatkan surat yang ia tunggu.

“Terimakasih” menerima surat di tanganya remaja pengantar surat segera pergi untuk melakukan tugas lainya. Setelah menerima surat Tuan Laurent segera pergi kembali ke dapur dan membacanya.

“Kita akan pergi menuju kota Silvaire, teman lama ku memiliki persedian yang kita butuhkan” Tuan Laurent senang dengan kabar yang ia dapatkan semua orang di toko merasa senang.

......................

Di rumah Catherine, Odelia sedang makan malam bersama yang lain dan Penelope menceritakan perjalanan mereka untuk mendapatkan persedian.

“Kalian akan pergi meninggalkan kota esok pagi?” tanya Adrian sembari memakan makan malamnya.

“Ya.. kami akan pergi ke kota Silvaire untuk membeli persedian bahan-bahan” ujar Penelope.

“Beberapa hari yang lalu kami mendapatkan laporan terjadi perampokan dekat dengan kota itu, lebih baik kalian berhati-hati dalam perjalanan” Davian menceritakan kabar buruk yang ia dapatkan.

“Benar… lebih baik kalian membawa seorang pengawal” Jamie tengah mengupas jeruk di tanganya.

“Kami hanya pergi di pagi hari dan segera kembali di malam hari, ini merupakan perjalanan yang singkat” Penelope.

“Aku akan merindukan mu, Cath” Jamie memberikan jeruk yan telah ia kupas pada Odelia dan tersenyum manis padanya, melihat tingkah temanya Adrian mengingat malam itu ia pu memukul kepala Jamie pu kesal dengan pukulan yang ia dapatkan.

Odelia tersenyum ringan melihat Jamie dan Adrian.

......................

Asap terlihat di cerobong bangunan-bangunan kota, matahari belum mengeluarkan cahaya hangat di pagi hari. Odelia serta Penelope berjalan menuju toko Tuan Laurent.

“Cath, aku ingin membeli kentang panggang itu” Penelope menunjuk kios di sebelah jalan.

“Baiklah” keduanya berjalan menuju kios, Penelope memasuki kios sementara Odelia menunggu di bangian luar, menikmati pemandangan kota di pagi hari dengan cahaya matahari yang mulai menerangi kota.

Calix yang tengah berkuda melihat Odelia berdiri di tepi jalan ia pun menghentikan kudanya, Odelia menatap Calix di kudanya. Kedua saling bertatapan tanpa berbicara satu sama lain, Calix melihat Odelia menggunakan anting-anting yang cantik kemudian pergi meninggalkanya.

Penelope keluar dari kios dengan sekantong kentang panggang di tanganya melihat kepergian kuda Calix, ia merasa khawatir terhadap Odelia.

“Apa dia melakukan sesuatu terhadap mu?” Penelope bertanya dengan khawatir memegang tangan Odelia.

"Tidak, ia kebetulan melihat ku dan pergi begitu saja” Odelia tersenyum pada Penelope menepuk tanganya dengan lembut, keduanya segera berjalan kembali menuju toko Tuan Laurent.

Terlihat kereta dengan gerbong tambahan di belakangnya, Odelia serta Penelope berjalan mendekat dan menyapa mereka.

“Selamat pagi semuanya, silahkan nikmati kentang ini” Penelope menyapa semua orang dengan hangat dan membagikan kentang panggang yang ia beli.

“Selamat pagi” beberapa orang menyapa kembali Penelope dan mengambil kentang panggang.

Odelia memperhatikan empat kuda yang manarik kereta dan gerbong, menyentuh salah satu kuda dan ia melihat Calix keluar dari toko bersama Tuan Laurent dan Adrian.

“Elio, untuk hari ini cukup merapihkan dan menutup toko” Tuan Laurent memberikan kunci pada Elio.

“Baik, Tuan” Elio menerima kunci, Tuan Laurent berbicara dengan pengemudi kereta serta satu pekerja toko yang akan pergi bersama mereka.

“Cath, aku akan sangat merindukan mu berhati-hati lah selama perjalanan” Jamie memegang kedua tangan Odelia ingin memeluknya namun di tahan oleh Ael di belakanya.

Davian membantu Penelope menaiki kereta dan Adrian membantu Odelia menaiki kereta memegang erat tanganya untuk sesaat, Odelia tersenyum tipis pada Adrian dan Jamie serta Ael terakhir Tuan Laurent memasuki kereta.

Calix terkejut melihat kedekatan Odelia dengan mereka.

Kereta pun meninggalkan toko, Penelope melambaikan tanganya melalui kereta.

“Kalian mencoba mendekatinya?” tanya Calix melihat kereta pergi.

“Catherine bukan lagi tunangan mu, tentu saja siapapun dapat mencobanya” Jamie dengan santai menjawab pertanyaa Calix, kemudian menaiki kudanya.

Calix tidak percaya mendengar hal ini. Mereka pun pergi menjelaskan tugasnya masing-masing.

......................

Melewati hutan pinus yang cukup lebat dan perbukitan Odelia dapat mendengar suara aliran sungai dekat hutan itu, terlihat gerbang kota Silvaire.

Tuan laurent mengetuk jendela pengemudi kuda dan mengatakan untuk menuju kawasan pertokoan di barat kota sedangkan Penelope merapihkan catatan untuk pembelian mereka.

Berhenti tepat di depan sebuah bangunan yang cukup luas, Tuan Laurent keluar terlebih dahulu menyapa seorang pria yang terlihat seusia dengannya.

“Kita akan memindahkan pesedian, makan siang dan berkeliling kota membeli bahan-bahan lain yang di butuhkan” Tuan Laurent kembali ke kereta dan menjelaskan kegiatan mereka di kota ini.

Odelia serta Penelope keluar dari kereta menyapa Tuan Leon, mereka pun segera mengerjakan tugasnya.

Setelah proses pemindahan bahan-bahan selesai tak terasa matahari sudah berada di puncaknya, Tuan Laurent menghampiri Odelia yang tengah mencatat jumlah bahan-bahan.

“Pekerjaan mu sudah selesai, Cath?” tanya Tuan Laurent.

“Sudah, Tuan” Odelia menyelesaikan tugasnya.

“Kita langsung keliling kota untuk makan siang dan berbelanja” Tuan Laurent merapihkan tas di pinggannya.

Mereka pun pergi berkeliling kota menikmati makan siang di hari yang cerah dan berbelanja kebutuhan, tak terasa langit malam telah tiba.

Mereka segera meninggalkan kota Silvaire, Odelia melihat bangunan kota yang semakin kecil kota yang cukup indah dengan bangunan yang tidak jauh berbeda dengan kota Selvadur tempat kini ia menjalani kehidupan Catherine.

Dalam perjalan pulang Penelope tertidur bersandar pada pundak Odelia yang tengah memeriksa kembali catatanya.

“Lebih baik kamu istirahat, Cath” Tuan Laurent tersenyum pada Odelia.

“Aku tidak merasa lelah, Tuan” Odelia tersenyum hangat pada Tuan Laurent.

“Baiklah, maka aku akan menutup mata ku sesaat” Tuan Laurent pun bersandar pada kereta untuk tidur, Odelia tersenyum kembali dengan kertas-kertas di tanganya menatap langit yang indah.

Memasuki hutan pinus, kereta terguncang sesaat hingga Penelope dan Tuan Laurent terbangun merasakan guncangan itu.

Ketiganya terkejut dengan guncangan itu, terdengar terikan kuda yang meringkik. Tuan Laurent membuka jendela kecil dekat pengemudi kereta.

“Apa yang terjadi?” tanya Tuan Laurent.

“Sepertinya kuda-kuda ini terkejut” jelas pengemudi kereta berusaha mengendalikan kuda-kudanya.

Sebuah panah melesat di tengah kegelapan malam menembuh tepat di dada pengemudi kereta dan tubuhnya terjatuh dari kereta terdengar teriakan di dalam hutan menuju mereka.

Aaaaaaaaaaaa

Penelope terkejut melihat panah yang menembus tubuh pengemudi kereta.

“Perampokkkk!!” teriak Marcy pekerja toko yang duduk di gerbong muatan.

“Perampok?” Penelope merasa tertekan dan ketakutan mendengar hal itu.

...----------------...

1
Dayra Malay
Bingung harus ngapain tanpa cerita ini setiap malam 😔
Tilia: Di tunggu ya kak 😊
update secepatnya 🚀
total 1 replies
Bridget
Kisahnya bikin aku lebih semangat menghadapi hidup!❤️
Tilia: Makasih Kak /Heart/
Semangat terus 💪🏻....
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!