Etnauri Renata wanita luar biasa yang menghabiskan separuh umurnya untuk mengejar cinta Thunder Routhbone, pria dingin yang bahkan tidak pernah menoleh ke arahnya. Akankah Etna berhasil meluluhkan hati Thunder?
DISCLAIMER
Cerita ini merupakan karya fiksi dan murni karangan penulis. Apabila terdapat kesamaan latar, penokohan, dan unsur lain dalam cerita bukan merupakan kesengajaan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elsje Artemis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 32
"Mau ke mana kita?" ujar Etna saat melihat mobil Thunder melewati jalan yang bukan menuju rumahnya.
Thunder tidak menjawab pertanyaan Etna dan terus menyetir mobilnya.
Etna menyerah. Biar saja Thunder menyetir kemana pun dia mau. Sekarang sudah malam dan jalanan di depannya tampak asing. Etna tentu tidak ingin mengulang kejadian diturunkan secara paksa seperti waktu itu.
Thunder memarkirkan mobilnya di sebuah kawasan apartemen mewah. Etna melihat sekita kawasan tersebut dari balik kaca mobil. Waw, berapa uang yang dihabiskan Thunder untuk membeli apartemen mahal ini, pikir Etna sambil mengagumi tempat tersebut.
"Turun"
Etna mengikuti perintah Thunder dan mengekori pria itu menaiki lift menuju kamarnya.
"Ini apartemen baruku. Aku pindah ke sini bulan lalu" Thunder buka suara melihat sikap canggung Etna.
"Masuklah" ujar Thunder mempersilahkan Etna untuk masuk.
Etna mematung di depan pintu apartemennya setengah tidak percaya. Melihat reaksi wanita dihadapannya Thunder mendekat.
Thunder berjongkok di hadapannya dan melepas sepatunya.
Etna refleks menjerit dan menghindar saat tangan Thunder berusaha menyentuh pergelangan kakinya. Etna berusaha menormalkan detak jantunngnya yang berdegup semakin kencang dengan perlakukan Thunder barusan.
"Maaf, kamu benggong aja dari tadi aku suruh masuk. Aku sudah izin orangtuamu, malam ini kamu boleh nginap di sini"
Ada perasaan senang dalam diri Etna. Seumur hidup, ini pertama kalinya lelaki yang ditaksirnya mengajaknya menginap dengan izin orang tuanya.
Etna masuk dan melihat-lihat ruang tamu, ruang televisi dan pantry apartemen pria itu.
"Kamu mau ganti baju dulu?"
Thunder muncul di belakang Etna mengenakan kaus dan celana pendek. Pertama kalinya Etna melihat secara langsungThunder mengenakan celana pendek.
"Kalau kamu mau mandi, kamu bisa pakai kamar mandi di kamarku. Aku udah siapin baju ganti di sana" Thunder menuntun Etna menuju kamarnya. Kamar pria itu tertata rapi dengan design minimalis. Tidak banyak corak dan warna di kamarnya. Hanya warna abu-abu dan putih yang menghiasi kamar tersebut.
Etna memandang baju ganti yang dimaksud Thunder.
Baju itu terlipat rapi di atas tempat tidurnya bersama dengan handuk dan peralatan mandi. Etna mengenggam barang-barang tersebut dan melihatnya satu persatu. Perasaan senang yang tadi dirasakannya berganti menjadi rasa kecewa setalah melihat satu set pakaian dalam. Etna menyimpulkan dirinya bukan satu-satunya perempuan yang pernah mandi di sini, Ilaria bahkan tinggal serumah dengan Thunder.
"Makanlah, aku yang masak"
Thunder mempersilakan Etna menyantap makanan, yang telah dimasaknya saat Etna sedang mandi.
Etna menyantap makananya dalam diam. Pikirannya dipenuhi dengan mantan-mantan Thunder yang datang silih berganti menginap di tempat tersebut. Membayangkan saja sudah membuat selera makannya berkurang. Meskipun makanan yang dimasak Thunder rasanya sangat lezat, Etna memilih tidak memberikan komentar dia berusaha menghabiskan makanan tersebut sambil menepis semua pikiran negatif.
Setelah makan mereka berdua membereskan peralatan makan yang kotor, mencuci dan menatanya kembali di tempat peralatan lanan tersebut di simpan.
Thunder mengajak Etna menuju balkon. Dia mendekat dan mengenggam tangan Etna, membawanya ke balkon kamarnya.
Perasaan hangat menjalari Etna. Hawa di sekitarnya mendadak panas, padahal dirinya baru saja mandi.
Semburat merah muncul di wajahnya.
Ya Tuhan jika ini mimpi tolong jangan sadarkan hamba, biarlah malam ini menjadi kenangan terindah dalam kisah pertunangan kami.
----------------------