NovelToon NovelToon
Kisah Romantis

Kisah Romantis

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Romantis / Contest / Cintapertama
Popularitas:228.7k
Nilai: 5
Nama Author: Ridha Nasution

Naida dan Saga dulu pernah berpacaran selama delapan tahun terhitung saat kelas 3 SMP, tetapi saat empat tahun berjalannya hubungan Naida dan Saga, ternyata di belakang Naida, Saga menduakan cintanya dengan sahabat baik Naida yaitu Sabira.

Naida dan Sabira sahabat dekat sejak SMA di tambah dengan Umairah yang biasa di panggil Umay. Ketiganya bersahabat baik, dimana ada salah satu diantara mereka pasti ada ketiganya. Namun semuanya hancur saat Naida mengakhiri hubungannya dengan Saga dan menjauh dari Sabira.

Sama seperti Naida, Saga pun memiliki sahabat sejak ia kecil. Arjeon atau Jeon panggilannya. Saat memasuki SMP, Saga dan Jeon sama-sama menyukai Naida yang saat itu satu kelas dengan mereka. Pada akhirnya Saga lah pemenangnya. Saga berhasil berpacaran dengan Naida. Setelah delapan tahun Naida mengakhiri hubungan mereka dengan alasan Naida sudah cukup di duakan.


Mengetahui Naida dan Saga berakhir, Jeon akhirnya mendekati Naida.


update setiap hari.
Instagram : ridhaanasution___

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ridha Nasution, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Janji?

Jeon menghampiri ranjang Senja, ia duduk di samping Senja. Ia mengusap kepala Senja dengan lembut. Ia menunjukkan senyum tulusnya untuk adik perempuannya. Terakhir Jeon mencium kening Senja. Jeon menoleh kearah Clodi yang duduk di kursi sampingnya. Ia hanya mengusap kepala Clodi lembut.

“Kalian tau kan, kalo Mas Je sayang banget sama kalian?” Senja tersenyum getir, genangan air matanya tertahan di pelupuk matanya,

“Kalian itu adik kecil Mas yang harus Mas Je jaga. Mas Je nggak mau kalian kenapa-napa. Mas Je bakal marah kalo kalian luka. Bahkan sayang Mas Je lebih besar ke kamu dan Clo di banding ke Rimba. Keinginan Mas Je untuk kamu dan Clo, harus selalu bahagia. Mas Je yang akan menjamin kamu dan Clo harus bahagia dan harus selalu senyum bahagia.”

“Apapun yang kalian rasain, entah itu rasa sedih, rasa bahagia, rasa kecewa, apapun itu harus kalian kasih tau Mas Je. Mas Je juga mau rasain apapun yang kalian rasain. Kalian sedih, Mas Je akan lebih sedih. Kalian bahagia, Mas Je jauh lebih bahagia."

"Dari kalian lahir sampe sekarang kalian sebesar ini, Mas Je udah janji akan selalu ada buat kalian. Jadi pesan Mas Je, jangan pendam apapun rasa sakit yang kalian rasain. Tolong, berbagi rasa sakit kalian ke Mas Je. Bisa janji ke Mas Je, kalo kalian nggak akan ngelakuin hal yang bisa bikin Mas Je marah ke kalian?”

“Aku takut, Mas…” Senja menangis jerit dengan kepala menunduk. “Aku takut ngeliat Papah. Aku pengen selalu liat Papah, tapi kalo sikap Papah begitu malah buat aku takut. Aku mau punya Papah kayak Paman Andra, tapi aku tau Papah nggak mungkin bisa kayak Paman Andra.”

“Aku juga mau punya Mamah, Mas.” Sambung Clo yang sudah menangis seperti Senja.

Jeon menghela nafas panjang. Jeon pun sudah merasakan sesak di dadanya. Ia sendiri sudah menahan tangisnya. Tetapi, ia tahan demi menjaga kekuatan dirinya.

“Senja, Clodi… Bukannya udah ada Onty Moon yang jadi Mamah kalian? Apa Onty Moon nggak sayang kalian? Masih kurang kasih sayangnya untuk kalian? Bukannya Nenek Bia sama Omy juga sayang banget ke kalian?” Keduanya tetap menangis,

“Untuk Papah kalian, Mas Je nggak bisa bilang apa-apa karena Mas Je juga nggak bisa ngelakuin apapun. Tapi bukannya Paman juga sayang ke kalian? Kakek Baba juga Opa kan sayang kekalian. Semuanya sayang dan cinta kalian. Kalo aja dunia ini bisa di beli, mungkin akan di beli Kakek untuk kalian, Senja dan Clo!”

“Udah jangan nangis ah.” Jeon menghapus air mata Senja dengan lembut. Jeon menarik tangan Clodi untuk berdiri di sampingnya. Jeon tersenyum pada Clodi yang sedang menghapus sisa air matanya, “Cowok kok nangis sih?” Ledeknya pada Clodi.

“Mas Je nggak nyangka kalo kalian udah sebesar ini.” Ucapnya agar membuat Senja dan Clodi tersenyum, “Kalian harus ingat, ada Mas Je yang akan selalu jagain dan lindungin kalian. Nggak akan ada yang bisa nyakitin kalian, sekalipun itu Papah kalian!” Senja dan Clodi mengangguk pelan.

“Bisa janji ke Mas Je untuk nggak nyakitin diri kalian?” Keduanya menganggukkan kepalanya cepat, “Kalo kalian sampe ninggalin Mas Je, Mas Je nggak akan pernah maafin kalian!”

“Iya, kita nggak akan nyakitin diri sendiri dan nggak akan ninggalin Mas Je!” Ucap Senja meyakinkan Jeon.

“Nggak boleh ingkar janji!” Keduanya mengangguk cepat, “Kalo Senja udah sehat, nanti kita jalan-jalan, oke?”

“Oke!”

Naida yang melihat bagaimana sikap manis Jeon pada kedua adiknya membuat hatinya menghangat. Ia masih tidak menyangka kalau sosok dingin yang ia kenal sejak 10 tahun lalu itu mempunyai hati yang sangat lembut. Ia pun masih tak menyangka kalau ia berada dalam kehidupan Jeon sekarang.

Dulu ia hanya menganggap Jeon hanya sekedar teman Saga. Ia tidak menganggap lebih Jeon. Walau terkadang Jeon tiba-tiba ada untuknya saat Saga tak ada di sekitarnya. Jeon yang ia dulu anggap angin lalu kini berubah menjadi sesosok yang ia butuhkan dalam hidupnya.

Naida hanya menatap punggung tegap dan bahu lebar itu. Ia pun menatap bergantian kedua adik Jeon yang sedang menangis dengan kepala menunduk, mendengar kata demi kata yang dapat menghangatkan hati keduanya.

Naida tau bagaimana hidup kedua adik Jeon. Naida dapat merasakan apa yang keduanya rasakan. Berbedanya ia dapat hidup kuat karena ada Dyo adiknya, lain dengan Senja dan Clodi, dapat kuat dan tegar karena ada keluarga yang mendukung.

Pintu terbuka bersamaan Jeon mengakhiri pelukannya pada kedua adiknya. Dokter datang bersamaan dengan Ibu kandung Jeon datang dengan membawa kotak makan. Dengan sopannya, Naida bangkit dari duduknya, ia menghampiri Ibu kandung Jeon, mencium tangannya dan mengambil alih mengambil kotak makannya.

“Ibu sama siapa ke sini?” Tanya Jeon melihat kedatangan Ibunya.

“Sendiri.” Jawabnya singkat. “Gimana keadaan kamu?” Tanyanya pada Senja sembari memeriksa kening Senja dengan telapak tangannya.

“Udah baikan kok, Onty. Emang Mas Je aja yang lebay.” Jawabnya melirik Jeon.

Jeon yang mendengar jawaban Senja, membuatnya menoel pipi Senja, “Demi kebaikan kamu gadis nakal.” Ujarnya. Senja hanya dapat menampilkan cengirannya.

“Boleh aku cium pipi Mas Je?” Tanyanya malu-malu.

Jeon tertawa pelan, ia langsung menyodorkan pipi kanannya pada Senja.

Cup!

“Aku sayang banget sama Mas Je! Mas Je segalanya buat aku! Makasih udah jadi penguat dan selalu bahagiain aku dan Abang! Jangan tinggalin aku sama Abang ya, Mas Je!” Ucapnya tulus setelah mencium pipi Jeon.

Jeon mengangguk pelan, ia hanya dapat mengusap kepala Senja lembut. “Kamu harus jadi gadis kuat kayak Ibu dan Nenek Bia! Jangan bawel kayak Omy dan Mba Nai.” Naida yang mendengar namanya di sebut pun melongo. Senja, Clodi dan Ibunya Jeon tertawa melihat raut wajah panik Naida.

“Clo, kamu pulang aja. Besok kamu harus sekolah. Cukup hari ini aja ijin nggak sekolahnya.” Ucap Ibu pada Clodi.

“Aku ijin lagi deh. Aku masuknya kayak Senja aja.” Pintanya penuh harap.

Tetapi terlihat dari raut wajah Ibu, Clodi tidak dapat restu, “Kakek yang minta kamu kembali ke sekolah. Senja biar Onty aja yang jaga. Besok pagi Senja juga udah bisa pulang. Kamu bisa langsung ketemu Senja di rumah.”

Clodi hanya dapat menghela nafas berat. Kalau sudah ada ucapan yang menyebut Kakek, siapa saja tidak dapat membantahnya. Bahkan Jeon yang dianggap raja rumah saja sangat tunduk pada sang Kakek.

“Kamu pulang sama Mas Je.” Lanjut Ibu menunjuk Jeon dengan dagunya, “Kamu mandi lalu siapin perlengkapan sekolah lalu istirahat. Oke?”

“Iya Onty.” Jawabnya pasrah. Clo mengambil jaket yang ia letakkan di atas sofa.

Jeon menuruti ucapan Ibunya untuk mengantar Clodi pulang. Jeon dan Naida berpamitan pada Ibunya Jeon. Ibu berterimakasih pada Naida karena sudah menjaga Senja. padahal Naida belum mengatakan apapun pada Senja. Tetapi, ia tetap mengatakan sama-sama Bu.

Jeon keluar ruangan Senja bersama Naida dalam genggamannya dan Clodi dalam rangkulannya, meninggalkan Ibunya bersama Senja. Tinggi badan Clodi sudah hampir menyamai tinggi badan Jeon.

“Kalo ada apa-apa tentang sekolah kamu atau Senja, kasih tau Mas.” Lagi-lagi Jeon memberi pesan.

“Iya Mas. Aku kan selalu bilang ke Mas. Tapi kalo Senja pasti kasih taunya ke Mba Nai.” Jawabnya.

“Iya, Mas tau itu. Kamu juga jangan sungkan untuk kasih tau ke Mba Nai.”

“Iya Mas.”

Clodi menempatkan dirinya duduk di kursi bagian belakang. Naida sudah meminta Clodi untuk duduk di depan samping Jeon, agar dirinya saja yang di belakang, tetapi Clodi menolak dengan alasan ingin merebahkan dirinya di kursi belakang. Mau tak mau Naida menuruti ucapan Clodi.

Masuknya kedalam mobil, Clodi betulan langsung merebahkan dirinya dan memejamkan matanya. Ia juga menutupi wajahnya dengan jaket yang sudah ia lepas dari tubuhnya. Jeon melirik Clodi dari kaca yang ia arahkan ke belakang. Jeon beralih pada Naida, ia mengulurkan tangannya di depan Naida. Naida yang terlihat bingung hanya dapat mengernyit kening. Jeon terus mengarahkan telapak tangannya di depan Naida. Akhirnya ia mengerti maksud Jeon, ia memasukkan tangannya ke dalam genggaman tangan Jeon. Jeon mengecup punggung tangan Naida cukup lama.

“Love you.”

Naida hanya dapat membalas dengan senyum manis di bibirnya. Jadilah Jeon mengendarai mobilnya dengan satu tangan. Jeon tak ingin melepas tangan gadis yang masih sangat di rindukannya itu.

Jeon mengarahkan mobilnya kearah rumah Neneknya. Sedari Senja dan Clodi lahir, keduanya sudah tinggal di rumah Neneknya. Keduanya pun di rawat oleh Neneknya. Jingga---Ibu kandung Senja dan Clodi meninggal tepat lima hari setelah kelahiran Senja dan Clodi. Saat Clodi lahir, ia lahir dengan sempurna. Lain dengan Senja yang lahir dengan jantung dalam keadaan lemah. Bahkan Senja di prediksi dokter hanya bertahan selama dua hari sejak kelahirannya.

Jingga yang mengetahui itupun meminta Dokter untuk memberi jantungnya untuk Senja. Hari itu juga Jingga meminta Bimaa---Papah Senja dan Clodi memberi anak mereka nama dan tiga hari kemudian Jingga meninggal dunia meninggalkan kehancuran di hidup Bimaa yang tidak mau menyentuh sepasang anak kembarnya dan menganggap kedua anak kembarnyalah pembunuh sang istri.

Clodi Bimantara Nugroho – Senja Bimala Nugroho.

1
Maulidia Okta
ikut seneng banget Je, mau
dapatpin nai lagi.....
Maulidia Okta
Luar biasa
Maulidia Okta
deg² Ya nai...
Maulidia Okta
setulus Itu hatimu nai
Maulidia Okta
semakin Seru...
Devi Oktavia
Luar biasa
Martin Ade Pratama (martin)
ya allah realet bgt, sakit loh mencintai dalam diam
ra.ald
kangennn, habis baca ulang🥺
>/////<
keren banget & seru untuk dibaca 👍🏻
Aqila Chute
ini uda gk ada kelanjutannya ya kak ..
Aqila Chute
ini kapan up nya sih kak ... lama banget deh ...
Anindita Keisha Zahra
up dong...d tunggu yaaa😊
Rieta Dita
ya Allah.... sedih aku 😔😔
Zy
lanjuttt dongg
Rofi_Rofiah
semangat kak ridha up nya
Rofi_Rofiah
kangen salvatra
Rofi_Rofiah
setiap ada part. Salvatra selalu 😭. jadi kangen sama Salvatra
Rofi_Rofiah
kasian jeon 😭
Rofi_Rofiah
aa... campur aduk, jadi keinget salvatra🥺
Aqila Chute
up lagi dong thorr
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!