NovelToon NovelToon
Sepasang Mantan

Sepasang Mantan

Status: tamat
Genre:Tamat / Patahhati / Keluarga
Popularitas:2.7M
Nilai: 4.9
Nama Author: moon

Seseorang itu akan terasa berhaga, manakala dia sudah tak lagi ada.

Jika itu terjadi, hanya sesal yang kau punya.

Karena roda kehidupan akan terus berputar kedepan.

Masa lalu bagai mimpi yang tak bisa terulang.

Menggilas seluruh kenangan, menjadi rindu yang tak berkesudahan.

Jika ketulusan dan keluasan perasaanku tak cukup untuk mengubah perasaanmu, maka biarlah ku mengalah demi mewujudkan kebahagiaanmu bersamanya, kebahagiaan yang telah lama kau impikan. -Stella Marisa William-

Sungguh terlambat bagiku, menyadari betapa berharganya kehadiran mu, mengisi setiap kekosongan perasaanku, mengubah setiap sedihku menjadi tawa bahagia, maaf kan aku yang bodoh, maafkan aku yang telah menyia nyiakan perasaan tulusmu -Alexander Geraldy-

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon moon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

22

Tujuh tahun kemudian

"Morning Moms ... " Andre menyapa Stella, dia sudah rapi bersiap menuju junior high school, bersama sopir mereka Mr. Tom.

"Morning sweet boy ... " jawab Stella yang masih bersiap dengan make up nya.

Andre menghampiri Stella yang masih berada di kamar, "mom ... ada pemberitahuan dari Mrs. Emily." Andre menyerahkan surat pemberitahuan dari wali kelas nya.

"Tolong masukkan ke dalam tas mommy, nanti mommy baca setiba di rumah sakit."

"Okay mom," Andre pun memasukkan surat pemberitahuan tersebut, ke dalam tas mommy nya, tanpa drama dan banyak protes, itu semua dikarenakan ia sudah hafal bahwa sang mommy selalu sibuk di rumah sakit setiap hari nya.

"Moms, aku harus berangkat lebih dahulu, ada janji dengan Roger Smith," Andre berpamitan dengan Stella, tak lupa mendaratkan kecupan di pipi Stella.

"Baiklah, hati hati sayang." Stella berpesan pada Putera nya tersebut.

Setelah menyelesaikan penampilannya, Stella pun beranjak menuju makan, karena sejak tadi ia membiarkan Andre sarapan seorang diri, Stella menggigit sandwich yang pagi tadi ia buat, dan kini satu gigitan besar roti isi sayur, telur dan daging asap tersebut telah berpindah ke mulutnya.

Setiap siang nona Betty sang pekerja paruh waktu, datang untuk membersihkan seisi rumah, jadi ketika Stella kembali ke rumah di malam hari, rumah sudah kembali bersih dan rapi.

Stella melongok tas kerjanya, bermaksud mengambil jurnal medis untuk ia baca sebelum operasi siang nanti, namun pandangan Stella tertuju pada lembar pemberitahuan dari Mrs. Emily, Stella pun membaca surat tersebut sebelum nanti terlalu sibuk, hingga berakibat melewatkan membaca informasi tersebut, ternyata kunjungan Antar sekolah, untuk misi seni, budaya, bahasa dan olahraga, di negara tetangga, untuk informasi kemana negara tujuan, akan di informasikan beberapa hari lagi "Oh baiklah ..." Stella segera menandatangani surat izin yang ada di halaman ke 2, agar Andre bisa menjadi salah satu peserta yang ikut berkunjung, Stella meletakkan surat izin tersebut ke meja belajar Andre.

Setelah menyelesaikan sarapannya, Stella pun bergegas menuju rumah sakit, jarak dari apartemen nya ke rumah sakit tidak lah jauh, gedung apartemen tempat ia tinggal, dan gedung rumah sakit tempat ia bekerja hanya dipisah oleh satu gedung, yaitu bangunan megah Twenty Five Hotel, milik keluarga sang mantan suaminya.

Terus terang saja kadang Stella sedikit was was ketika melewati Twenty Five Hotel, walaupun sudah 15 tahun berlalu sejak perceraian mereka, Stella masih enggan untuk bertemu mantan suaminya tersebut, entah membayangkan nya saja masih terasa canggung, bagaimana jika kelak mereka benar benar bertemu kembali.

Memang lucu sih, bertahun tahun tempat kerja nya berdampingan dengan tempat mantan suaminya bekerja, walaupun dapat di pastikan Alex tidak selalu di singapura, namun misteri takdir memang sulit di terka, karena hingga saat ini Alex dan Stella memang belum di pertemukan kembali, selain kejadian di meja operasi tujuh tahun silam.

Sesampainya di lobi rumah sakit, Stella mampir ke cafe shop, memesan cappuccino ice favoritnya sebelum menuju ruang praktek.

"Selamat pagi dokter Risa ... "Sapa seorang perawat, ketika Stella melewati meja perawat.

"Selamat pagi Yuna ..." balas Stella dengan senyum manisnya.

Mereka pun berjalan beriringan menuju ruang praktek Stella, sepanjang perjalanan, suster Yuna melaporkan kondisi beberapa pasien, yang ia awasi sepanjang malam.

Sebelum melakukan kunjungan pasien, Stella menuju ruangannya untuk meletakkan tas kerja nya, dan kini jas dokter serta stetoskop sudah melengkapi penampilannya, dres terusan selutut, serta rambut panjang berwarna coklat alami, tampak tergerai indah hingga pertengahan punggung, dokter Stella Marisa William atau Marisa Nathaniel siap memulai hari.

Stella pun bergegas keluar, karena dua jam lagi, praktek nya akan di mulai.

...✨✨✨...

Sinar matahari sore meninggalkan warna jingga yang menyilaukan mata, memandangnya membuat hati pria itu serasa damai, kepergian sang mentari seolah memberikan harapan baru baginya, bahwa esok masih ada harapan, yah esok aku masih bisa berharap, mungkin saja esok aku bisa menemukannya, menemukan kembali wanita yang dulu mencintainya, dan kini ia hanya bisa berharap, bahwa kelak bisa mengatakan "aku mencintaimu" seratus kali? seribu kali? bahkan mungkin sejuta kali sehari.

"Empat belas tahun berlalu begitu cepat," ujarnya sedih, tak menyangka bahwa Tuhan menjawab doanya.

Yah, dulu selepas kepergian Stella, Alex berjanji akan menemukannya dan akan setia menunggu Stella kembali, tak peduli berapa lama waktu berlalu, lima tahun, sepuluh tahun, atau bahkan lima belas tahun lamanya.

'Apa Tuhan tengah bercanda dengan takdirku?' batinnya, jika benar rasanya Alex ingin tersenyum sekaligus menangis.

Alex menatap figura foto diatas meja kerjanya, "ada dimana kalian?" ujarnya.

Foto itu adalah Stella yang tengah menggendong Andre.

Tatapannya penuh kerinduan, Stella dan Andre benar benar menghilang tanpa jejak, sudah bertahun tahun Alex mencari nya, di setiap negara, setiap fakultas kedokteran dan rumah sakit, namun ia tak pernah menjumpai seseorang yang bernama Stella Marisa William.

Selama ini Alex menduga, bahwa hilangnya Stella dan putranya ada kaitannya dengan Richard, namun ia menepis anggapan itu, tapi beberapa tahun belakangan ini, sikap Richard yang masih tetap ketus dan berpura pura tidak mengenalnya, seolah menguatkan semua prasangka nya.

"Bos, ini dokumen perjalanan anda," Dimas masuk begitu saja keruangan Alex tanpa permisi, sebenarnya untuk ukuran bawahan Alex, Seorang Dimas cukup berani berkata kata bahkan melanggar aturan di hadapan Bos nya tersebut.

"Kenapa tidak mengetuk pintu, bukankah aku sudah mengingatkan mu berkali kali?"

"Maaf bos, saya lupa," Dimas beralasan, sebenarnya dia ingat, bahkan sangat ingat, namun keinginannya untuk menjahili bos nya itulah, yang membuat Dimas pura pura lupa.

Hanya dengan kejahilan Dimas, Alex bisa meregangkan ketegangannya, karena itulah Dimas kerap bersikap seolah olah Alex itu hanya teman baginya.

"Lupa ... lupa, jangan pura pura, bagaimana kalau aku sedang telanjang?"

"Anda lupa bos, kan saya juga termasuk istri anda, jadi anda tak perlu malu di hadapan saya." Dimas semakin memancing emosi Alex.

Plak ... Alex memukul bahu Dimas dengan amplop Coklat yang sejak tadi ia genggam.

"Apa kamu sudah bosan Hidup?"

"Kok tau bos, kalau saya sudah bosan hidup?"

Alex semakin melotot tajam kearah Dimas

"Kenapa bos, anda tidak terima? kalo anda tidak terima, segera pecat saya, biar saya bisa berkencan dan menikmati hidup, hidup saya sudah sangat membosankan bos," Dimas terus mengoceh mengeluarkan isi kepala nya. "bertahun tahun mendampingi duda, menyiapkan segala keperluan dan kebutuhannya, sekaligus menjadi teman bermain anaknya, oh aku sudah tak ada bedanya dengan istri bagi anda."

Alex hanya diam mendengar ocehan Dimas, "Sudah selesai bicaranya? jadi kamu ingin bebas dariku?"

"Sangat ingin bos," Jawab Dimas penuh harap.

"Jangan pernah bermimpi, seumur hidup aku akan mengurung mu disisiku, tugas utama mu sejak dulu hanya satu, apa sudah ada kabar?" Alex bertanya tanpa mengalihkan pandangannya dari dokumen yang baru saja di serahkan oleh Dimas.

Dan dimas bukannya tidak mengerti apa yang Alex bicarakan, sejak Dulu tugas utama Dimas hanyalah, mencari keberadaan mantan istri bos.

Namun Dimas sungguh malang, karena terjebak di antara mereka berdua, dia

1
Mkk Nasrudin
Luar biasa
susi ana
kumenangissss /Sob/
susi ana
Luar biasa
Lina ciello
😭😭😭
Lina ciello
tembakan lgsg gundule gerry sek sok tauu kuiii 😡😤
May Keisya
misi dilaksanakan🤭
May Keisya
semangat🥰
May Keisya
😂😂😂😂
May Keisya
kakaknya terll ikut campur,Stella seperti dipenjara,,,
May Keisya
sedih bet...akibat perceraian anak jadi korban,
Agus Tina
Luar biasa
Agus Tina
Benci banget sama Alex dan Anindita ...
Agus Tina
Sudah pernah baca tapi pingin baca lagi ... 🥰
Sweet Girl
Ndak onok apa apane koe Ambi bojone Alexander Geraldy....
Lina ciello
kok yo. ga tolah tow vin cari alasan apa kek
Lina ciello
pinter2 yo asistene
Sweet Girl
Bwahahaha hampir terjebak
Lina ciello
sesuk nek ijolan sek reti tandane nek leher gur stella
Lina ciello
ohhh akhirnyaa 😭
Lina ciello
wehhh reti nek mantane Alex iki mesti
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!