Adik kandungnya, Chantika tiba-tiba saja berubah sifat. Merebut pria yang dicintainya, memonopoli cinta kedua orang tua mereka, setiap usaha yang dipegang adiknya selalu berhasil.
Hingga, pada suatu saat Chantika entah kenapa berusaha membunuh Violetta.
Dalam kematian yang hampir menjemputnya, banyak tanda tanya dalam diri Violetta.
Bagaimana pun dia berusaha tidak akan dapat menyaingi Chantika? Mengapa kekasihnya lebih mencintai Chantika? Mengapa dunia ini begitu tidak adil?
Namun.
Tiba-tiba saja layar berisikan tulisan terlihat di hadapannya. Dilengkapi seorang pemuda dengan pakaian aneh.
"Protagonis telah ditemukan dalam keadaan hidup, siap melayani."
"Ka...kamu siapa?"
"Mulai hari ini anda adalah host yang saya layani. Saya adalah sistem perbaikan dimensi."
Dunia yang ditempati Violetta adalah dunia novel. Dengan Violetta yang merupakan protagonis. Sedangkan Chantika memasuki dunia novel dan merubah cerita seenaknya.
Pertarungan antara penjelajah dan protagonis dimulai
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KOHAPU, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mengobati Rasa
30 tahun lalu_
Hujan tidak akan dapat menghapus rasa sakit. Begitu juga dengan hujan hari ini. Seorang pemuda memakai setelan tuxedo putih menatap ke arah jendela berembun.
Langkah seseorang terdengar memasuki kamarnya.
"Glen, dia cuma mau uangmu." Peringatan dari sang ayah.
Pemuda yang hanya menatap ke arah pantulan bayangan wajahnya di kaca jendela."Uang... biarlah dia menghabiskan uangku. Asalkan dia tetap bersamaku."
Derry menarik bagian belakang pakaian putranya. Hingga sang anak menatap ke arah ayahnya.
Satu pukulan mendarat, membuat sudut bibir Glen sedikit mengeluarkan darah segar."Ayah tidak mau peduli lagi! Biar perusahaan yang kamu dirikan hancur! Tapi jangan bawa-bawa nama kami. Kamu bukan bagian dari keluarga ini lagi."
Glen hanya terdiam sejenak kemudian berucap penuh senyuman."Ayah maaf..." pemuda yang berlutut di hadapan sang ayah.
Mungkin ini bakti terakhirnya sebagai seorang putra.
Air mata Derry mengalir, mengapa putranya dapat seperti ini. Tergila-gila karena cinta, jatuh cinta pada sekertarisnya yang hanya menyukai uang.
Menghela napas."Glen...dengar! Jika suatu saat nanti kamu ingin pulang tangan ayah dan kakekmu akan tetap menyambut. Tapi jangan pernah katakan kamu bagian dari keluarga Pramana padanya. Jangan pernah juga kamu membawanya pulang."
Glen menatap mata ayahnya, kemudian mengangguk. Berfikir jika dengan perusahaan kelas menengah yang dimiliki olehnya, maka dirinya dan Dania akan dapat memiliki keluarga kecil yang bahagia.
"Glen...kamu akan kembali..." Derry hanya memeluk putranya. Terisak, berfikir ini hanya perpisahan sementara. Pengalaman yang akan mendidik putranya. Hingga pada akhirnya kembali ke dalam pelukannya.
***
Pernikahan yang benar-benar terlaksana. Foto pernikahan terpajang di ruang tamu. Dua tahun pernikahan sama sekali tidak ada anak yang terlahir.
"Dania, selamat ulang tahun." Ucap Glen penuh senyuman membawa kue, dengan deretan lilin yang menyala.
"Kekanak-kanakan." Gerutu Dania mendorong kue kasar. Hingga terjatuh berantakan di lantai.
"Kamu tidak suka? Akan aku belikan kue dari toko lain." Glen berusaha tersenyum mengambil handphonenya.
"Tidak perlu! Omong-ngomong aku ingin punya supir pribadi." Dania menghela napas, duduk sembari membaca majalah.
"Bukankah kamu sudah bisa menyetir?" Tanya Glen tidak mengerti.
"Siapa tau aku pulang dalam keadaan mabuk! Aku tidak mau tau, aku ingin memiliki supir pribadi." Wanita yang membanting majalah yang dipegang olehnya.
Glen menghela napas, mungkin hati istrinya suatu saat akan luluh."Baik, aku akan menghubungi---"
"Tidak perlu, teman SMU ku kebetulan sedang mencari pekerjaan. Namanya Prana." Dania segera bangkit, bagaikan enggan rasanya berlama-lama bersamanya.
Tidak ada kata dari Glen, bagaimana caranya menghapus rasa cinta yang menyakitkan ini? Dirinya berusaha tersenyum air matanya mengalir. Memungut potongan kue yang dibuatnya sendiri. Sebagai hadiah untuk istrinya, wanita yang dulu paling memperhatikannya sebelum pernikahan.
***
Hari demi hari berlalu, dirinya terlalu sibuk bekerja belakangan ini. Kala pulang Dania telah tertidur, hanya dapat mengecup keningnya.
Kepalanya terasa sedikit sakit, membuka beberapa laci guna menemukan obat. Namun, tangannya gemetar, menemukan obat kontrasepsi. Jadi inilah penyebab Dania tidak memiliki anak dengannya? Bukan karena tidak bisa tapi karena tidak ingin.
Tertawa dalam tangisannya. Mengapa rasa cinta wanita ini dapat pudar, rasa cinta yang indah pada awalnya.
Berusaha menetralkan suaranya, dirinya menghubungi dokter keluarga."Ini aku Glen, tolong siapkan vitamin penyubur kandungan. Tapi kemas dalam kemasan obat kontrasepsi. Aku akan mengirim foto bungkusnya."
Dirinya tidak bodoh, hanya saja menjadi gila karena mencintai orang ini. Apa ayahnya benar Dania tidak pantas untuk dicintai?
***
Terbangun tengah malam, mulutnya terasa kering.Melirik ke arah sampingnya, Dania sama sekali tidak ada. Apa sedang ke kamar mandi?
Dalam diam mencari keberadaannya. Entah kenapa dirinya ingin membicarakan pernikahan mereka. Mengapa menjadi begitu dingin?
Tapi langkahnya terhenti di toilet khusus tepi kolam renang. Menyadari suara derasnya shower berpadu dengan jeritan pelan Dania.
Jemari tangannya mengepal, apa yang kurang darinya? Hingga pertanyaan didengar olehnya.
"Sayang...maaf aku dulu meninggalkanmu. Sekarang aku tidak akan pernah meninggalkanmu lagi." Napas tidak teratur seorang pria, diiringi dengan suara kecupan."Jangan cintai dia, kembalilah padaku."
"Tentu saja, karena itulah aku tidak ingin memiliki anak darinya. Di hatiku hanya ada Prana seorang." Suara bisikan pelan Dania, diiringi dengan racauan.
Segalanya, pernyataan cinta Dania di depan semua karyawan hanya lelucon. Bagaikan sebilah pedang menancap di hatinya. Dirinya mundur selangkah.
Ingin rasanya membuka pintu saat ini. Kemudian memukul wajah Prana. Tapi apa dirinya akan mendapatkan Dania kembali? Terkurung dalam rasa cinta yang menyakitkan.
Perlahan Glen tertawa kecil melangkah pergi. Setidaknya harus ada seorang anak yang menemaninya. Menghapus rasa sepi karena kesakitan ini.
Benar! Hanya saat Dania melahirkan seorang anak untuknya dirinya akan melangkah pergi bersama anaknya. Kembali pada sang ayah dan kakek yang akan memeluknya.
Entah ini ambisi atau obsesi. Tapi rasa sakit mungkin akan menuju ke arah yang berbeda.
***
"Sayang ...aku akan menempatkan Prana sebagai manager gudang di luar kota." Ucap Glen penuh senyuman. Bagaikan menyembunyikan segalanya di balik topeng, tengah duduk di sofa saat ini.
Dania dan Prana saling melirik. Wajah Prana terlihat tersenyum, pertanda ingin Dania menyetujuinya.
"Terserah kamu saja sayang..." Wanita yang menyandar pada dada bidang suaminya. Namun, tangannya memegang tangan sang supir yang berada di belakang mereka.
Glen mengetahui segalanya. Tapi wajah Dania terkadang terus terbayang. Hanya seorang anak, dengan membawa seorang anak maka dirinya mungkin akan melupakan obsesinya.
***
Tapi bagaikan sebuah keserakahan api keinginan akan berkobar membakar segalanya. Beberapa bulan setelah kepergian Prana, kala hasil pemeriksaan menunjukkan istrinya positif hamil. Wajahnya tersenyum, itu artinya saat untuk pulang menemui ayahnya akan semakin dekat.
Sedangkan wajah Dania pucat pasi menatap ke arah dokter di hadapannya.
"Anakku..." Gumam Glen penuh senyuman mengusap perut rata Dania.
"A...aku belum siap jadi ibu! Kita gugurkan saja!" Tegas Dania, tidak ingin memiliki anak dari orang ini. Pria yang dicintainya hanya Prana.
Namun raut wajah Glen berubah, untuk pertama kalinya menatap tajam ke arah Dania."Coba saja kamu membunuh anakku. Maka tinggalkan rumahku, jangan pernah bermimpi menikmati segala fasilitas lagi."
Ancaman yang membuat Dania bungkam sesaat. Tapi menyimpan rasa bencinya. Cepat atau lambat Glen harus mati, itulah yang ada di otaknya.
Sedangkan Glen, tidak mengharapkan Dania yang dari awal hanya memberikan rasa kasih palsu lagi. Hanya mengharapkan cinta dari anaknya yang akan segera lahir, arah rasa obsesi yang berubah.
Biarlah perusahaan kelas menengah yang dimilikinya dikuasai Dania dan Prana. Mungkin bagaikan bayaran yang akan ditukar dengan kehadiran anak ini. Dirinya akan pulang ke rumah ayahnya membawa bayi mungil. Mungkin 7 bulan lagi, saat anaknya lahir...