Jiao Lizhi, 25 tahun, seorang agen profesional di abad ke-21, tewas tragis saat menjalankan misi rahasia. Yatim piatu sejak kecil, hidupnya dihabiskan untuk bekerja tanpa pernah merasakan kebahagiaan.
Namun tak disangka, ia terbangun di dunia asing Dinasti Lanyue, sebagai putri Perdana Menteri yang kaya raya namun dianggap “tidak waras.” Bersama sebuah sistem gosip aneh yang menjanjikan hadiah. Lizhi justru ingin hidup santai dan bermalas-malasan.
Sayangnya, suara hatinya bersama sistem, dapat didengar semua orang! Dari keluhan kecil hingga komentar polosnya, semua menjadi kebenaran istana. Tanpa sadar, gadis yang hanya ingin makan melon dan tidur siang itu berubah menjadi pejabat istana paling berpengaruh.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lily Dekranasda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Seorang Pejabat
Kasim itu mengangguk melihat Jiao Lizhi yang telah siap menerima titah, ia membuka gulungan sutra berwarna emas di tangannya, lalu membaca dengan suara lantang:
“Atas mandat langit, Kaisar ber titah, bahwa Nona Jiao Lizhi, putri dari Perdana Menteri Jiao, memiliki sifat lembut, berbakat luar biasa dan bijak merupakan berkah bagi kerajaan. Aku sangat senang, menobatkan mu sebagai pejabat Kebudayaan. dan diperintahkan untuk hadir di istana menghadiri sidang pagi. Demikian titahnya.”
Jiao Lizhi terpaku, matanya berkedip beberapa kali. “…Hah?”
Kasim istana yang melihat Jiao Lizhi hanya menganga dan terlihat bengong segera berdehem, membuat kesadaran Jiao Lizhi terbangun.
“Hamba, menerima titah.” ucap Jiao Lizhi sambil merentangkan kedua tangannya.
Kasim itu mengulurkan gulungan dekrit emas, sementara Jiao Lizhi menerimanya dengan kedua tangan gemetar.
Setelah nya, Jiao Lizhi dan seluruh orang dikediaman berdiri.
“K... Kasim, apakah Anda tidak salah baca?” tanya Jiao Lizhi tak percaya.
Kasim itu tersenyum lembut namun penuh wibawa. “Nona Jiao, bagaimana hamba bisa salah membaca dekrit suci Kaisar? Nama yang tertulis di sini jelas, Jiao Lizhi. Silahkan dilihat nama di dalam dekrit tersebut. Jangan lupa besok ke aula mengikuti sidang.”
“Baik.”
Wajah Jiao Lizhi menegang. Ia menunduk cepat, membuka dan menatap gulungan itu seolah berharap nama yang tertulis berubah jadi milik orang lain.
Sayang sekali, huruf-huruf indah bertinta di atas sutra memang tertulis nama Jiao Lizhi.
Sementara itu, Jiao Fei, kakaknya, cepat tanggap. Ia mengeluarkan dompet berisi perak dari lengan bajunya, menyelipkannya diam-diam ke tangan kasim.
Kasim itu menunduk ringan, wajahnya berubah makin ramah. “Perdana Menteri, Nyonya, Tuan Muda, Nona Muda, hamba pamit.”
Ia berbalik, meninggalkan halaman bersama rombongannya dengan langkah teratur.
Begitu mereka pergi, suasana rumah keluarga Jiao meledak seperti kuali rebusan ayam yang ditutup terlalu rapat.
“Apa-apaan ini?!” jerit Jiao Lizhi akhirnya, memandang dekrit di tangannya seolah itu hukuman mati.
Ia segera menatap langit. “Ya Dewa Langit, apakah ini semacam lelucon?”
Suaranya bergema keras, dan kemudian dalam hatinya terdengar percakapan yang tidak kalah gaduh.
[Ehm… Tuan Rumah, aku rasa ini bukan lelucon. Ini titah Kaisar.]
“Gu Gu! Aku tidak pernah mendaftar jadi pejabat! Aku bahkan tidak bisa membaca puisi klasik dengan benar tanpa menguap!”
[Tapi… mungkin ini kesempatan emas? Tuan Rumah, menjadi pejabat berarti gaji tetap, pakaian bagus, dan akan dihormati setiap hari. Lagipula, di istana banyak melon manis. Kita bisa bergosip, menguak semua rahasia para pejabat. Dan kau bisa dapat putaran hadiah. Bukankah menyenangkan?]
“Lupakan hadiah yang kau katakan itu. Lagipula, hei hidupku disini sudah menyenangkan. Kau kan tahu, aku tidak suka bangun pagi. Apa kau pikir aku senang bangun sebelum matahari terbit hanya untuk duduk di aula yang penuh pria tua berdebat tentang pajak dan sebagainya? Tidak, terima kasih! Aku tidak menginginkan nya.”
Suara hati Jiao Lizhi menggema keras, dan sayangnya, seluruh anggota keluarga bisa mendengarnya.
Nyonya Zhao menutup mulutnya dengan tangan, wajahnya antara pucat dan ingin tertawa.
Jiao Fei memegangi pelipisnya dengan ekspresi pasrah.
Perdana Menteri Jiao Wenqing entah lah apa yang akan ia lakukan dengan tingkah sang putri.
Lalu Lizhi melanjutkan lagi, dalam hati namun tetap terdengar jelas bagi mereka, “Gugu, apakah aku pernah menyinggung seseorang baru-baru ini? Kenapa tiba-tiba kaisar yang tak pernah kulihat batang hidungnya bisa memberikan ku jabatan di pengadilan.”
[Coba kupikir, sepertinya banyak yang kau singgung.]
“Apa? Siapa? Bukankah kita hanya bergosip? Tidak ada yang mendengarnya, kan?” Jiao Lizhi menatap gulungan dekrit, tampak gelisah.
[Benar juga… hmm, tunggu, mungkinkah putra mahkota? Kau kan pernah menabraknya.]
Jiao Lizhi membulatkan matanya. “Hey! Bukankah dia sudah memaafkan ku?”
[Mungkin saja bukan?]
“Benar saja, dasar anjing gila! Apa dia balas dendam hanya karena aku menubruknya? Sungguh tidak berperikemanusiaan!” gumam Lizhi dalam hati dengan marah.
Seketika, udara di ruangan membeku. Ayah, ibu, dan kakaknya yang bisa mendengar suara hati Jiao Lizhi itu menegang bersamaan.
Jiao Fei menutup wajahnya pelan. “Ya adik, kau menyinggung banyak orang termasuk putra mahkota, dan kau bilang apa? baru saja menyebut putra mahkota anjing gila, oh tidak. Beruntung putra mahkota tidak ada disini untuk mendengar suara hatimu.”
Nyonya Zhao hampir pingsan, buru-buru memegangi dadanya. “A Zhi apakah kau ingin seluruh keluarga kita diasingkan ke barat?”
Ayahnya, Perdana Menteri Jiao Wenqing, menatap langit dengan mata kosong, seolah mempertimbangkan hidup dan mati. “Putriku… anjing gila itu, adalah pewaris tahta. Dan kau... apakah ingin kita dipenggal hidup-hidup dengan kata-kata mu?”
Yah, kemarin Tuan Jiao baru tau jika kaisar akan mengeluarkan dekrit untuk Jiao Lizhi atas permintaan putra mahkota. Setelah kejadian menabrak putra mahkota, Jiao Fei bercerita kepadanya, dan yah sudah dipastikan ternyata putra mahkota bisa mendengar suara hati sang anak hari itu ketika sang kaisar membicarakan tentang putrinya dan memberikan sebuah pekerjaan.
Jiao Wenqing menimbang permintaan kaisar untuk menjadikan anaknya seorang pejabat, dengan suara hati Jiao Lizhi yang bisa didengar oleh beberapa orang dan rahasia yang sangat akurat tentang seseorang, lebih baik dan lebih aman jika ia menjadi seorang pejabat. Tapi, ia takut juga sang anak menyinggung keluarga kerajaan ini.
Akhirnya dekrit itu dibawa ke kediaman Jiao hari ini. Belum sempat tuan Jiao yang mengutuk sang putri dengan ucapan dalam hati nya menjelekkan keluarga kerajaan, sang putri tiba tiba menubruk badannya yang tua itu.
Belum sempat siapa pun menenangkan diri, Jiao Lizhi tiba-tiba berlari ke arah ayahnya dengan dekrit di tangan.
“Ah! Ayah! Aku tidak bisa jadi pejabat! Tolong buang saja surat ini!” serunya panik.
“Apa yang kau, ah!” teriak Jiao Wenqing belum sempat menghindar.
Bam!
Tubuh mungil Jiao Lizhi menubruk langsung dada sang ayah dengan kekuatan yang cukup untuk meremukkan tulang, topi pejabatnya miring, dan wajahnya meringis menahan sakit.
“Aduh, tulang ku.” gumamnya dengan suara serak.
Jiao Lizhi segera panik, ia melepaskan pelukannya. Hingga tuan Jiao yang belum siap kini terjatuh ditanah, menambah kesakitan di seluruh badannya.
JIAO LI ZHIIIIIIII.....
Teriak Tuan Jiao, membuat sekujur tubuh Jiao Lizhi menegang.
“Hehehe, ayah, maafkan aku. Apakah ayah baik-baik saja?” ucap Jiao Lizhi yang hendak menghampiri Jiao Wenqing.
“Kau... jangan kesini. Istriku, bantu aku.”
Zhao Rulan dan Jiao Fei segera membantu Jiao Wenqing berdiri, sementara pelayan berlari membawa kursi dan bantal kecil agar tuan mereka bisa duduk dengan empuk.
Perdana Menteri Jiao hanya bisa menghela napas panjang. “Ya Langit, mengapa kau memberiku anak seperti ini...”
Jiao Wenqing tak percaya anaknya yang baru sembuh ini, bukannya belajar etika, atau minimal musik, melukis, kaligrafi. Jiao Lizhi, dalam seminggu ini malah menggerakkan badannya dengan aneh, bahkan sangat suka bergosip dengan temannya yang disebut Gu Gu ini.
Yang dimaksud aneh adalah, Jiao Lizhi latihan fisik seperti didunia modern nya sebagai seorang agen. Tentu saja keluarga nya berfikir gerakan Jiao Lizhi aneh. Meskipun mereka mengerti, setengah jiwa anak nya pergi ke dimensi lain, tapi mereka tidak tahu kehidupan Jiao Lizhi yang ia jalani di dunia sana.
lanjut up tiap hari thor 1 bab aja jika bisa ya lebih💪💪💪💪💪💪