NovelToon NovelToon
Salahkah Aku Mencintaimu

Salahkah Aku Mencintaimu

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / CEO
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: Eka Nawa

Hasta dan Jesan menjalin hubungan tanpa di ketahui kedua orang tua Hasta karena sang Mama yaitu Sarah tidak merestui hibungan mereka karena status social yang mana Jesan hanya anak yatim piatu. Akan tetapi, Hasta tetap bertahan sampai tiga tahun lamanya membuat Sarah curiga dan mencari tau keberadaan Jesan hingga Sarah melakukan kekerasan pada Jesan hanya untuk menyuruhnya menjauhi Hasta.

Sarah menjodohkan Hasta dan Anjani sampai mereka menikah, tetapi pernikahan Anjani seperti di neraka baginya karena selama lima tahun mereka menikah Hasta tidak pernah sekalipun membalas cinta Anjani dan memilih kembali bersama dengan Jesan yang selama lima tahun tidak bertemu dan akhirnya mereka dipertemukan lagi. Lalu Hasta memutuskan menikah dengan cinta pertamanya.

Bagaimana kah nasib pernikahan Anjani, apakah gadis itu menerima jika suatu saat dirinya mengetahui pernikahan kedua suaminya?

happy reading😍

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eka Nawa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 29 ( Terakhir kalinya aku menemui mu )

Setelah mendapatkan telepon dari kantor polisi, Andrew secepatnya pergi ke sana. Tidak membutuhkan waktu lama ia pun telah sampai dan menghampiri polisi yang sedang berbicara pada Hasta.

Andrew sedikit bingung melihat Hasta tanpa memakai baju tahanan,"Ada apa ini?" tanya Andrew membuat keduanya menoleh ke belakang.

"Tuan Andrew, pelapor mencabut gugatannya dan sekarang Tuan Hasta bisa bebas," terang polisi itu.

"Benarkah? Syukurlah kalau begitu aku akan membawa adik ipar ku pulang. Terimakasih pak," pamit Andrew.

Mereka pun pergi meninggalkan kantor polisi dan langsung masuk ke dalam mobil. Sepanjang perjalanan Hasta terdiam ia memandang ke arah jalan sembari melamun. Andrew yang melihatnya dibuat penasaran kenapa ia terlihat murung dan tidak senang dengan kebebasannya.

"Kau tidak senang dengan kebebasan mu?" celetuk Andrew membuat Hasta terkejut.

"Hah, kenapa? Kau mengatakan sesuatu?" tanya Hasta balik.

"CK, ada apa denganmu. Apa yang sedang kau pikirkan? apa kau sedang memikirkan istri pertama mu yang sudah menjadi bidadari syurga?" ujar Andrew masih fokus menyetir.

Ucapan Andrew justru membuat Hasta tidak bisa berkata lagi dan memilih diam. Ia justru teringat akan kejadian di dalam sel. Apakah maksud dari bisikan Anjani padanya? apakah dia hanya berhalusinasi tapi sosok Anjani begitu nyata baginya.

Tidak terasa mereka sampai di kediaman Giandra,"Turunlah, temui Jesan tidak perlu merasa bersalah dan memasang raut wajah murung di depan adikku. Kasihan dia hidupnya selalu menderita dan kini ia juga sangat merasa bersalah atas kepergian Anjani. Sembunyikan rasa bersalah mu setidaknya di depan Jesan. Ingat dia sedang hamil tidak boleh banyak pikiran,"

Hasta mengangguk kan kepalanya pelan, ia pun perlahan keluar dari mobil dan langsung menutupnya kembali. Andrew membuka kaca mobil,"Aku ada urusan, aku pergi dulu," pamit Andrew yang di anggukki Hasta.

Hasta menarik napasnya sangat dalam lalu menghembuskan nya perlahan. Kakinya mulai melangkah masuk kedalam lalu tangannya terangkat mengangkat bel yang ada di samping pintu.

Ting! Tong!

Ceklek

"Hasta? Kau ..." ucap Aleta yang kebetulan membukakan pintu.

"Ya, nyonya. Aku sudah bebas dan Andrew yang menjemput ku," jawab Hasta sedikit canggung.

"Kok, nyonya sih. Aku kan ibu mertuamu," protes Aleta.

"Eh?! Iya ... Maksudku i-ibu," gugup Hasta.

"Yah sudahlah, ayo masuk. Mungkin kau masih merasa canggung," ujar Aleta.

Untuk pertama kalinya Hasta memasuki kediaman Giandra yang terlihat sangat mewah,"Kamar Jesan ada di atas stelah tangga kau lewati dua pintu kamar ya. Dan kamar Jesan ada di pintu ke tiga," ucap Aleta memberitahu.

Hasta hanya mengangguk dengan canggung ia melangkah kan kakinya ke arah tangga dan langsung saja ia sampai di depan pintu kamar sang istri.

Tangannya terangkat memutar handle pintu yang kebetulan tidak terkunci. Langsung saja ia masuk dan tidak mendapati Jesan berada di dalam, tetapi ia tau jika istrinya sedang berada di dalam kamar mandi karena ia mendengar suara gemericik air dan seperti nya Jesan sedang mandi.

"Huh, makin hari kenapa tubuh ku semakin gerah saja," Jesan keluar dari kamar mandi dengan menggerutu. Saat ia melihat sosok pria di dalam kamarnya ia terdiam sejenak.

"Aish ... ada apa denganku. Baru saja aku menjenguk suami ku kenapa sekarang aku berpikir dia ada di sini," Hasta membukakan matanya mendengar Jesan berkata seperti itu.

Jesan berpikir yang dilihat nya adalah bayangan suaminya, ia pun melanjutkan untuk memakai pakaiannya ia membuka lemari pakaiannya, saat tangannya terangkat untuk mengambil hanger tiba-tiba ia merasakan sebuah tangan kekar melingkari pinggangnya serta mengelus perut buncitnya.

"Apa kau mengira aku hanya bayangan saja," bisik Hasta.

Degh

Jantung Jesan berdetak kencang ia langsung berbalik menatap Hasta yang benar-benar nyata berada di hadapannya.

"Tu-tuan ..." lirih Jesan.

*

*

Seorang pria sedang berdiri dengan sebuket bunga tulip yang berada di genggamannya. Pria itu menatap sebuah batu nisan yang berada di depannya. Perlahan ia berjongkok meletakkan bunga cantik itu di atas makam bertuliskan nama wanita yang sampai mati akan ada di dalam hatinya.

"Baru beberapa Minggu aku tidak melihatmu, rasanya aku sangat merindukanmu, hiks. Sampai sekarang aku masih belum menerima kepergian mi, Anjani. Apakah aku harus mengakhiri hidupku juga agar kita bisa saling bertemu di syurga. Apa nanti di sana kau akan bisa mencintai ku,"

Andrew mengatur napasnya agar tidak larut dalam kesedihan,"Anjani, jika aku tidak datang lagi menemui apa kau merindukan ku? Mungkin ini terakhir kalinya aku meletakkan bunga kesayangan mu ini. Entah sampai kapan lamanya. Aku pamit," Andrew mencium batu nisan cintanya. Iapun bangkit melangkah pergi meninggalkan pemakaman dengan memakai kaca mata hitamnya.

*Hmm ... Sayang sudah aku kenyang," saat ini Hasta sedang makan seraya disuapi Aang istri tepat dihadapan kedua orang tua angkatnya.

"Kenyang apanya. Liat tubuh kamu sangat kurus. Makan yang banyak aku ga mau tau," Aksa Jesan.

"Memangnya kalau makan banyak sekarang bisa langsung berisi lagi badan aku? Ga kan?" rengek Hasta.

Aleta dan Mark hanya tersenyum melihat kedua pasutri yang sedang berdebat hingga Mark melihat kedatangan Andrew.

plak.

"Dasar manja! Makan saja harus di suapi!" celetuk Andrew yang mana memukul kepala Hasta

"Kakak, kenapa dipukul suami aku. Sakit kan!" pekik Jesan membuat Andrew memutari bola matanya malas lalu ia ikut duduk di meja makan.

"Ayah ... Aku sudah menyiapkan semuanya. mungkin seminggu lagi kita akan berangkat," terang Andrew.

Seketika Jesan menatap sang kakak lalu ia pun bertanya keberangkatan ke mana? Persiapan apa? Andrew pun menjawab dan menjelaskan yang sebenarnya.

Brak

Jesan mengebrak meja seragam berdiri,"Apa kalian akan meninggalkan ku!" pekik Jesan lalu ia pergi begitu saja meninggalkan semua orang sambil menangis. Aleta ingin menyusulnya, terapi Mark menahannya.

"Sudah ada Hasta, biarkan saja. Percuma jika kita melanjutkan pembicaraan ini. Kau tau kan Jesan seperti apa," ujar Mark.

"Biar nanti aku yang coba bicara padanya setelah dia tenang," sambung Andrew.

"Apa kita tidak terlalu cepat untuk pergi? Ibu khawatir apa lagi Jesan sedang hamil. Kalau dia kepikiran bagaimana," ujar Aleta.

"Sebelum dia memutuskan sendiri dengan diam-diam menikah kita sudah pernah mengatakan padanya tentang rencana kepindahan kita, bu. Jika tertunda lagi masalah perusahaan ku di San makin tidak akan beres dan juga orang tua ku sudah tua mereka hanya ingin kita menemaninya di sana," terang Mark pada Aleta.

"Ia, untung saja Tuan Dipta mau mendengarkan permohonanku untuk membebaskan Hasta. Jadi, kita tidak perlu khawatir lagi pada Jesan," sambung Andrew.

"Apa kalian lupa dengan mama nya dan juga adiknya masih bisa menghirup udara bebas. Setelah apa yang dilakukan Jesan. Ibu tidak yakin kalau kita pergi mereka tidak akan berbuat nekat lagi pada Jesan," ujar Aleta.

"Aku percaya pada Hasta, Bu," sahut Andrew.

*

*

Bersambung.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!