Pernikahan adalah sebuah rumah bagi setiap pasangan yang telah menikah untuk berpulang. namun apa jadinya kalo Seorang suami tidak menginginkan dirinya. sedangkan di hatinya masih belum bisa melupakan wanita lain yang sudah bahagia dengan suami dan anaknya tersebut.
Itu lah yang di alami oleh Rania
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bunda sri ana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 9. Tidak perduli
Ternyata setelah Rania sampai di dapur dirinya tidak menemukan apapun selain sebutir telur, dan hanya ada air dingin di dalam kulkas yang berada di sana. percuma saja mau masak kalo beras pun juga tidak ada disana.
Jadi mau tidak mau Rania terpaksa keluar rumah untuk mencari makan siang, karna tidak mungkin dirinya terus menahan rasa lapar sampai sore, yang ada asam lambung yang akan ia dapatkan.
Untung saja sewaktu mau kerumah ini tadi Rania tidak sengaja melihat sebuah warung makan sederhana yang tidak jauh dari perumahan ini, tepatnya di ujung jalan yang berjarak 4 rumah saja.
Lalu setelah itu Rania pun mengambil tas dompet serta ponselnya di dalam kamar dan turun kembali untuk keluar dari rumah.
Setelah mengunci pintu Rania pun berjalan kearah jalanan depan yang berjejer rumah orang lain yang berpenghuni tentunya. namun tidak nampak sama sekali ada satu orang pun yang terlihat di luar rumah pada siang hari itu.
Kemungkinan karna cuaca yang panas makanya orang tidak pada keluar dari rumah. Rania pun sebenarnya kalo ada makanan di di rumah tidak akan kelayapan siang bolong begini. namun mau bagaimana lagi kalo soal perut Rania tidak bisa menahannya.
Hingga tak lama kemudian Rania akhirnya pun sampai di warung Makan sederhana yang lumayan ramai siang hari itu.
”Permisi buk saya mau pesen makanan." ujar Rania pada pemilik warung tersebut dengan ramah.
”Iya neng, mau di bungkus apa di makan di sini." tanya ibu warung tersebut kepada Rania yang berdiri di dekat pintu masuk.
”Di bungkus aja buk." jawab Rania dengan singkat.
Lalu setelah pemilik warung itu pun membungkus kan pesanan Rania kedalam wadah tempat makan dna memberikan nya kepada rania Kembali.
”Ini neng makanan nya." ucap pemilik warung itu pada Rania dengan memberikan nasi dalam kantong plastik.
”Berapa semuanya buk." Tanya Rania sambil mengeluarkan uang dari dalam tas miliknya.
”Semua 25 RB aja neng." jawab ibu tersebut, dan Rania pun langsung mengeluarkan uang sebesar 50rb dan memberikannya kepada pemilik warung itu.
”Kembalianya ambil aja buk." kata Rania belum pergi dari warung tersebut kepada pemilik warung itu yang tengah kedalam buat mengambilkan kebalikan uangnya.
”Tapi neng ini masih banyak sisahnya." kata ibu warung tersebut dengan sedikit berteriak kepada Rania yang sudah berjalan sedikit jauh dari warung.
Rania yang mendengar suara teriakan itu pun hanya tersenyum saja dan Kembali melanjutkan langkahnya untuk kembali kerumah pria tersebut.
Karena takutnya pria tersebut keburu pulang dan kuncinya malah ia bawa pula. dan benar saja tebakan Rania, pria itu ternyata sudah menunggu di depan rumah sambil menatap kerah Rania dengan tajam saat baru tiba.
Namun Rania sendiri hanya terdiam sambil melewati tubuh pria bertubuh jangkung itu sambil membuka pintu dengan kunci yang ia ambil dari dalam tas, dan dalam sekejap pintu rumah tersebut sudah terbuka dengan lebar.
Namun tatapan mata lintang masih melihat tubuh wanita itu, tapi matanya sampai tidak sengaja meliha sebuah bungkusan di tangan kiri wanita itu yang sangat kelihatan jelas adalah nasi bungkus.
Hal tersebut pun membuat lintang sedikit bersalah dalam hatinya karna tidak memberi makan wanita itu. walaupun mereka menikah karna terpaksa seenggaknya ia tetap memberikan nafkah lahir pada wanita yang kini berstatus sebagai istrinya itu.
Rania sendiri setelah membuka pintu ia pun langsung masuk kedalam kamar yang ada di lantai 2 Tampa ada bicara sedikit pun kepada pria berwajah datar itu.
Melihat kepergian wanita itu lintang pun hanya menghela nafas, tadi rencananya lintang ingin memberikan uang buat kebutuhan rumah ini pada wanita itu. namun karena wanita itu sudah pergi duluan membuat lintang mengurungkan niatnya.
Setelah menutup pintu kembali lintang pun berjalan kearah dapur untuk mengambil air dingin di lemari pendingin.
Pasalnya cuaca di luar lumayan panas membuat tenggorokan lintang sedikit kering.
Setelah selesai mengambil meminum lintang pun naik ke lantai atas di mana kamar miliknya berada. dan juga bersebelahan dengan kamar milik wanita itu yang sudah tertutup dengan rapat.
Lalu lintang pun membuka pintu kamarnya dan menutupnya kembali. sedangkan di kamar sebelah tepatnya di kamar rania, saat ini ia tengah menikmati makanan yang ia beli di luar tadi dengan nikmat.
Namun lebih nikmatan masakan sang ibu yang tidak ada duanya. mengingat sang ibu membuat Rania baru teringat kali dirinya belum menghubungi kedua orangtuanya kalo dirinya sudah sampai.
”Rania kenapa kamu bisa lupa mengabari orang tua kamu sendiri Rania Rania." gumam rania sambil memukul kepalanya dengan pelan.
Untung saja rania sudah selesai makan jadi dirinya bisa langsung menghubungi kedua orangtuanya di sana yang pastinya sangat menunggu kabar darinya.
”Hala Assalamualaikum buk." kata rania saat teleponannya di angkat oleh sang ibu dari sebrang sana.
” ****Waalaikumsalam nak, akhirnya kamu menelpon ibu juga. dari tadi ibu sudah menunggu kabar dari kamu udah sampai apa belum." Ujar Bu Fitri dengan bahagia saat sang putri menghubungi nya****.
”Iya buk Rania sudah baik baik saja. oh ya buk ayah Zidan dan juga satria kemana buk." tanya Rania dengan semangat pada sang ibu.
” Ayah dan kedua adik kamu lagi membatu berberes di depan nak, kalo kamu mau biar ibu panggilkan."
”Gak usah buk, Rania cuma mau tau aja kemana mereka."
Hampir 1 jam Rania mengobrol dengan sang ibu, akhirnya sambungan teleponnya pun di putus oleh Rania kala sang ibu kedatangan tetangga di sana.
Setelah itu Rania pun beranjak dari atas sofa dan keluar kamar untuk membuang bungkusan makanannya di luar kamar. namun saat Rania membuka pintu ia terkejut saat tidak sengaja berpapasan dengan pria itu.
Begitupun juga lintang yang juga terkejut saat dirinya hampir menabrak tubuh wanita itu yang juga kebetulan mau keluar kamar.
....
.....