Anindiya Dianka Putri
Gadis cantik yang harus rela menelan pil pahit di hari pernikahan nya. Sang calon suami membatalkan pernikahan mereka tepat di hari pernikahan mereka karena dia harus menikahi gadis lain setelah empat tahun mereka menjalin asmara namun semua nya hancur dalam sekejap
Sekuat apakah hati Anin menghadapi semua ini, akan kah kebahagian datang menghampiri serta bisa mengobati luka hati yang sedang dia derita dan apakan Anin mau membuka hati nya kembali setelah pengkhianatan itu.
Hingga datang seseorang di hidupnya, mengacaukan kinerja otak nya, mengenalkan diri dengan status yang berbeda dengan diri Anin.
Bagaimana kelanjutan nya apa mereka bisa menerima status satu sama lain
Cerita hasil karya sendiri....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Defri yantiHermawan17, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Calon Istri?
Mereka sampai di sebuah cafe yang cukup instagramable banget untuk para pemburu views di media sosial. Cafe ini juga cocok untuk para remaja atau anak kuliahan nongkrong bareng.
"Ayok."
Anin mengajak Reina untuk turun dari mobil. untuk pembicaraan mereka di mobil tadi saat dimana Reina dengan mata sendu nya meminta Anin untuk mau menjadi kakak ipar nya. Anin hanya menanggapi nya dengan senyuman lalu membelai lembut rambut gadis remaja itu.Dengan perlahan Anin memberikan Reina penjelasan kalau perasaan dan jodoh itu tidak bisa di paksa. Seandai nya mereka memang nanti berjodoh, pasti tidak akan pernah ada yang menghalangi nya kecuali Tuhan.
Dan dari raut wajah Reina, Anin bisa menebak kalau gadis itu hanya menyerahkan semua nya pada sang pemberi jodoh. Karena Reina juga tahu tidak ada yang bisa mereka lakukan kalau seandai nya Anin dan Damar tidak berjodoh. Yang sudah menikah saja bisa bercerai, apa lagi yang hanya baru dekat kemungkinan besar nya bisa berpisah bukan.
Reina membuka pintu mobil dan keluar dari sana sembari membawa tas punggung nya. Anin menyodorkan tangan nya agar Reina menggapai nya. Mereka berdua masuk kedalam cafe sembari bergandengan tangan. Anin sangat cocok dengan Reina yang ceria dan Anin yang sebenarnya mempunyai sifat asli yang seperti Reina sebelum kejadian menyakitkan itu, merasakan dirinya yang asli sudah kembali ketika bersama gadis remaja yang super aktif dan cerewis itu.
"Silahkan kakak mau pesan apa."
Anin meraih buku menu yang sudah di sediakan di sana. Sedangkan Reina malah sibuk dengan ponsel nya.
"Rein kamu mau pesan apa."
Reina hanya mengangkat kepalanya menatap sebentar buku menu yang di tangan Anin lalu kembali fokus pada game yang ada di ponsel nya.
"Samain aja sama kakak, tapi jangan pedes ya Rein soalnya gak suka pedes."
Anin tersenyum lalu memesan makanan yang mereka inginkan" Saya pesan cumi asam manis satu, cumin pedas manis satu , sop daging, sama jus jeruk nya 2 ya, tambahan nya teh tawar anget satu."
Anin menyerahkan buku menu itu kembali pada pramusaji.
"Ini saja kak, apa ada tambahan lain."
Anin menatap pada Reina yang masih sibuk dengan ponsel nya " Kamu mau tambahan Rein."
Reina menatap Anin dan meletakan ponsel nya di meja kemudian meraih buku menu yang tengah di sodorkan oleh pramusaji.
"Emm...Rein boleh pesen ice cream gak kak." Rein menampilkan wajah memohon nya pada Anin
"Ice ceram satu cup jombo ya, rasa nya..."
"Campur aja, coklat ,stroawberry, greente,sama vanila aja."
Anin mengangguk mengiyakan pada pramusaji itu. Setelah pramusaji itu pergi, Anin membuka ponsel nya. Dia mengecek siapa tahu ada pesan yang masuk dan benar saja banyak pesan masuk di line serta WA nya.
Sedangkan Rein kembali melanjutkan game online nya untuk mengurangi rasa bosan menunggu makanan mereka sampai.
📩KakDamar
Nin,Rein sedang bersama kamu
Anin mengerenyitkan dahi nya saat membaca pesan masuk dari Damar. Dari mana pria itu tahu kalau Reina sedang bersama nya saat ini. Apa jangan jangan Reina sudah memberitahukan kakak nya itu.
"Iya Kak." Send to KakDamar📤
Beberapa menit kemudian pesan balasan dari Damar pun masuk 📩KakDamar
Sharelok, aku kesana sekarang
Heh mau apa Damar kesini, ini kan quality time nya dia bersama Reina untuk apa Damar ikutan juga. Tapi walaupun hati nya menggerutu Anin tetap saja mengirim lokasi cafe yang tengan dia datangi bersama Rein.
Tidak lama makanan yang mereka pesan datang. Dengan wajah berbinar Rein menatap lapar makanan di depan nya saat ini.Cumi saus asam manis, wah dari mana Anin tahu kalau Reina suka sekali dengan cumi asam manis.
Kalau Reina dengan semangat menyantap Cumi asem manis kesukaan nya dengan lahap. Lain lagi dengan Anin, gadis pecinta pedas serta manis itu menikmati Cumi pedas manis level10 nya dengan sedikit berkeringat di buat nya apa lagi soto daging yang masih panas membuat dia sedikit meneteskan air mata
"Ya ampun kak Anin nangis."
Anin buru buru menyeka air mata serta air hidung nya yang hampir keluar menggunakan tissue. Anin terkekeh melihat wajah heran Reina yang tengah menatap nya.
"Kaka nangis gara gara si cumi nih."
Anin kembali memasukan satu suapan kedalam mulut nya. Walaupun Cumi penuh cabai itu pedas nya setengah mampus namun Anin tetap saja menikmatinya. Seperti ibarat nya cinta, walaupun selalu bisa membuat orang sakit hati tapi masih saja menikmati yang nama nya cinta.
"Jadi kalian duduk di sini."
Seruan seseorang membuat Anin dan Reina yang hendak menyuapkan makanan nya terpsksa berhenti di udara. Namun setelah tau orang itu siapa, mereka pun dengan santai menyuapkan makanan mereka dengan santai.
"Ngapain sih mas kesini. Kan Rein udah bilang kalo lagi sama kaka cantik, make nyusul segala."
Damar menatap malas pada adik semata wayang nya itu. Yang tengah lahap memakan makanan nya.
"Wah cumi pedas manis, aku mau dong."
Damar meraih tangan Anin yang hampir memasukan sendok berisi cumi plus nasi kedalam mulut nya, namun karena Damar meraih nya lalu dengan cepat memasukan sendok itu ke mulut nya Anin hanya bisa melongo melihat kelakuan kakak dari gadis remaja yang tengah menatap nya dan Damar dalam dalam.
"Ih mas Damar kalau lapar pesen sendiri dong, jangan makan punya kaka cantik. Uang mas Damar udah abis ya buat beli lahan batu bara."
Dengan kesal Reina memasukan satu sendok besar makanan kedalam mulut nya. Membuat mulut nya mengembung penuh makanan .
"Kamu belum makan siang kak."
Tatapan Damar beralih kearah Anin yang masih menikmati makanan nya "Belum, tadi aku sehabis meeting sama seseorang aku langsung kesini gak sempet makan siang."
Anin hanya menoleh sebentar lalu kembali fokus pada makanan kesukaan nya itu " Oh ya udah kaka pesen aja, jangan sampai telat makan nanti kaka bisa sakit."
Damar hanya tersenyum mendengar ucapan Anin yang secara tidak langsung sedang mengkhawatirkan nya. Damar sih berharap nya Anin bilang gini , 'kak Damar, ayo makan sama Anin. Sini Anin suapin, makan yang bener ya jangan sampai kaka sakit soalnya Anin gak mau kaka sakit'
Ternyata itu cuma khayalan semata, nyatanya si orang itu sedang santai menikmati makanan nya sembari sesekali berbicara pada adik nya. Kenapa harus Reina yang dekat dengan Anin, kenapa bukan dia saja sih.
Damar menyandarkan tubuhnya di kursi, sembari memainkan ponselnya setelah tadi dia memesan makanan terlebih dahulu karena serius perutnya saat ini lapar sekali. Akibat lupa karena terlalu lama meeting dengan salah satu rekan kerjanya di pertambangan batu bara yang sedang dia garap.
"Anindya, kamu Anindya kan, Anindya putri. pemilik Dianka Boutique".
Anin, dan Reina begitu pula dengan Damar mengalihkan pandangan nya kearah seseorang yang tadi menyapa Anin.
"Emm...Siapa ya?" Anin menatap heran pada pria yang terlihat mengenalinya itu. Pria itu tersenyum lalu menyodorkan tangan nya berharap agar Anin menerima nya. Karena demi kesopanan yang menghargai nya Anin menerima uluran tangan itu.
"Andre, Andre Wijaya. Pemilik agenci yang menawarkan kerja sama beberapa hari yang lalu pada butik anda untuk fashion show perusahaan saya."
Anin terlihat mengingat ingat, perasaan dia tidak ada yang menawarkan kerja sama. Apa mungkin dia lupa ya. Di saat Anin masih terlihat bingung, Damar malah tengah menatap pria itu tajam dan dalam
"Pria ini, mencoba mau merebut nya dari ku juga rupa nya. Setelah wanita itu dan sekarang Anin ku. Kali ini aku tidak akan membiarkan buaya busuk ini mengambil sesuatu yang berharga dari ku lagi. Setelah dia mengambil sampah itu sekarang tidak akan aku biarkan lagi."
"Nanti kita bicarakan lagi emmm..."
"Andre saja jangan pake bapak."
Anin hanya tersenyum canggung pada pria ini, Anin bisa melihat mata pria itu tengah menelisik nya dari atas sampai bawah, membuat nya sedikit tidak nyaman seakan tengah di telanjangi oleh mata itu.
"Jaga pandangan mu dari calon istriku Tuan!"
BERSAMBUNG......
**HOLLA MET PAGI SEMUA NYA
JANGAN LUPA LIKE VOTE DAN KOMEN NYA YA
KALAU RAME NANTI SIANG KITA DOUBEL UP LAGI WOKEEEYYYY...
SEE YOU NEXT PART
BABAYYYYYY....MUUUAAAACCCHHH**.....
Ceritanya seru, mengalir dengan lancar dan teratur.. 🫰🏻
Semangat terus dlm berkarya, ya! 💖
lupa gue..
si Khalifah Nasif aja noh..