NovelToon NovelToon
GAURI, PENGANTIN PILIHAN DEVAN

GAURI, PENGANTIN PILIHAN DEVAN

Status: sedang berlangsung
Genre:Dokter / Anak Yatim Piatu / Teen School/College / Romantis / Cintamanis / Idola sekolah
Popularitas:370.7k
Nilai: 5
Nama Author: Mae_jer

Devan kaget saat tiba-tiba seseorang masuk seenaknya ke dalam mobilnya, bahkan dengan berani duduk di pangkuannya. Ia bertekad untuk mengusir gadis itu, tapi... gadis itu tampak tidak normal. Lebih parah lagi, ciuman pertamanya malah di ambil oleh gadis aneh itu.

"Aku akan menikahi Gauri."

~ Devan Valtor

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mae_jer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kesempatan

Sore harinya rombongan alumni Sekolah Devan tiba di sebuah vila yang menghadap langsung ke pantai. Vila itu besar, dengan halaman luas dan kolam renang biru yang memantulkan cahaya matahari sore. Di udara, aroma garam laut bercampur dengan suara burung-burung petang.

Begitu mobil berhenti, semua orang langsung turun dengan semangat. Mereka sibuk membawa kantong belanjaan, kotak-kotak makanan, dan alat-alat untuk bakar-bakar nanti malam. Beberapa pria mengambil arang, sementara para wanita mulai menata bahan makanan di dapur luar vila.

Kecuali satu orang.

Diana.

Ia berdiri sedikit lebih jauh dari rombongan, kacamata hitam bertengger elegan di wajahnya, tapi sinarnya tajam dan penuh rasa tidak suka. Sejak pagi, ia hampir tidak bisa mendekati Devan sama sekali. Setiap momen yang ia rencanakan untuk bicara dengan pria itu selalu gagal, karena Gauri selalu menempel seperti linta.

Dan sekarang, lagi-lagi, hal itu terjadi.

Devan sedang berdiri di teras sambil mengangkat ponselnya ke telinga, berbicara dengan seseorang, mungkin urusan pekerjaan atau teman yang menyusul nanti. Di sisi kiri tubuhnya, Gauri berdiri menempel, menggenggam boneka beruang kecilnya sambil sesekali memandangi halaman vila. Bahkan ketika Devan harus bergerak beberapa langkah ke samping karena sinyal yang tidak stabil, Gauri mengikuti tanpa jarak sedikit pun.

Diana mengatupkan rahangnya kuat-kuat.

Kenapa sih cewek itu nggak bisa lepas? Memangnya dia nggak punya otak lain selain nempel begitu? Sakit atau nggak sakit, menyebalkan tetap menyebalkan.

Ia tahu Gauri berbeda. Ia tahu kondisi mental dan emosional gadis itu tidak sama dengan wanita dewasa pada umumnya. Tapi bagi Diana, itu bukan alasan ketika kehadiran gadis itu mengacaukan semua rencananya.

Ia terbang jauh ke Bangkok untuk reuni ini, sampai harus berhutang segala, berharap bisa dekat dengan Devan. Ia sudah menunggu momen dari kemaren. Tapi hasilnya? Nihil. Semua karena satu gadis remaja yang bertingkah seperti bocah lima tahun.

Kalau terus begini, aku nggak akan pernah dapat kesempatan bicara berdua dengan Devan.

Gumam Diana dalam hati.

Rombongan lain sibuk menata perlengkapan bakaran. Gino memanggil Devan beberapa kali, tapi pria itu hanya menunjuk ponselnya dan mengatakan, "Sebentar," sebelum kembali berbicara.

Gauri menatap Devan selama beberapa detik. Ketika pria itu tidak melihat, atau mungkin tidak bisa memperhatikan karena telepon, gadis itu memandang bonekanya, lalu melihat hamparan taman kecil di depan vila.

Perlahan, ia berjalan menjauh. Tidak jauh. Hanya beberapa langkah. Devan tidak sadar gadis itu pergi.

Diana, dari kejauhan, melihat itu.

Mata wanita itu menyipit.

Oh… kamu akhirnya lepas juga dari Devan? Bahkan cuma dua meter pun tidak masalah…

Gauri kemudian berjalan sedikit lebih jauh lagi, kini menuju sisi lain vila yang lebih sepi. Ada sebuah lorong kecil menuju area kolam renang dalam ruangan, kolam yang digunakan hanya jika mereka ingin berenang tanpa matahari.

Gauri menatap air tenang di kolam itu. Ia berdiri di tepi, memiringkan kepalanya sambil memperhatikan bayangan dirinya dan bonekanya di permukaan air.

Diana langsung merasa darahnya mengalir lebih cepat.

Ini… kesempatan.

Ia menoleh. Tidak ada satu pun dari rombongan alumni yang memperhatikan Gauri. Mereka semua sibuk. Tawa dari dapur luar terdengar. Suara Gino memanggil seseorang. Suara plastik makanan, suara kompor portabel dihidupkan.

Devan? Pria itu masih di teras depan, sibuk berbicara, tampaknya semakin serius.

Diana bergerak cepat, tapi tidak berlari. Jalannya tampak alami, seolah hanya melewati bagian vila. Begitu sampai di pintu kaca yang menuju kolam, ia menoleh kiri-kanan sekali lagi.

Sepi.

Tidak ada yang melihat. Tubuhnya mendekat. Gauri sedang jongkok di tepi kolam, memegang bonekanya, wajahnya terlihat penasaran dengan matanya yang bulat.

"Bonekanya bisa berenang nggak, ya…" gumamnya pelan.

Dan sebelum gadis itu sempat berdiri lagi,

BRAK!

Diana mendorong bahu Gauri dengan satu gerakan cepat dan kuat.

"Aa,"

Suara Gauri tercekat di udara ketika tubuhnya jatuh ke dalam air. Boneka beruang itu terlepas dari tangannya saat tubuhnya terbenam ke bawah.

Ceburan air pecah keras, tapi tidak ada yang mendengarnya dari halaman luar. Suara tawa dan riuh alumni menutupinya.

Diana mundur secepat mungkin. Dengan langkah panjang tapi tenang, ia berjalan keluar dari pintu kolam. Hatinya berdegup keras, tapi wajahnya tetap tenang seperti tidak terjadi apa-apa. Ia bahkan sempat melirik bayangannya di kaca.

Itu pelajaran buatnya. Biar dia tahu diri. Biar dia nggak ganggu aku dan Devan lagi.

Ketika ia kembali ke halaman dan berpura-pura ikut membantu menata piring.

Devan akhirnya menutup telepon. Ia menghela napas dan otomatis menoleh ke tempat di mana Gauri tadi berdiri.

Kosong.

Dahi Devan langsung berkerut.

"Gauri?"

Ia melangkah lebih cepat, menengok kanan-kiri. Tidak ada. Ia memanggil Gino, menanyakan apakah ia melihat Gauri lewat, tapi Gino menggeleng sambil mengangkat kotak daging.

"Barusan nggak lihat, bukannya nempel terus sama kamu?"

Jantung Devan mulai berdegup lebih cepat. Wajahnya semakin tegang. Ia berjalan memutar vila dengan langkah panjang dan gelisah. Ketika ia masuk ke area sisi bangunan, tiba-tiba matanya menangkap pintu kaca kolam dalam ruangan yang terbuka sedikit.

"Gauri?"

Tidak ada jawaban. Devan masuk.

Dan dunia seakan berhenti.

Di dalam kolam, boneka beruang kecil itu mengambang tanpa arah, basah dan berat, satu tangannya terangkat seperti meminta tolong. Air beriak pelan.

Tapi justru sesuatu di bawah permukaan yang membuat darah Devan membeku. Siluet tubuh mungil itu … bergerak lemah… tenggelam.

"GAURI!"

Teriakan itu membelah ruangan, bergema keras, panik, putus asa.

Tanpa berpikir sedetik pun, Devan melompat masuk ke dalam air. Semua yang mendengar teriakan keras Devan segera meninggalkan semua kesibukan mereka dan berlari ke arah kolam.

Terutama Gino. Begitu ia mendengar nama Gauri di sebut begitu keras oleh Devan, ia langsung tahu pasti sesuatu telah terjadi. Tentu ia juga panik.

1
Anonim
Peringatan dari Agam perlu dipahami Devan - tapi bunda Vini pingin banget segera menimang cucu 😄.

Ayah Rudy memberi masukan - bulan depan nikahnya.

Agam menambahkan - di akhir pekan.

Devan siap dong kapan saja.
Anonim
Gauri, Devan di jemput Agam dan Ares, mereka langsung pulang ke rumah keluarga Agam dan Ares.
Mereka ke sana untuk membicarakan tanggal pernikahan Devan dan Gauri.

Mobil sampai di halaman rumah keluarga Agam - terdengar teriakan menyebut nama Gauri.

Gauri dipeluk hangat bundanya Agam dan Ares - yang disebut Bunda juga oleh Gauri.

Pembicaraan tentang pernikahan Devan dan Gauri - pihak keluarga Agam menghendaki secepatnya. Devan sepemikiran.
shenina
bunda vini uda g sabar nimang cucu 😁
dnr
bagaimana dg kakek devan ? apakah setuju devan nikah sma gauri?
Septi
Devan Minggu depan juga oke-oke aja kan..
btw ini Devan keluarganya gimana? perasaan belum di ceritain, atau aku lupa ya 😅, taunya Rumah Sakit tempat Agam kerja itu punya ayahnya Devan.
Septi
bersyukur Gauri disayangi semua keluarga Agam
Al Fatih
AQ ikut berbahagia utk kak Devan dan Gauri.
TriAileen
gimana dgn keluarga Devan
faridah ida
pasti siap ya Dev ...😂😂😂
semoga pernikahan kalian lancar tidak ada pengacau ..
hansen
jika diberi shok terapi ingatan Gauri kembali nga yah🤭
hansen
kapan sembuh nya Gauri thor
ari sachio
mgkn akn sedikit mengadung bawang merah bila gauri punya ank sdngkn mentalny blm sembuh.mgkn saat it bg gauri anknya akan dianggap boneka
Rita
smg dilancarkan,otw sah on
Santi Nuryanti
ud jgn lma2 klo bs mgg dpn🤣🤣🤣
Dwi Winarni Wina
lebih cepat lebih baik niat devan menikahi gauri, smg ingatan gauri kembali dan gauri sembuh...

tapi gauri tidak akan menolak disentuh sm devan telah jadi suami istri, gauri menempel terus sm devan...
Dengan tulus dan telaten devan akan merawat gauri sampai sembuh, keadaan gauri sakit aja mampu membuat hati devan dingin dan datar luluh...

keadaan gauri sakit devan menerima gauri apa adanya, devan mencintai gauri sangat tulus, sabar ya devan nanti jadi suami istri pelan-pelan aja ajarin gauri😀
RiriChiew🌺
yuhuuu tiba² aja udh mauu nikahh, dan siapa tau Devan bisa dgn pelan² jadi obatt buat Gauri sembuhh . duh gak sabarr bnget 😁
Munasiyah Kiy
akhirnya yg di tunggu² up jga
Ita rahmawati
boleh disentuh dg perlahan tp ya jgn dulu dijadiin cucu dong bun 🤦‍♀️
gimana ceritanya gauri yg sprti anak² tetiba hamil eh tp sapa tau sg bgtu sakitnya bisa sembuh 🤣🤣
Dian Rahmawati
wah devan salah tingkah 🤣🤣
Hanima
👍👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!