Lily merupakan anak kedua dari tiga bersaudara di rumahnya. Kehidupannya berjalan lancar sebelum adiknya dilahirkan. Namun, setelah kehadiran adiknya, Lily terasa menjadi orang asing di rumahnya sendiri. Semakin lama, Lily semakin merasa dirinya tak terlihat seperti makhluk gaib yang berkeliaran.
Diam-diam Lily merencanakan untuk kabur dari rumahnya. Ia memutuskan mengasingkan diri pergi negeri orang tanpa ada yang tahu rencananya bahkan sahabatnya sendiri.
Bagaimana kelanjutannya? Apakah Lily akan menemukan rumah lain di sana? Ataukah ia akan kembali pulang? mari kita simak lanjutan ceritanya >>>
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MellaMar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Idola
Hari-hari berganti minggu,minggu berganti bulan. Tak terasa Lily sudah bisa bertahan selama sebulan terakhir.
Lily memandang Ju-Anh dengan penuh kasih sayang.
"Anak itu sangat butuh sosok ayah," gumam Lily. "Dia telah kehilangan ibunya, masa iya harus kehilangan ayahnya juga."
Lily memutuskan untuk mengambil langkah-langkah kecil untuk mendekatkan Ju-Anh dengan Yu-Seok. Dia mulai dengan memastikan bahwa Ju-Anh selalu terlihat rapi dan bersih ketika Yu-Seok berada di rumah.
Lily juga berusaha untuk membuat Ju-Anh lebih aktif dan bermain dengan mainan yang dapat menarik perhatian Yu-Seok. Dia berharap bahwa dengan melakukan hal-hal ini, Yu-Seok akan mulai memperhatikan Ju-Anh dan merasa lebih dekat dengan anaknya.
"Apa aku kurang ajar?". Gumamnya. "Ah tidak-tidak! ini demi Ju-Anh. Ya. Demi Ju-Anh".
Namun, Lily juga sadar bahwa dia harus berhati-hati dalam melakukan hal ini. Dia tidak ingin membuat Yu-Seok merasa bahwa dia sedang mencoba untuk memaksakan sesuatu yang tidak diinginkan.
"Saya hanya ingin membuat anak itu bahagia," gumam Lily. "Saya ingin membuat dia merasa dicintai dan dihargai."
Lily memutuskan untuk terus melakukan hal-hal kecil yang dapat membantu mendekatkan Ju-Anh dengan Yu-Seok. Dia berharap bahwa dengan waktu, Yu-Seok akan mulai merasa lebih dekat dengan anaknya dan memberikan kasih sayang yang dibutuhkan oleh Ju-Anh.
Lily sengaja bermain ditempat yang Yu-Seok sja bisa melihatnya dengan jelas. "Ju-Anh... Cilukkk...baaa...".
Ju-Anh sudah bisa tertawa kecil, dan Lily pun mencoba ikut tertawa. Lily berharap Yu-Seok akan terganggu dan mau bermain dengan Ju-Anh.
Lily terus bermain dengan Ju-Anh, membuat suara-suara yang menyenangkan dan mencoba membuat Ju-Anh tertawa. Dia berharap bahwa Yu-Seok akan melihat mereka dan merasa terganggu, sehingga dia akan bergabung dalam permainan.
"Ju-Anh... Cilukkk...baaa..." Lily mengulangi, membuat suara-suara yang lucu dan menyenangkan.
Ju-Anh tertawa kecil dan mencoba meniru suara-suara yang dibuat Lily. Lily tersenyum dan terus bermain dengan Ju-Anh, membuat permainan semakin menarik dan menyenangkan.
Setelah beberapa saat, Lily melihat Yu-Seok muncul di pintu kamar. Dia sedang memandang mereka dengan ekspresi yang sedikit terkejut, tapi juga sedikit penasaran.
Lily tidak berhenti bermain, tapi malah meningkatkan intensitas permainan. "Ju-Anh... Cilukkk...baaa...!" dia mengulangi, membuat suara-suara yang lebih keras dan menyenangkan.
Lily terus memotivasi Ju-Anh untuk terus mengoceh dan bermain, sambil merasakan kehadiran Yu-Seok di belakangnya. Dia tidak memalingkan kepala, tapi bisa merasakan pandangan Yu-Seok yang sedang memandangnya.
"Ayo semangat Ju-Anh! Beberapa langkah lagi ayahmu datang," Batin Lily mengulangi,
Ju-Anh terus mengoceh dan bermain, dengan gerakan-gerakan yang masih kecil dan tidak stabil. Lily memegang tangannya dan membantunya untuk terus bermain.
Lily bisa merasakan bahwa Yu-Seok sedang mempertimbangkan untuk bergabung dalam permainan.
Setelah beberapa saat, Yu-Seok akhirnya mengambil langkah untuk bergabung dalam permainan. "Ayo, Ju-Anh," kata Yu-Seok dengan suara yang lembut. "Ayo, tertawa"
Lily tersenyum dan membiarkan Yu-Seok bergabung dalam permainan. "Ayo, Ju-Anh! Cilukk... Baaa..." Lily mengulangi, membuat suara-suara yang menyenangkan dan memotivasi.
Ju-Anh terus mengoceh dan bermain, dengan gerakan-gerakan yang semakin aktif. Lily dan Yu-Seok bermain bersamanya, membuat permainan semakin menarik dan menyenangkan.
"Maaf tuan, bolehkan saya menitipkan Ju-Anh sebentar pada Anda?". Pinta Lily tak enak hati. "Saya mau ke toilet sebentar". Yang jelas itu hanya akal-akalan Lily saja.
Yu-Seok mengiyakan ucapan Lily. Yu-Seok melanjutkan permainannya dengan Ju-Anh. Suara tawa dari keduanya bersatu padu menggema di
memenuhi ruangan.
Lily merasa senang karena berhasil membuat Yu-Seok bergabung dalam permainan. Dia berharap bahwa ini akan menjadi awal dari hubungan yang lebih baik antara Yu-Seok dan Ju-Anh.
"Good Job Lily". Puji Bu Kim dengan mata berkaca-kaca.
"Kok ibu nangis sih?". Lily mengelus pelan punggung Bu Kim.
"Kamu hebat bisa bertahan sampai sejauh ini,Lily. Itu adalah hal yang paling tidak mudah untuk dilakukan". Ujar Bu Kim.
Lily hanya tersenyum. "Lily hanya berharap, semoga tuan bisa menerima kehadiran anaknya. Dan kembali mencari istri untuknya dan ibu untuk Ju-Anh".
Bu Kim memeluk Lily. "Terimakasih Lily".
"Sudah bu, jangan nangis. Nanti keriputnya makin nambah loh". Ejek Lily mencairkan suasana.
"Kamu ini. Nanti kamu kalau udah tua juga bakal kaya ibu". Balas bu Kim.
...
Hari ini Lily pulang sedikit lebih malam,tepatnya jam delapan malam. Ya. Bagi Lily, jam delapan itu sudah sangat malam. Karena baginya memegang amanah dari orang tuanya untuk tidak keluyuran malam ia pegang erat.
Lily mengunjungi sebuah kafe disekitar jalan menuju apartemennya. Ia memesan satu gelas espresso double shoot dengan satu roti.
Lily sengaja untuk membawanya ke apartemen, karena tak mungkin dia harus nongkrong sendirian.
Saat membalikkan badan dan melangkah tanpa melihat kedepan, Lily tak sengaja menabrak seseorang sampai kopi yang ada pada tangannya tumpah mengenai rok dan bajunya sendiri.
"Maaf". Ucap Lily. "Apakah Anda baik-baik saja?". Lily semakin khawatir.
Namun sosok yang Lily tabrak hanya tersenyum. "Bagaimana denganmu?". Tanyanya sedikit khawatir.
Lily terperangah melihat siapa yang ada di hadapannya. Sepersekian detik Lily langsung mengalihkan pandangannya.
Dia adalah seorang idol ternama di negeri ginseng ini. Pria yang Lily idolakan setelah sekian lama akhirnya bisa berjumpa. Dia bernama Zack dari boygroup 'Smash' asal Korea Selatan.
'Smash' memiliki lima anggota, dan anggota lainnya diantara lain ada: Rey, Van, Yunam dan Ziko. Pengaruh boygroup 'Smash' terhadap industri kpop sangatlah tinggi. Maka dari itu, siapa yang tidak mengenal mereka di dunia ini.
"A-Aku... aku tidak apa-apa," Lily masih terkejut.
Zack mengangguk dan membantu Lily membersihkan tumpahan kopi. "Aku yang tidak apa-apa, karena aku tidak melihatmu," katanya dengan tersenyum.
Lily merasa malu dan tidak tahu apa yang harus dilakukan. Dia tidak bisa mempercayai bahwa dia baru saja menabrak Zack. Ini terasa seperti mimpi untuk Lily.
"Maaf, aku tidak melihatmu," Lily mengulangi, masih merasa terkejut.
Zack mengangguk dan memandang Lily dengan mata yang hangat. "Tidak apa-apa, aku tidak apa-apa. Aku hanya khawatir tentangmu."
Lily merasa hatinya berdegup kencang. Dia tidak bisa mempercayai bahwa Zack, idol ternamanya, sedang berbicara dengannya.
"Terima kasih," Lily mengucapkan, masih merasa terkejut.
Zack tersenyum dan mengangguk. "Sama-sama. Aku harus pergi sekarang, tapi semoga kita bisa bertemu lagi."
Lily mengangguk dan memandang Zack pergi. Dia tidak bisa mempercayai apa yang baru saja terjadi. Dia baru saja menabrak Zack, idol ternamanya, dan mereka berbicara seperti teman.
Setelah beberapa saat, Lily kembali ke realitasnya. Dia harus kembali ke rumah dan cepat beristirahat. Karena besok Lily harus kembali merawat Ju-Anh. Dia mengambil napas dalam-dalam dan mencoba untuk melupakan kejadian itu.
Namun, Lily tidak bisa melupakan kejadian itu. Dia terus memikirkan Zack dan bagaimana mereka berbicara seperti teman. Dia merasa seperti sedang bermimpi.
"Aku gilaaa!!". Teriak Lily di trotoar jalanan.
Setiap mata memandangnya aneh. Lily tertawa bahagia. "Kalian tidak akan mengerti yang aku ucapkan! Aku gilaaa".
...
Keesokan harinya, ketika Lily kembali ke rumah, Bu Kim menanyainya tentang apa yang terjadi. Lily tidak bisa menjelaskan apa yang terjadi, jadi dia hanya mengangguk dan tersenyum.
"Kamu kenapa Lily? Hari ini auranya dua puluh ribu watt". Ujarnya
Bu Kim memandang Lily dengan curiga, tapi dia tidak mengatakan apa-apa. Lily merasa bahwa Bu Kim tahu ada sesuatu yang tidak biasa terjadi, tapi dia tidak tahu apa itu.
Lily mencoba untuk fokus pada merawat Ju-Anh, tapi dia tidak bisa melupakan kejadian itu. Dia terus memikirkan Zack dan bagaimana mereka berbicara seperti teman.
"Lily! Ibu merinding liat kamu senyum-senyum gitu. Ngomong apa kek!". Desak Bu Kim.
Sebelum bercerita Lily tersenyum bahkan tertawa kecil ke arah Ju-Anh yang sedang dalam gendongannya. "Ibu Kim tahu boygroup Smash?". Tanya Lily.
"Siapa yang gak tahu atuh Lilyyyy!. Ah! Bu Kim tahu, pasti kamu lagi kecintaan sama mereka ya". Ejek Bu Kim.
"Semalam Lily ketemu Zack buu". Lily dengan semangat mengatakannya.
Bu Kim membuka mulutnya lebar. "Jackpot Lily". Bangga bu Kim.
Ju-Anh pun ikut tertawa mendengar kedua orang dewasa didekatnya sedang bahagia. Tanpa mereka sadari, ada sepasang mata elang tuannya yang mengintai mereka sejak lama.
...
Setelah beberapa hari, Lily mulai merasa bahwa kejadian itu tidak hanya sekedar kebetulan. Dia mulai merasa bahwa ada sesuatu yang lebih dari itu, tapi dia tidak tahu apa itu.
Lily memutuskan untuk menunggu dan melihat apa yang akan terjadi selanjutnya. Dia tidak tahu apa yang akan terjadi, tapi dia siap untuk menghadapi apa pun yang akan terjadi.
"Zack, dia sangat tampan, berbakat dan banyak uang. Hahahaha....". Lily tertawa dengan tubuhnya yang tengah berbaring di atas kasur miliknya.
"Zack sepertinya aku bisa gila kalau bertemu lagi denganmu".
"Tunggu!". Lily menyadari sesuatu. "Ah bodoh! Kenapa aku tidak meminta tanda tangannya sih".
Kebahagiaannya menghilang seketika. Lily memutuskan untuk tidur lebih cepat.
kisah cerita nya bagus banget,dan jalan ceritanya juga bagus.tapi penyusunan peristiwa nya tidak terlalu jelas🙏
tapi saya suka kok🥰
buat Yu Seok belum ya😁
karna saya TKW sama dgn Lily..
innsyaa Allah lama2 kita akan menjalin ikatan emosional dan jalinan kasih dgn Sang anak.
saya mampir nih..
cerita TKW.sama Lily saya pun TKW.