NovelToon NovelToon
Sistem Pengganda Uang

Sistem Pengganda Uang

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Sistem / Dikelilingi wanita cantik / Playboy / Kebangkitan pecundang / Harem
Popularitas:5k
Nilai: 5
Nama Author: Quesi_Nue

Rian adalah siswa sekolah menengah atas yang terkenal dengan sebutan "Siswa Kere" karna ia memang siswa miskin no 1 di SMA nya.

Suatu hari, ia menerima Sistem yang membantu meraih puncak kesuksesan nya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Quesi_Nue, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 12

Setelah memperkenalkan diri, Nadia berjalan menuju tempat duduk yang telah disediakan. Namun, sebelum duduk, ia dengan santai menoleh ke arah Rian dan tersenyum tipis.

"Kita sekelas lagi, ya, Rian?" Ucap Nadia

Rian menelan ludah. "Ini… bakal jadi masalah."

Sasha, yang melihat interaksi itu, semakin merasa ganjil.

"Apa tujuan sebenarnya Nadia pindah ke sini?" pikir Rian.

Sasha dan Rian duduk bersebelahan seperti biasa di kelas elite. Mereka mengobrol dengan akrab, bercanda, dan sesekali tertawa kecil. Namun, meskipun terlihat santai, ada satu hal yang terus mengganggu pikiran Rian.

"Kalau Nadia sampai cerita ke Sasha soal kejadian kemarin di toko… habis aku."

Rian melirik sekilas ke arah Nadia, yang duduk tidak jauh dari mereka. Gadis itu terlihat tenang, tetapi ada sesuatu di matanya, sebuah tatapan penuh arti yang membuat Rian semakin cemas dan berkeringat dingin.

"Nadia itu bukan tipe orang yang mudah melupakan sesuatu. Apalagi kejadian kemarin…"

Saat itu, Rian dan Nadia tidak sengaja jatuh bersama. Bibir mereka sempat bertemu sesuatu yang cukup untuk membuat suasana di antara mereka menjadi canggung.

Dan sekarang, Sasha duduk di sebelahnya, tidak tahu apa-apa.

"Kalau Sasha sampai tahu… dia pasti marah besar."

Bukan hanya karena insiden itu, tapi juga karena Sasha sangat protektif terhadapnya. Jika dia tahu bahwa Rian dan Nadia punya momen seperti itu, dia mungkin tidak akan bisa menerima begitu saja.

Tiba-tiba, Nadia menoleh ke arah mereka dan tersenyum. "Sasha, lama nggak ketemu ya? Aku nggak nyangka kita akhirnya sekelas, Aku baru ingat. Kita sebenarnya pernah bertemu sebelumnya, Sasha."

Sasha mengerutkan kening, mencoba mengingat. "Hah? Kapan?"

Nadia tersenyum tipis. "Saat acara pertemuan bisnis ayah kita dulu. Aku ingat waktu itu kita masih kecil, dan kita sempat main bareng di salah satu ruang tunggu hotel."

Sasha terdiam sejenak, lalu matanya sedikit membelalak. "Oh… jadi itu kamu?"

Nadia mengangguk. "Aku ingat banget, kamu waktu itu pakai gaun putih dan selalu membawa boneka beruang kecil."

Rian menatap mereka berdua dengan bingung. "Jadi kalian sebenarnya sudah pernah kenal?"

Sasha tertawa kecil. "Aku nggak nyangka banget! Aku ingat aku sempat ngobrol banyak dengan seorang gadis di acara itu, tapi setelah itu nggak pernah ketemu lagi."

Nadia menatap Sasha dengan ekspresi yang sulit ditebak. "Ya… setelah itu, papaku lebih banyak mengurus bisnis di luar kota, jadi aku nggak terlalu sering ikut acara semacam itu lagi."

Sasha mengangguk mengerti. "Pantas aja namamu terasa familiar. Kalau dipikir-pikir, kita sebenarnya bukan orang asing, ya?"

Nadia tersenyum. "Iya. Tapi tetap saja, kita nggak pernah benar-benar dekat… sampai sekarang."

Mereka berdua saling bertukar pandang, sementara Rian hanya bisa terdiam. "Kalau mereka sebenarnya sudah pernah kenal, berarti ini bisa jadi masalah besar buatku. Kalau Nadia cerita soal insiden kemarin, Sasha bakal makin kesal!"

Tiba-tiba, Sasha berkata dengan nada santai, "Yah, kalau kita pernah akrab dulu, mungkin kita bisa jadi teman baik lagi sekarang."

Nadia tersenyum tipis. "Mungkin."

Sasha membalas senyum itu dengan ramah.

Nadia tertawa kecil, lalu melirik ke arah Rian. "Dan aku nggak nyangka bisa ketemu lagi sama Rian… setelah kejadian kemarin."

JLEB!

Rian langsung menegang. "Sial! Nadia nyenggol topik itu!"

Sasha mengerutkan kening. "Kejadian kemarin?" tanyanya penasaran.

Rian buru-buru mengangkat gelasnya dan berpura-pura minum. "Ah… cuma insiden kecil, nggak penting kok!" katanya cepat.

Tapi Nadia hanya tersenyum misterius. "Oh, masa? Aku rasa itu cukup… berkesan."

Sasha menatap mereka berdua dengan curiga. "Apa itu? Kenapa rasanya kayak ada sesuatu yang disembunyikan dari aku?"

nadia tersenyum tipis, lalu menatap Sasha dengan ekspresi seolah-olah ia hanya berbicara santai.

"Ah..aku hanya bertemu Rian di toko keluargaku, karena ia berkerja disana." jawab

Sasha mengangkat alis. "Oh? Jadi kamu sudah ketemu dia duluan sebelum masuk ke sekolah ini?"

Nadia mengangguk sambil melirik Rian sekilas, seakan sengaja ingin melihat reaksinya. Rian yang sedang minum langsung tersedak pelan, tapi berusaha tetap tenang.

"Iya, dia datang untuk belajar cara mengelola toko. Aku bahkan sempat menunjukkan cara menggunakan mesin barcode kasir." nadia tersenyum samar. "Tapi… ada satu kejadian yang cukup menarik, sih."

Sasha menatap nadia dengan rasa ingin tahu. "Kejadian menarik? bagaimana kejadian itu?"

Rian langsung panik dalam hati. "Sial, nadia masuk ke topik itu! Jangan bilang dia bakal cerita semuanya!"

Nadia pura-pura berpikir sebentar, lalu dengan nada santai berkata, "Hmm… hanya ada insiden kecil, sih. Waktu aku sedang mengambil sesuatu, tiba-tiba aku kehilangan keseimbangan dan hampir jatuh. Untungnya, ada seseorang yang… ‘menyelamatkanku’ dengan cara yang cukup.. Yah.. tak terduga."

Sasha mengerutkan kening. "Tak terduga gimana?"

Nadia melirik Rian dengan senyum penuh arti, sementara Rian ingin menghilang dari tempat duduknya.

"Yah, intinya… momen itu cukup mengejutkan buat kami berdua," nadia berkata dengan nada ambigu.

Sasha menatap Rian dengan tatapan curiga. "Kamu nggak cerita apa-apa soal ini, Rian."

Rian tertawa gugup. "Haha… yah… karena nggak ada yang penting, jadi aku nggak kepikiran buat cerita…"

Sasha semakin penasaran. Ia menatap Nadia dengan tajam, lalu beralih ke Rian yang terlihat gelisah.

"Jadi, kejadian apa yang sebenarnya terjadi? Jangan bilang itu cuma insiden biasa."

Nadia tetap tersenyum misterius, sedangkan Rian mencoba mengalihkan pembicaraan. "Sasha, serius deh, nggak ada yang penting. Cuma kejadian kecil, nggak perlu dibahas panjang lebar."

Namun, Sasha tidak mudah puas. "Kalau nggak penting, kenapa kamu keliatan panik gitu, hah?"

Rian menghela napas, sementara Nadia masih bermain-main dengan kata-katanya.

"Yaah, mungkin Rian cuma malu aja," kata Nadia dengan nada menggoda.

Sasha menatap Rian lebih curiga. "Malu? Malu karena apa?"

Rian hampir membuka mulut untuk mengelak lagi, tapi..

"Kalian bertiga! Diam! Perhatikan pelajaran, jangan ngobrol sendiri!, nanti saya hukum baru tahu rasa kalian nanti! Suara tegas guru sejarah langsung membuat mereka bertiga tersentak.

Semua siswa di kelas menoleh ke arah mereka. Sasha mengerucutkan bibirnya, sementara Nadia hanya tersenyum tipis, seakan menikmati situasi ini.

"Maaf, Pak," ujar mereka bertiga serempak.

Guru sejarah menggelengkan kepala dan kembali melanjutkan penjelasannya yang sempat tertunda, tapi Sasha masih menyimpan rasa penasaran. Dengan posisi kepala sedikit miring ke arah Rian, ia berbisik pelan, "Nanti kita bahas ini lagi,aku gak mau ada yang di rahasiakan."

Rian berkeringat dingin dan hanya bisa menghela napas panjang. "Gawat… ini belum selesai, pasti habis aku ini."

Bel istirahat berbunyi, menandakan waktunya para siswa pergi ke kantin untuk makan siang. Rian berjalan dengan perasaan sedikit waspada, sementara di sebelahnya, Sasha masih menatapnya dengan tatapan menyelidik. Nadina, yang berjalan di sisi lain, tampak tenang seperti biasa.

Begitu mereka sampai di kantin, mereka memilih meja kosong di dekat jendela. Sasha langsung meletakkan nampannya dan menatap Rian tajam.

"Sekarang nggak ada guru yang bakal nyelamatin kamu, Rian. Ayo cerita Nadia."

1
ALAN
min typo/Facepalm/
ALAN
Nah akhir nya, kaya kan dirimu Rian
ALAN
Lanjut thor
ALAN
Lanjut thor, siapa wanita paruh baya itu
Kang ozy
Luar biasa
Hiu Kali
pikir hadiahnya kemampuan trading tingkat tinggi thor.. jadi cepet mengamankan posisi dalam hitungan satu bulan.. jangan lupa nadia juga..kasihan..jangan jadi kacang lupa sama kulitnya..
Hiu Kali
howrang kaya lho thor shasha ini.. afa hiya tabrakan tidak ada penjaganya?
Teguh Aja: Sasha sedang bertengkar dengan ayahnya dan ia kabur dengan sopirnya tanpa membawa hp maupun dompetnya 🙏
total 1 replies
Hiu Kali
jangan lupa suruh rian belajar trading thor.. biyar cepet kayah rayah dia..
ALAN: iya thor bener
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!