NovelToon NovelToon
Tersandera

Tersandera

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Mafia / Balas Dendam / CEO / Pembantu / Chicklit
Popularitas:3.9k
Nilai: 5
Nama Author: Alensvy

Kisah seorang gadis yang terpaksa menjadi pelayan pebisnis misterius dan kejam agar organ tubuhnya tidak dijual oleh pria itu akibat ulah ibunya sendiri.

Namun, ia tetap berusaha melarikan diri dari sangkar Tuannya.

Sebuah rahasia besar sang CEO terkuak saat pelayan itu hadir dalam kehidupannya yang membuat pria itu marah besar dan berencana membuat hancur kehidupan gadis itu.

Bagaimana kelanjutan cerita mereka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alensvy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 33 : Kekhawatiran Damian

Tidak peduli dengan darah yang mengotori bajunya, Damian mengangkat tubuh Anna dalam gendongannya. Ia harus keluar dari sini. Sekarang.

Langkahnya cepat saat melewati lorong gelap, matanya merah dipenuhi amarah dan ketakutan. Saat mencapai luar gedung, beberapa polisi bergegas menghampirinya.

"Dia butuh dokter. Sekarang juga. Tolong bantuannya." Ucap Damian tegas.

Tanpa menunggu jawaban, ia berjalan ke mobilnya sendiri dan masuk ke dalam tetap menggendong Anna erat dalam pelukannya.

"Jeff, cepat!" Damian berteriak.

Jeff berlari menuju mobil Damian dan membawa mereka menuju rumah sakit terdekat dengan Damian berada di kursi penumpang.

Damian memperhatikan wajah Anna yang masih terkulai lemah di pangkuan ya. Untuk pertama kali dalam hidupnya, Damian merasa benar-benar tak berdaya. Dan itu membuatnya semakin marah.

Mereka melaju dengan kecepatan tunggu menembus malam yang sunyi menuju rumah sakit. Berkali-kali Damian melihat Anna. Wanita itu masih belum sadarkan duri. Napasnya benar-benar pelan hampir tak terdengar. Wajahnya semakin pucat dibawah cahaya lampu jalanan.

"Aku tidak akan membiarkanmu pergi, Anna.." bisiknya.

Tak berselang lama, akhirnya mereka sampai dirumah sakit. Damian langsung keluar dari mobil dan menggendong Anna menuju UGD.

"Dokter!" teriaknya menggelegar di lorong rumah sakit membuat para perawat dan dokter yang berjaga langsung menghampirinya.

Seorang dokter pria yang sudah sedikit tua berlari dengan wajah serius.

"Letakkan dia di ranjang," katanya.

Damian dengan hati-hati meletakkan Anna di ranjang rumah sakit tetapi saat seorang perawat mencoba menariknya kebelakang, ia menepis tangan itu dengan kasar.

"Saya tetap di sini."

"Maaf pak, kami harus memeriksa pasien—"

"Saya. Tetap. Di sini." Nada suaranya dingin nyaris seperti ancaman. Dokter itu menatapnya sejenak lalu mengangguk.

"Baiklah, tapi jangan mengganggu pekerjaan kami."

Damian mundur selangkah tapi matanya tetap terpaku pada Anna.

Selama pemeriksaan berlangsung, Damian berdiri di sudut ruangan mengepalkan tangannya. Setiap kali dokter menyebutkan luka-luka yang ditemukan di tubuh Anna, kemarahannya semakin meledak didalam dadanya.

"Lebam pada wajah, bahu, pinggang, paha dan dada."

"Dehidrasi parah."

"Bibir sobek. Dan bekas ikatan dipergelangan tangan dan kaki."

Sial. Sial!

Damian menutup matanya erat mencoba menenangkan diri.

"Kami harus melakukan rontgen pada tubuhnya. Karena kami mencurigai adanya keretakan tulang." Ucap Dokter itu saat menghampiri Damian.

Damian mengacak-acak rambutnya kasar.

"Lakukan yang terbaik. Saya mohon."

Setelah hampir dua jam pemeriksaan, dokter akhirnya kembali menghampiri Damian.

"Dia akan baik-baik saja, hanya butuh banyak istirahat dan cairan. Kami juga menemukan keretakan ringan pada tulang rusuknya. Tapi tidak berbahaya, karena tulangnya akan memproses penyembuhan sendiri. Namun tetap akan kita pantau."

Damian menghela napas berat.rasnaya beban di dadanya sedikit berkurang.

"Baik. Terima kasih, Dok."

Setelah itu, Damian berjalan mendekati ranjang tempat Anna berbaring. Ia menyentuh tangan wanita itu yang masih terasa dingin.

"Aku disini, Anna.." bisiknya pelan.

Damian pun duduk di samping tempat tidur Anna menatap wajahnya yang masih terlelap. Lampu kamar yang redup hanya menyisakan cahaya lembut yang menerangi ruangan.

Anna masih terlihat begitu lemah. Wajahnya pucat dengan perban melilit beberapa bagian tubuhnya. Napasnya begitu tenang, tapi Damian tahu wanita itu pasti telah melalui neraka sebelum ia menemukannya.

...****************...

Pintu ruangan diketuk pelan sebelum terbuka. Jeff melangkah masuk membawa laporan yang sudah lama ditunggu Damian.

"Semuanya sudah ditangani, Pak." ucapnya pelan.

"Mereka telah ditahan. Polisi juga sedang menyelidiki lebih dalam kasus mereka. Tak ada celah bagi mereka untuk lolos."

Damian mengangguk tapi matanya tetap tertuju pada Anna.

"Saya juga telah meminta tim untuk meningkatkan keamanan agar kejadian seperti ini tidak terulang." lanjut Jeff.

"Bagus. Aku takkan membiarkan ada yang menyentuhnya lagi."

Jeff terdiam sejenak.

"Pak, anda terlihat sangat peduli padanya." Ucap Jeff dengan sedikit senyum di bibirnya.

Damian tidak menanggapi karena ia merasa bahwa Jeff tak perlu mendengar jawabannya.

.

.

Next👉🏻

1
insos
bagus ceritanya 🙏🙏
Alen's Vy: Terima kasih dukungannyaaa💕
total 1 replies
insos
ia lah di tampar mana ada orang senang di cium orang asing egee 🤦🏽‍♀️
insos
waowwww
Semangat
deg degan bacanya thor😭
Semangat
kok susu sih thorr,😭
QueenRaa🌺
Keren ceritanya kak✨️ Semangat up!!
Kalo berkenan boleh singgah ke "Pesan Masa Lalu" dan berikan ulasan di sana🤩
Alen's Vy: Terima Kasih.. ☺️otw singgah jugaa🤩
total 1 replies
Semangat
ini typo thorr
Alen's Vy: Iyaaa😭👍🏻
total 1 replies
Semangat
lanjut thorr
Semangat
Bagus banget, feel nya juga nyampe ke pembaca!
Alen's Vy: Makasih😍 Like dan komen ya, kritik saran juga boleh🫶🏻
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!