NovelToon NovelToon
Black World

Black World

Status: sedang berlangsung
Genre:Horror Thriller-Horror
Popularitas:329
Nilai: 5
Nama Author: GrayDarkness

Bacin Haris seseorang mencari ibunya yang hilang di dunia lain yang disebut sebagai Black World. Dunia itu penuh dengan kengerian entitas yang sangat jahat dan berbahaya. Disana Bacin mengetahui bahwa dia adalah seorang Disgrace, orang hina yang memiliki kekuatan keabadian. Bagaimana Perjalanan Bacin didunia mengerikan ini?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon GrayDarkness, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pokoknya Lari

Bertarung dengan jumlah kepala yang terlalu banyak, dan tidak bisa mati adalah mustahil. Bacin berlari secepat mungkin, menghindari bola api yang terus ditembakkan oleh kepala-kepala busuk yang mengejarnya. Namun, kabut hitam di sekelilingnya semakin tebal.

Langkahnya melambat.

Udara terasa berat, seolah-olah sesuatu sedang mengintainya dari balik kabut.

Tiba-tiba, sesuatu bergerak di dalam kegelapan.

Bacin mengerem langkahnya, matanya liar mencari sumber suara aneh yang kini menggema di sekitarnya.

"Klik... klik... klik..."

Suara langkah kaki—tapi aneh. Seperti sesuatu yang tidak memiliki bentuk yang benar.

Dari balik kabut, mereka muncul.

Makhluk-makhluk dengan tubuh yang terdistorsi. Ada yang memiliki lengan lebih panjang dari tubuhnya, ada yang berjalan terbalik dengan kepala terjungkal ke belakang, ada pula yang merangkak dengan tulang-tulang mencuat keluar dari kulitnya.

Mereka semua menghadap ke arah Bacin.

Sunyi.

Namun, dalam keheningan itu, suara klik-klik dari gigi yang saling bergesekan terdengar dari mereka.

Bacin menelan ludah.

"Sial… Aku malah masuk ke sarang iblis."

Salah satu dari mereka bergerak.

Dengan kecepatan yang tidak wajar, makhluk itu melesat ke arahnya dengan tangan terjulur!

Bacin membanting tubuh ke samping, menghindar dalam hitungan detik. Tangan panjang itu menghantam tanah, menciptakan retakan besar.

Namun, sebelum Bacin bisa kembali berdiri, dua makhluk lain sudah melompat ke arahnya!

Tidak ada pilihan.

Bacin mengangkat kapaknya—bertarung.

Bacin mengayunkan kapaknya dengan brutal.

Salah satu makhluk yang melompat ke arahnya terbelah menjadi dua, darah hitam menyembur ke udara, namun alih-alih jatuh dan mati, tubuh makhluk itu malah bergerak sendiri, dua bagian itu merangkak mendekat seolah ingin bersatu kembali.

“Sial, mereka nggak bisa mati dengan cara biasa!”

Makhluk lainnya menerjang dari belakang!

Bacin berjongkok, membiarkan cakar makhluk itu melayang di atas kepalanya, lalu mengayunkan kapaknya ke kaki makhluk itu.

Makhluk itu terpental dan jatuh menabrak batu, namun hanya butuh beberapa detik sebelum ia kembali bangkit, tulang-tulangnya berbunyi retak saat tubuhnya membentuk ulang dirinya sendiri.

Suasana semakin mencekam.

Dari balik kabut, makhluk-makhluk lain mulai muncul lebih banyak, gerakan mereka tersentak-sentak, seperti wayang yang dimainkan dengan benang yang tak terlihat.

Mereka mengelilingi Bacin.

Mata Bacin bergerak liar. Tidak ada celah untuk melarikan diri.

Salah satu makhluk yang paling besar mengangkat kedua tangannya, lalu menghantam tanah.

Gelombang kejut dari pukulannya membuat tanah di bawah Bacin retak dan terbelah!

Bacin terjungkal ke belakang, nyaris kehilangan kapaknya.

Makhluk-makhluk itu bergerak semakin dekat.

Bacin menggeram. "Kalau begini terus, aku bakal terkoyak hidup-hidup!"

Lalu, dari kejauhan, sesuatu bergerak di dalam kabut.

Bacin merasakan aura yang berbeda.

Dan tiba-tiba… dari dalam kegelapan, dua mata merah menyala menatap langsung ke arahnya.

Bacin berlari secepat yang dia bisa.

Napasnya memburu, keringat bercampur dengan darah yang menetes dari luka-luka kecil di tubuhnya. Makhluk-makhluk itu mengejarnya dengan kecepatan yang tidak masuk akal, langkah-langkah mereka menciptakan suara berderak seperti tulang yang patah dan diseret di atas batu.

“Sial! Aku nggak bisa membunuh mereka, mereka terus bangkit!”

Bacin melirik ke belakang—mereka semakin dekat!

Kepala-kepala busuk berapi itu melayang di udara, menembakkan bola-bola api ke arahnya.

Whoosh! Boom!

Ledakan api terjadi tepat di sampingnya, melemparkan tubuhnya ke udara. Bacin berputar sebelum mendarat dengan kasar.

“Ugh!!”

Dia bangkit lagi. Tidak ada waktu untuk berhenti!

Di kejauhan, samar-samar di balik kabut, hotel kesialan mulai terlihat.

Bangunan tua yang megah itu berdiri menjulang, cahaya remang-remang terpancar dari jendelanya, seolah menunggu kedatangannya.

Bacin menggertakkan giginya dan terus berlari.

Namun, makhluk-makhluk itu semakin dekat.

Tiba-tiba, salah satu dari mereka melompat!

Cakar tajamnya hampir mencabik leher Bacin

Bacin membanting tubuhnya ke samping, menghindari serangan itu dalam hitungan detik terakhir.

Tapi makhluk lainnya sudah di depannya!

“Sial!!”

Tanpa berpikir, Bacin mengayunkan kapaknya.

Makhluk itu terbelah, tapi seperti sebelumnya—dia mulai membentuk ulang dirinya!

Tidak ada waktu.

Bacin tahu dia tidak bisa melawan mereka semua.

Satu-satunya pilihan adalah melarikan diri ke dalam hotel!

Dengan sisa tenaga yang dia punya, Bacin berlari ke pintu masuk hotel kesialan.

Tangan-tangan busuk itu hampir menjangkaunya—

Dan…

Bacin melompat melewati pintu masuk hotel.

Begitu dia masuk…

Pintu hotel menutup sendiri dengan suara menggelegar.

Sunyi.

Tidak ada suara makhluk-makhluk itu.

Hanya suara napas Bacin yang tersengal.

Dia berbalik…

Dan melihat lobi hotel yang kosong dan gelap.

Namun dia tahu… tempat ini tidak lebih aman dari luar.

Bacin masih terengah-engah setelah melarikan diri dari makhluk-makhluk di luar. Namun, sebelum dia bisa benar-benar mengatur napas, sebuah suara lembut namun mengerikan bergema di dalam lobi hotel yang suram itu.

“Selamat datang kembali, Bacin.”

Jantungnya berdegup lebih cepat.

Di hadapannya, dari kegelapan, sosok wanita cantik dengan senyum mengerikan melangkah keluar.

Rain.

Mata merahnya berkilat liar, dan bibirnya yang pucat melengkung dalam senyum yang tak wajar.

Namun, bukan hanya itu yang membuat Bacin merinding.

Salah satu kuku di jari telunjuk tangan kanannya mulai memanjang, perlahan-lahan seperti pisau yang diasah.

Kilatan tajamnya seakan bisa membelah apa pun.

Bacin menelan ludah.

“Apa yang kau inginkan, Rain?” tanyanya dengan suara yang berusaha terdengar tenang, meski tubuhnya sudah bersiaga.

Rain terkikik pelan, napasnya mulai memburu, seolah kegembiraan menguasai tubuhnya. Pipinya merona merah, dan matanya berbinar penuh gairah yang mengerikan.

“Aku ingin mencabik-cabikmu, Bacin…”

Kata-kata itu membuat bulu kuduk Bacin berdiri.

Tanpa peringatan, Rain melesat!

Bacin segera mengayunkan kapaknya untuk menangkis serangan—

Dentang keras terdengar saat kapaknya berbenturan dengan kuku tajam Rain.

Percikan api kecil muncul dari benturan itu, menandakan betapa keras dan tajamnya kuku wanita itu.

Bacin mencoba mundur, tetapi Rain bergerak lebih cepat dari yang bisa diantisipasinya!

Dalam hitungan detik, kukunya menembus tubuh Bacin.

“Ughh!!”

Darah segar mengucur, membasahi kuku Rain yang masih tertanam di tubuhnya.

Napas Bacin memburu, rasa sakit menjalar dari luka itu. Namun, yang lebih mengerikan adalah ekspresi Rain.

Senyumnya semakin melebar.

Napasnya semakin berat, seolah-olah dia menikmati setiap detik ini.

Dengan perlahan, dia menarik kukunya dari tubuh Bacin, lalu menjilat darah yang menetes di ujungnya.

Matanya menatap Bacin dengan penuh kegilaan.

“Rasanya… manis sekali, Bacin…”

Bacin, yang masih menahan rasa sakit, tahu satu hal: dia harus segera keluar dari situasi ini… atau dia akan menjadi mainan Rain selamanya.

Bacin merasakan tubuhnya mulai melemah, darah mengalir dari lukanya, tetapi dia tetap berusaha berdiri tegak. Tatapan Rain masih penuh dengan kegilaan, seolah-olah dia adalah pemangsa yang baru saja menemukan mainannya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!