NovelToon NovelToon
Sepenggal Waktu Untuk Mencintaimu

Sepenggal Waktu Untuk Mencintaimu

Status: tamat
Genre:Tamat / Cinta Murni
Popularitas:235
Nilai: 5
Nama Author: Azra amalina

Ariana selalu percaya bahwa hidup adalah tentang menjalani hari sebaik mungkin. Namun, apa yang terjadi jika waktu yang dimiliki tak lagi panjang? Dia bukan takut mati—dia hanya takut dilupakan, takut meninggalkan dunia tanpa jejak yang berarti.



Dewa tidak pernah berpikir akan jatuh cinta di tempat seperti ini, rumah sakit. Baginya, cinta harusnya penuh petualangan dan kebebasan. Namun, Ariana mengubah segalanya. Dalam tatapan matanya, Dewa melihat dunia yang lebih indah, lebih tulus, meski dipenuhi keterbatasan.



Dan di sinilah kisah mereka dimulai.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Azra amalina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Makan Malam yang Tak Terduga

Sore itu, Ezra menelepon Dewa. "Bro, ayo makan di luar. Aku traktir."

Dewa yang baru saja menyelesaikan pekerjaannya menghela napas kecil. "Kau yakin ini bukan jebakan?" tanyanya setengah bercanda.

Ezra tertawa. "Tentu saja tidak. Aku hanya ingin kau bersosialisasi sedikit. Aku juga akan membawa kekasihku."

Dewa berpikir sejenak, lalu akhirnya mengiyakan. Mungkin, sedikit hiburan tak akan buruk.

---

Malamnya, Dewa tiba di restoran tempat mereka janjian. Ezra sudah duduk di salah satu meja, bersama seorang wanita cantik yang Dewa kenali sebagai kekasihnya.

Namun, yang mengejutkan Dewa bukanlah Ezra dan kekasihnya, melainkan wanita lain yang duduk di sebelah mereka.

Seorang wanita dari masa lalunya.

Nadine.

Wanita yang pernah mengisi hidupnya sebelum Ariana hadir.

Dewa membeku sejenak di depan meja. Ezra, yang menyadari keterkejutannya, hanya tersenyum penuh arti.

"Dewa, kau masih ingat Nadine, kan?" katanya dengan nada ringan.

Nadine menatap Dewa dengan sorot mata yang sulit diartikan. "Hai, Dewa. Sudah lama sekali, ya."

Dewa menelan ludah, lalu berusaha tersenyum tipis. "Ya… sudah lama."

Makan malam yang awalnya dikira santai, kini berubah menjadi pertemuan yang membawa banyak kenangan lama.

...****************...

Kenangan Lama yang Kembali

Dewa duduk dengan tenang di kursinya, mencoba bersikap wajar meskipun kehadiran Nadine membuat pikirannya sedikit terusik.

“Jadi, bagaimana kabarmu, Dewa?” tanya Nadine dengan senyum kecil, suaranya terdengar lembut tapi penuh makna.

Dewa mengangguk singkat. “Aku baik.”

Nadine tersenyum. “Senang mendengarnya. Aku sering mendengar kabar tentangmu dari Ezra.”

Dewa melirik sekilas ke arah Ezra, yang hanya tersenyum misterius sambil menyuapkan makanan ke mulutnya.

“Ya?” Dewa menanggapi datar. “Lalu, bagaimana denganmu? Apa kabar?”

“Aku juga baik,” jawab Nadine. “Setelah sekian lama, aku akhirnya kembali ke kota ini. Banyak yang berubah, ya?”

Dewa mengangguk lagi. “Ya, waktu terus berjalan.”

Nadine tertawa kecil, mencoba mencairkan suasana. “Kau masih seperti dulu, Dewa. Jawabanmu selalu singkat.”

Dewa tersenyum tipis. “Aku memang tidak pandai bicara panjang lebar.”

Ezra, yang sejak tadi hanya mengamati, akhirnya ikut bicara. “Dewa memang begitu, Nadine. Tapi jangan khawatir, dia masih orang yang sama.”

Nadine menatap Dewa dengan sorot mata yang sulit ditebak. “Mungkin. Tapi kurasa, ada sesuatu yang berbeda darimu sekarang.”

Dewa tidak langsung menanggapi. Ya, tentu saja ia berubah. Kehilangan seseorang yang sangat berarti dalam hidupnya telah mengubah banyak hal.

Namun, ia tidak ingin membahasnya sekarang.

“Mungkin memang begitu,” jawabnya singkat.

Obrolan itu berlanjut dengan basa-basi ringan. Nadine berbicara banyak, tentang kehidupannya setelah pergi, tentang perjalanannya, dan tentang rencananya di kota ini.

Tapi di dalam hati Dewa, ada sesuatu yang mengganjal.

Kenangan lama yang ia kira telah terkubur, kini perlahan muncul kembali.

...****************...

Kenangan, Beban, dan Pusing yang Tak Terelakkan

Dewa berusaha tetap fokus pada obrolan di meja makan, tapi kepalanya mulai terasa berat. Penglihatannya sedikit kabur, dan suara di sekelilingnya terasa semakin jauh.

Ezra, yang duduk di seberangnya, menyadari perubahan ekspresi Dewa. "Bro, kau baik-baik saja?" tanyanya dengan nada khawatir.

Dewa mengangkat tangan, mencoba menenangkan. "Aku... hanya sedikit pusing."

Namun, Nadine juga menangkap sesuatu yang aneh. "Dewa, wajahmu pucat," katanya sambil sedikit maju ke depan, menatapnya dengan cemas.

Dewa mengusap pelipisnya. Ya, dia sudah terlalu banyak memaksakan diri. Sejak kepergian Ariana, ia terus menyibukkan diri, berpikir bahwa dengan begitu, ia bisa lebih cepat melupakan rasa kehilangan itu.

Tapi ternyata tubuhnya tidak bisa dibohongi.

"Dewa?" suara Ezra semakin serius. "Kau butuh udara segar? Atau mau kupanggilkan dokter?"

Dewa menggeleng pelan. "Aku hanya butuh istirahat sebentar."

Namun, baru saja ia selesai bicara, pandangannya semakin kabur, dan kepalanya terasa semakin berat.

"Dewa!" suara Ezra dan Nadine menggema di telinganya sebelum semuanya perlahan memudar menjadi gelap.

...****************...

Nadine Membawa Dewa Pulang

Setelah melihat Dewa hampir tumbang, Nadine tanpa ragu menawarkan diri. "Biar aku saja yang mengantarnya pulang," katanya tegas.

Ezra ragu sejenak. "Apa kau yakin, Nadine?"

Nadine mengangguk. "Aku tahu di mana rumahnya. Lagipula, aku tak bisa membiarkannya dalam kondisi seperti ini."

Ezra menghela napas lalu menyerah. "Baiklah, aku akan menyusul nanti."

Tanpa membuang waktu, Nadine membantu Dewa berdiri dan membawanya ke mobilnya. Dewa masih setengah sadar, sesekali menggumam, "Aku bisa sendiri… aku baik-baik saja…"

"Diamlah, Dewa," potong Nadine. "Kau butuh istirahat."

Perjalanan menuju rumah Dewa berlangsung dalam keheningan. Nadine sesekali melirik ke arahnya, melihat wajah lelah yang dipaksakan untuk tetap kuat.

Setibanya di rumah, Nadine membantu Dewa masuk dan menuntunnya ke sofa. Dewa hanya bisa pasrah.

"Kau terlalu memaksakan diri, Dewa," gumam Nadine, suaranya lembut tapi penuh arti.

Dewa hanya menutup matanya, menarik napas panjang. Dia tahu, Nadine benar.

Dan untuk pertama kalinya dalam waktu yang lama, Dewa membiarkan seseorang menjaganya, meskipun hanya sebentar.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!