NovelToon NovelToon
Cinta Dan Balas Dendam

Cinta Dan Balas Dendam

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Romantis / Beda Usia / Cinta pada Pandangan Pertama / Mata-mata/Agen / Keluarga
Popularitas:1k
Nilai: 5
Nama Author: strbe cake

Fiona dan Fiora, saudari kembar putri presiden. mereka sudah saling menyayangi sejak mereka masih kecil, saling membantu jika salah satu mereka kesusahan. tetapi saat mereka memasuki usia remaja, Fiora yang merasakan pilih kasih di antara mereka berdua, Fiona yang mendapatkan kasih sayang yang tulus dari kedua orang tuanya, sementara dia tidak pernah merasakan itu, hari demi hari berlalu kebencian di hati Fiora semakin memuncak karena suatu peristiwa saat dia berkelahi dengan Fiona. Fiora lari meninggalkan istana dengan air mata di pipinya akibat makian ayahnya, sampai detik itu dia tidak pernah kembali ke rumah mereka lagi.
Fiona yang merasakan perasaan bersalah di hatinya memikirkan saudaranya pergi yang tidak pernah kembali lagi, kini mereka sudah dewasa. Fiona mengambil ahli mengurus semuanya bersama Aaron. setelah beberapa waktu banyak terjadi penghianatan di negara itu yg mengakibatkan banyak korban jiwa, siapa menyebabkan itu semua? apakah orang yang paling mereka tidak sangk

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon strbe cake, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Putra Kevin

“Aaron sudah berapa kali kukatakan untuk tidak membuat keributan di sini.” tegur Kevin saat berjalan menuju kekacauan yang sedang terjadi.

Aaron hanya terdiam memalingkan wajahnya yang marah dari Kevin.

melihat tuan mereka yang bejalan menuju kesini, para pelayan segera menyingkir dengan menundukkan wajah mereka untuk mempersilahkan Kevin.

“lihat aku saat aku bicara dengan mu.” ucap Kevin tepat saat ia berdiri di hadapan putranya itu.

mendengar perintah itu, Aaron pun mulai mengangkat wajahnya sedikit, menatap ayahnya

“tapi ayah, dia berani menumpahkan air hingga membahasi pakaian ku." balas Aaron, dia mendengus kesal melirik kearah anak itu dengan sinis sebelum memalingkan wajahnya lagi.

Kevin terdiam, ia hanya bisa menghela nafas saat mendengarkan penjelasan Putranya, ia pun berjalan mendekati pelayan dan anaknya yang kini berdiri di sudut ruangan, Kevin berlutut perlahan di hadapan gadis kecil yang masi menangis di samping ibunya.

dengan tangan kecilnya memegangi erat lengan ibunya.

Pelayan itu menelan ludah dengan gugup, dia merasa sangat canggung melihat majikannya berlutut di depan putrinya.

“ini salah ku tuan, aku membiarkan anakku berkeliaran disini, hingga menumpahkan air mengenai tuan muda.”

Kevin hanya diam terus menatap anak itu, dia pun mengulurkan tangannya mengambil lengan kecil yang berpegangan erat kepada ibunya, melihat kemerahan pada kulitnya yang seperti bekas pukulan, Kevin mengerutkan keningnya, melirik ke arah Aaron sekilas.

Aaron hanya terdiam melihat dengan acuh tak acuh mengangkat bahunya.

begitu Kevin kembali menatap gadis kecil itu dia tersenyum saat mengeluarkan sepotong coklat mahal yang sudah terbungkus rapi di saku celananya, mengulurkannya kepada anak itu.

“ini ambil, dan jangan menangis lagi mengerti.” gumam Kevin dengan lembut.

anak itu mengangkat wajahnya untuk menatap ibunya seolah meminta izin.

pelayan itu dengan cepat menganggukkan kepalanya kepada putrinya mengisyaratkan untuk segera mengambil coklat itu.

melihat persetujuan ibunya dia pun mengambil coklat dari tangan Kevin, mengusap air matanya perlahan dengan punggung tangannya seolah berhenti menangis.

Kevin terus tersenyum lalu berdiri perlahan kini dia menghadap ibu anak itu dengan tegas.

“dan aku tidak ingin ini terjadi lagi, ikuti peraturan yang ada dirumah ini, jika tidak suka tanggung sendiri akibatnya.” dengan nada peringatan menatap pelayan itu.

mendengar peringatan tuannya, pelayan itu segera gemetaran, dia hanya terdiam terus menundukkan kepalanya tidak berani menatap Kevin.

 “sekarang kembali bekerja." perintah Kevin kepada semua pelayan yang berdiri disana.

para pelayan segera bergegas pergi untuk melanjutkan pekerjaan masing-masing mereka.

“Aaron ikut aku.” tanpa melirik anaknya, Kevin berjalan terlebih dahulu mengisyaratkan Aaron untuk mengikutinya.

Aaron hanya bisa menurut mengikuti ayahnya, dia berjalan di belakang Kevin dengan beberapa jarak.

Setelah beberapa saat Kevin pun sampai di depan pintu kamarnya, dia melirik sekitarnya memastikan semuanya aman sebelum dia mulai memasukkan kata sandi untuk membuka pintu itu.

dengan bunyi klik, pintu perlahan terbuka dengan sendirinya, hawa dingin segera menyapu Kevin dan Aaron, Kevin memasukinya terlebih dahulu ikuti dengan Aaron juga, pintu pun tertutup dengan otomatis di belakang mereka.

“harus bagaimana lagi aku mengatakannya Aaron, kau tidak bisa begini selalu, itu bisa merusak citra mu," tegurnya berbalik menatap putranya

“tapi ayah dia yang melakukannya terlebih dahulu bukan aku.” balas Aaron dengan datar.

“aku tidak peduli siapa yang mulai terlebih dahulu atau apa, kau harus bisa mengontrol dirimu selalu.” ucap Kevin dengan tegas seolah tidak ingin ada pembantahan disana.

Aaron segera terdiam dia pun mulai menurut menganggukkan kepalanya

“maaf ayah.” gumamnya pelan menundukkan kepalanya

Mendengar permintaan maaf itu, Kevin hanya bisa menghela nafas mengusap rambutnya dengan pasrah

“baiklah, sekarang kau akan ikut denganku ada banyak hal yang akan dipelajari.”

“ya ayah.” balasnya.

Kevin pun berjalan menuju meja kerjanya yang tidak jauh dari sana karena berada di satu ruangan.

Sesampainya Kevin pun duduk di kursinya melihat tumpukan dokumen dihadapannya.

Aaron hanya terdiam berdiri di sampingnya.

“berapa umurmu sekarang Aaron, sialnya aku lupa, aku terlalu banyak pikiran dan pekerjaan.” tanyanya saat membuka dokumen-dokumen itu satu persatu memeriksanya dengan teliti.

“aku berusia tujuh tahun ayah.”

“ahh begitu ya.” Kevin tersenyum tipis memutar kursinya untuk mengacak-acak rambut Aaron.

"kau sudah tumbuh dengan cepat ternyata." Kevin menjauhkan tangannya kembali, berbalik memeriksa dokumen yang sebelumnya.

dengan perasaan penasaran Aaron pun mengambil amplop yang terletak di sudut meja, membaca nama pengirim itu.

"dari Robert dan Rosella."

mendengar itu Kevin tersenyum lebar mengulurkan tangannya mengambil amplop dari genggaman putranya.

Aaron hanya terdiam melepaskan amplop itu lalu menatap Ayahnya dengan binggung.

"apa yang mereka kirim untuk kita." Kevin merobek ujung kertas itu mulai mengeluarkan beberapa foto didalamnya.

"dia putri tuan Robert ayah?"

Kevin mengangguk sebagai jawaban atas pertanyaan itu, mengambil salah satu foto memandanginya dengan tersenyum.

"lihat dia sangat cantik bukan, namanya ada Fiona." bisiknya kepada Aaron memperlihatkan sambil memperlihatkan foto di tanganya.

Aaron segera terdiam saat melihat itu, entah kenapa tiba-tiba jantungnya berdetak dengan cepat, perasaan aneh segera memenuhi pikirannya hingga membuatnya kewalahan.

"mereka memiliki dua putri dan itu kembar." Kevin mulai meletakkan foto sebelumnya sebelum mengambil foto yang baru.

"lihat perbedaan mereka sedikit banyak terutama di Warna bola matanya." ucap Kevin kembali memperlihatkan foto keduanya kepada Aaron.

Aaron mengangguk melihat sekilas wajah Fiora, dia kembali memperhatikan wajah Fiona yang tersenyum riang disana.

"mereka sudah berusia dua tahun, dan sebentar lagi mereka akan datang kesini untuk pesta kita." Kevin menyusun foto-foto yang berantakan itu menjadi satu, menyimpannya di lacinya.

"begitu ayah, bisakah aku mengambil satu foto ku, hanya ingin melihatnya." tanya Aaron meminta persetujuan ayahnya.

mendengar permintaan Aaron yang tidak wajar, dia hanya bisa tersenyum membuka laci sedikit untuk Aaron.

"silahkan yang mana ingin kau ambil."

Aaron mulai memilah-milah foto itu, lalu mengambil satu segera memasukkannya ke sakunya.

"baiklah Aaron." Kevin hanya bisa tertawa kecil kembali menutup laci itu.

Tiba-tiba terdengar suara ledakan kuat yang membuat Kevin dan Aaron tersentak dari percakapan mereka, tanah dan dinding bergetar pelan akibat serangan itu.

Mata Kevin segera melebar dengan marah, dia bergegas meninggalkan ruangan berjalan tergesa-gesa menuju keributan itu.

"apa yang terjadi disini!" bentaknya kepada salah satu penjaga disana.

"tuan, mereka melakukannya lagi, seseorang mencoba masuk dengan membawa bom di tubuhnya, namun kami tidak membuka gerbang sehingga dia meledak disana." penjaga berkumpul di sana mengelilingi rumah besar Kevin bersiap untuk serangan lain jika terjadi.

Kevin terdiam dengan nafas terengah-engah karena marah, matanya menelusuri kejadian itu dengan teliti seolah mencari petunjuk.

"bagus tidak ada korban atau kerusakan disini, selalu awasi gerbang dengan benar aku akan mengatasi ini." perintahnya, dia pun pergi meninggalkan penjaga itu.

Sementara itu Aaron yang berdiri di balkon menyadarkan tubuhnya dengan santai di tembok, mulai menelusuri asap kabut itu dengan teliti, dia tersenyum tipis saat melihat sesosok bayangan yang menatapnya di balik pepohonan disana tidak jauh dari tempat kejadian itu.

1
Galih Kurniawan
masik penasaran. bainya kembar? dan siapa kevin itu
Nanaka: iya kembar, lanjut baca ya di eps lain☺️
total 1 replies
Kikiiiii
mana kakeknya? kerja kah
Kikiiiii
pasti anknya mau jadi ultraman
Kikiiiii
Cukup bagus
Kikiiiii
masi menunggu ultraman
Kikiiiii
tidaa ada ultraman?
Kikiiiii
Angjay ,keren juga
👑 STEPHAN HARUKA 👑
Mencengangkan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!