NovelToon NovelToon
Painter/Killer

Painter/Killer

Status: tamat
Genre:Tamat / Balas Dendam / Mengubah sejarah / Perperangan / Mata-mata/Agen / Keluarga / Persahabatan
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author: David Purnama

Kisah ini bercerita tentang seorang pemuda berbakat bernama Palette. Ia terlahir sebagai pelukis yang luar biasa. Kemampuan istimewanya menyeretnya masuk ke dalam masalah hidup yang jauh lebih pelik.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon David Purnama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Potrait Setelah Perang

Potrait telah runtuh,

              Rumah-rumah ambruk berkeping-keping.

              Saat perang benar-benar mendatangi kota ini, para tentara Potrait kewalahan menghadapi gempuran pasukan musuh.

              Tentara musuh yang datang dalam jumlah yang lebih banyak bersama tank dan artileri yang mematikan. Membuat pertahanan Potrait kocar-kacir.

              Ditambah lagi bom-bom yang dijatuhkan dari pesawat-pesawat tempur lawan. Potrait pun berhasil ditaklukan.

              Banyak prajurit dan warga sipil yang gugur dalam pertempuran Potrait. Termasuk Kolonel Ian Shot dan bala pasukannya.

              Kolonel Ian Shot akan dikenang sebagai salah satu pahlawan besar dalam sejarah perang. Jasa-jasa dan pengorbanannya tidak akan pernah terlupakan.

              Setelah perang resmi berakhir yang tersisa dari kota Potrait tinggallah puing-puing reruntuhan.

              Korban perang dan warga yang selamat dirawat dan diungsikan di rumah sakti yang berada di pusat kota.

              Rumah sakit itu menjadi satu-satunya bangunan yang masih bertahan. Meskipun kondisinya sudah tidak sepenuhnya utuh.

*

              Setelah berjalan memakan waktu hingga berhari-hari. Melewati malam dan siang yang silih berganti.

Mendaki gunung menyeberangi lembah. Melintasi negeri-negeri orang.

              Jack Palette sampai di tanah kelahiran.

              Dari arah timur, Jack muncul dari hutan yang berada di ujung kota Potrait.

              Biar sekuat apa pun mental Jack setelah melalui banyaknya cobaan selama perang dan pengasingan. Pulang ke Potrait Jack masih lah seorang anak kecil.

              Jack tidak bisa menahan cucuran air matanya ketika melihat kota kesayangannya telah hancur.

              Isak tangis Jack semakin parah ketika ia pulang ke rumahnya yang sudah menjadi debu. Rata dengan tanah.

              Dengan langkah yang semakin berat Jack berjalan ke pusat kota untuk menuju ke rumah sakit. Kata orang-orang semua warga Potrait yang masih hidup berada di sana.

              Sampai lah di rumah sakit Potrait,

              Di sana situasinya sungguh ramai. Banyak korban perang yang mengalami luka-luka parah sedang menjalani perawatan.

              Orang-orang Potrait yang selamat begitu memprihatinkan. Wajah-wajah mereka begitu sedih karena kehilangan.

              Tidak ada bedanya dengan Jack, ia datang ke rumah sakit dengan tubuh kurusnya dan penampilan yang tidak kalah menyedihkan.

              “Silahkan tuan”,

              “Apa yang kamu rasakan?”,

              “Apa yang bisa aku bantu?”,

              “Apakah kamu terluka?”,

              Seorang suster bertanya kepada Jack.

              Jack hanya diam, tiba-tiba mulutnya susah untuk di gerakan. Matanya terlebih dahulu tergenang air mata karena melihat apa yang sedang terjadi di hadapannya.

              Mereka adalah orang-orang Potrait yang Jack kenal dengan baik.

              Suster itu lalu membawa Jack ke tempat tidur. Menuntun Jack yang masih belum bisa berkata-kata.

Jack tengah terguncang.

        “Beristirahat lah tuan, kamu terlihat sangat kecapean”,

              Jack terbaring di atas tempat tidur bersama puluhan orang lainnya.

              “Apakah kamu berasal dari sini?”,

              “Siapa nama mu tuan?”, Suster itu ingin mendata pasien barunya.

              Namun Jack masih belum bicara.

              Dengan tampilannya yang sekarang ini tidak ada satu pun orang di Potrait yang akan mengenali Jack. Terlebih karena rambut panjang dan bulu lebat yang memenuhi muka Jack.

              “Bisakah kamu menuliskan nama mu?”, pinta suster itu.

              Suster itu dibuat bergidik ketika Jack memperlihatkan kedua tangannya yang sudah tidak lagi memiliki jemari dan telapak tangan. Jack menyembunyikannya di dalam kemeja lengan panjang.

              Suster itu merasa lega ketika Jack akhirnya mulai berbicara.

              “Bisakah kamu membantuku?”,

              “Tentu saja, apa yang bisa aku bantu tuan?”,

              “Aku ingin bertemu dengan Helen”,

              “Helen Bottomheart”, pinta Jack.

              “Jadi kamu teman nona Helen”,

              “Aku akan menyampaikannya”,

“Hari ini nona Helen masuk malam”,

              “Saat ini nona Helen pasti sedang tidur siang”,

              “Siapa namamu tuan?”,

              “Jack”,

              “Nama ku Jack”,

              “Jack Palette”,

              “Sebaiknya sekarang kamu juga tidur tuan Palette”,

              “Wajahmu sangat pucat”,

              “Ketika kamu bangun nanti nona Helen pasti akan datang untuk menemui tuan”,

1
🤯
😱
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!