Renatta Putri Setiawan, seorang gadis berusia 22 tahun. Hidup dalam kemewahan dan kemanjaan dari keluarganya. Apapun yang menjadi keinginannya, selalu ia di penuhi oleh orang tua dan saudaranya.
Namun, suatu hari gadis manja itu harus menuruti keinginan orang tuanya. Ia harus mau dijodohkan dengan seorang pria berusia 40 tahun, agar keluarga Setiawan tidak mengalami kebangkrutan.
Renatta yang membayangkan dirinya akan hidup susah jika keluarganya bangkrut, terpaksa menerima perjodohan itu. Asalkan ia tetap hidup mewah dan berkecukupan.
Gadis itu sudah membayangkan, pria 40 tahun itu pasti berperut buncit dan berkepala plontos. Namun, siapa sangka jika pria yang akan dijodohkan dengan dirinya ternyata adalah Johanes Richard Wijaya. Tetangga depan rumahnya, dosen di kampusnya, serta cinta pertama yang membuatnya patah hati.
Apa yang akan Renatta lakukan untuk membalas sakit hatinya pada pria yang pernah menolaknya itu?
****
Hai-hai teman Readers. Kembali lagi bersama Author Amatir disini.
Semoga cerita kali ini berkenan, ya.
Ingat, novel ini hanya fiksi belaka. Tidak ada ikmah yang dapat di ambil setelah membacanya.
Terima Gaji.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Five Vee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
04. Menolak Perjodohan.
Renatta tidak percaya melihat pria yang ada di balkon kamar mewah itu. Seketika gadis itu mundur, dengan kepala sedikit menggeleng.
“Om Rich?!” Gumamnya pelan.
“Sayang, ada apa?” Tanya mama Dona sembari mengusap lengan sang putri.
Renatta menatap penuh tanya kepada sang mama.
“Ma, katanya kita akan bertemu dengan orang yang akan membantu keuangan perusahaan.”
Mama Dona menganggukkan kepalanya.
“Lalu, kenapa ada om Rich disini, ma?” Tanya Renatta penasaran.
Mama Dona tak menjawab, wanita itu melihat ke arah tiga pria yang berada di balkon.
Ketiga pria itu pun menghampiri Renatta dan mama Dona. Gadis itu kembali mundur perlahan.
“Sayang.” Papa Roy memanggilnya.
“Pa, kenapa ada om Rich disini?” Sela Renatta dengan cepat.
Pikiran gadis itu mulai tidak karuan. Terlintas di benaknya jika Richard adalah pria yang akan di jodohkan dengan dirinya. Namun dengan cepat Renatta menepisnya. Mengingat bagaimana perlakuan pria itu selama ini kepadanya.
‘Tidak. Itu tidak mungkin. Bukan om Rich. Pasti orang lain.’
“Sayang—
“Sebaiknya kita duduk lebih dulu. Pembicaraan akan sangat serius.” Richard sang tamu kehormatan pun memberi saran, yang di anggukkan oleh anggota keluarga Setiawan, kecuali Renatta yang terpaku di tempatnya.
“Re. Ayo kita duduk.” Ajak Randy pada sang adik.
“Kamu ingin tahu yang sebenarnya ‘kan? Ayo kita duduk dulu.” Pria itu menuntun sang adik untuk duduk bersamanya.
Dengan tubuh kaku, Renatta mengikuti sang kakak.
“Silahkan, om Roy. Jelaskan pada Renatta. Dia pasti penasaran dengan keberadaan ku disini.” Richard membuka suara, setelah semua orang duduk pada tempatnya. Tatapan pria itu tertuju pada Renatta yang juga ikut menatapnya.
Papa Roy menganggukkan kepalanya.
“Re. Sebelumnya kamu sudah tahu ‘kan permasalahan yang menimpa perusahaan kita. Dan ada seorang kolega papa yang mau membantu kita, dengan syarat kamu dijodohkan dengannya.”
“Papa tidak perlu berbelit. Aku sudah mengerti hal itu. Sekarang, yang aku mau tahu, kenapa om Rich ada disini? Apa om Rich ada hubungannya dengan perjodohan ini? Itu saja. Papa tidak perlu mengulang cerita yang semua orang sudah mengetahuinya.” Renatta merasa tidak perlu lagi mendengarkan penjelasan sang papa mengenai masalah yang terjadi. Ia hanya ingin tahu maksud keberadaan Richard diantara mereka saat ini.
Papa Roy menatap ke arah Richard, dan pria berusia empat puluh tahun itu menganggukkan kepalanya.
“Richard berada disini, karena— pria dua orang anak itu menghela nafas pelan sebelum melanjutkan ucapannya.
“Karena dialah orang yang akan membantu perusahaan kita.”
Deg!!
Mata Renatta membulat sempurna mendengar ucapan sang papa. Ternyata yang terlintas di benaknya benar terjadi.
Richard yang akan membantu perusahaan mereka. Yang artinya, pria itu yang akan menikahinya.
“Tidak. Ini tidak mungkin. Ini sama sekali tidak lucu.” Kepala gadis itu menggeleng kencang.
“Kak, katakan jika apa yang papa ucapkan itu tidak benar.” Renatta mengguncang lengan sang kakak dengan keras.
“Tidak, Re. Papa tidak berbohong. Papa mengatakan yang sebenarnya. Kak Richard memang orang yang akan membantu perusahaan kita.” Jelas Randy kepada sang adik. Ia memang memanggil Richard dengan sebutan kakak, karena mereka hanya berbeda usia sepuluh tahun.
“Ini tidak lucu, kak.”
“Ini serius, Re. Lagipula, kamu pasti senang ‘kan karena pria empat puluh tahun itu ternyata adalah kak Rich.” Randy berucap sembari menggoda sang adik. Ia tahu jika Renatta menyukai Richard sejak dulu.
“Tidak sama sekali.” Jawab Renatta dengan tegas.
“Sayang. Kamu kenapa? Bukannya kamu sudah mengenal Richard sejak lama. Kita bahkan sudah seperti keluarga.” Mama Dona ikut bersuara.
“Kenapa kalian semua tidak menjelaskan sejak awal, jika orang yang mau membantu kita adalah om Richard? Kenapa kalian kerahasiakannya dariku?” Mata Renatta memanas. Ia merasa telah dibohongi oleh keluarganya sendiri.
“Aku yang meminta keluarga mu untuk merahasiakannya, Re.” Richard menjawab pertanyaan Renatta yang ditujukan pada keluarga gadis itu.
“Untuk apa? Apa maksud semua ini, om?” Gadis itu masih ingat, beberapa hari lalu mereka masih bersitegang saat di kampus.
“Karena aku tahu, kamu akan menolak saat itu jika tahu, akulah orang yang akan membantu perusahaan kalian.”
“Lalu apa bedanya dengan sekarang? Om juga tahu ‘kan, aku pasti akan menolak setelah tahu jika om lah orangnya.”
Richard menganggukkan kepalanya.
“Tetapi kamu tidak punya pilihan untuk menolakku, Re.” Ucap pria itu dengan tenang.
“Siapa bilang? Aku tetap akan menolaknya.”
Gadis itu kemudian bangkit dari duduknya.
“Papa, mama dan kakak. Maafkan aku. Aku tidak bisa membantu kalian.” Renatta sedikit membungkukkan badan tanda hormatnya.
Gadis itu kemudian berbalik untuk pergi.
“Re—
Randy ingin mencegah sang adik, namun Richard memberi tanda untuk diam.
“Itu artinya kamu sudah siap hidup susah.” Richard berbicara. Dan Renatta pun menghentikan langkahnya.
“Aku lebih baik hidup susah daripada harus hidup dengan om.” Jawanya dengan tegas.
Ia kembali melangkah.
“Kamu hanya memikirkan dirimu sendiri. Lalu bagaimana dengan keluargamu? Hanya aku yang bisa membantu keuangan perusahaan kalian. Dan kamu menolak bantuanku begitu saja.”
Renatta berbalik dan menatap Richard penuh amarah.
“Om bisa membantu mereka tanpa aku. Untuk apa melibatkan aku?”
Richard mencebikan bibirnya. “Sayang sekali. Bantuan itu hanya akan aku berikan saat kamu menyetujui syarat yang aku berikan. Jika kamu menolak perjodohan ini. Maka aku tidak akan pernah membantu perusahaan kalian. Terserah, kalian mau bangkrut, gulung tikar atau apapun. Itu bukan urusanku.”
Tangan Renatta terkepal di kedua sisi tubuhnya. Ia ingin sekali memukul Richard saat ini juga.
“Apa sebenarnya yang om mau?” Tanya gadis itu dengan suara bergetar.
Randy tak tahan melihat sang adik yang sedang menahan tangisnya. Pria itu pun bangkit kemudian merangkul bahu Renatta.
“Kamu tahu apa mauku, Re. Setujui perjodohan kita. Maka aku akan langsung membantu perusahaan kalian.”
“Aku tidak mau.” Gadis itu bersikeras.
“Terserah padamu. Yang hidup susah nantinya itu kalian. Bukan aku. Tidak masalah bagiku.”
“Re, kita duduk dulu.” Randy berusaha menenangkan sang adik.
“Aku mau pulang, kak.” Renatta memberontak.
“Tenang dulu.”
Randy menuntun sang adik kembali duduk bersamanya.
“Semuanya ada ditanganmu, Re. Aku tidak keberatan jika kamu menolak permintaan ku. Tapi saranku, sebaiknya kamu memikirkan juga keluargamu. Kamu mungkin bisa hidup susah, tapi bagaimana dengan keluargamu? Tidakkah kamu kasihan pada mereka?” Richard kembali berucap.
‘Kurang ajar. Dia memang pria manipulatif. Aku bersumpah akan membuat perhitungan dengannya.’
***
Bersambung.
dimana mana bikin gerah 😜🤪
aku baru nemu cerita ini setelah kesel nunggu cerita sisa mantan 😁