NovelToon NovelToon
Gadis Manja Yang Dibuang

Gadis Manja Yang Dibuang

Status: sedang berlangsung
Genre:Mengubah Takdir / Fantasi Wanita / Putri asli/palsu
Popularitas:11.8k
Nilai: 5
Nama Author: Reinon

Siapa sangka putri tertua perdana menteri yang sangat disayang dan dimanja oleh perdana menteri malah membuat aib bagi keluarga Bai.

Bai Yu Jie, gadis manja yang dibuang oleh ayah kandungnya sendiri atas perbuatan yang tidak dia lakukan. Dalam keadaan kritis, Yu Jie menyimpan dendam.

"Aku akan membalas semua perbuatan kalian. Sabarlah untuk menunggu pembalasanku, ibu dan adikku tersayang."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reinon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 28

Lin Lian melihat ibu dan anak itu yang terkejut melihat wajah putri tertuanya langsung berinisiatif untuk mengurai kecanggungan.

"Nyonya Bai, aku perkenalkan satu-persatu putriku," Lian membuka suara.

"Yang anda lihat adalah putri pertamaku, Lin Fang Li. Anda sudah bertemu dengan putri keduaku, Lin Fang Hua. Putri bungsuku yang berdiri di sebelah pelayan pribadi kami, Lin Fang Ling. Gadis yang bertopeng bernama Li Jing, dan tentunya tabib yang terkenal adalah putri ketiga ku, Lin Yu Jie."

Fang Yin langsung menatap Lin Lian. Dia tidak percaya dengan apa yang didengarnya. Yu Jie. Nama yang sudah lama tidak terdengar di kediaman Bai itu, hari ini malah melekat pada seorang gadis yang terkenal akan keahlian pengobatannya.

Lin Lian balas menatap Fang Yin. Kali ini dia akan memegang kendali untuk memainkan emosi mantan selir itu.

"Ada apa nyonya? Anda terlihat terkejut mendengar nama putri ketiga ku," ucap Fang Yin datar.

Wanita bermuka dua itu berusaha menenangkan diri. Padahal dia tuan rumahnya, kenapa malah dia sendiri yang mendapat kejutan tak terduga dari tamunya.

"Ah, tidak! Nama tabib Lin mirip dengan nama seorang anak kerabatku," dusta Fang Yin.

Lian tersenyum, "Bukankah hanya sebuah nama. Nama yang mirip atau sama bukan berarti orang yang sama. Contohnya nama ketiga putriku yang mirip dengan nyonya. Nama yang mirip tapi jelas orang yang berbeda."

Penjelasan Lian hampir membuat Fang Yin melakukan hal yang ceroboh. Sedikit saja kesalahan bisa menimbulkan kecurigaan bagi mereka.

"Nyonya Lin benar. Oh, ya! Dari tadi anda belum menyebutkan nama anda," Fang Yin mengalihkan pembicaraan.

"Namaku Lin Lian," jawab Lian datar.

"Lian," gumam Fang Yin.

Fang Yin seolah tidak asing dengan nama itu. Tak ingin memberi celah lagi pada tamunya, Fang Yin dengan cepat mengontrol diri.

"Aku nyonya Bai, Huang Fang Yin, dan ini putriku, Bai Mei Yin. Selamat datang di kediaman Bai. Aku harap tabib Lin beserta keluarga betah tinggal di sini," Fang Yin memperkenalkan dirinya lagi.

"Terima kasih. Maaf, aku ingin segera ke tempat tinggal ku. Perjalanan kami sangat panjang. Aku yakin ibu, adik-adikku, dan pelayan pribadiku kelelahan," ucap Yu Jie lugas.

"Silahkan," ucap Fang Yin.

"Cai Hong! Dai Lu! Antar tabib Lin dan keluarganya ke tempat tinggal bagian barat. Kalian berdua bertugas melayani tabib Lin beserta keluarganya selama tinggal di kediaman Bai!" perintah Fang Yin pada kedua pelayannya.

"Baik nyonya," jawab Cai Hong dan Dai Lu serempak.

"Tabib Lin, jika ada pelayanan kami yang kurang berkenan, jangan sungkan untuk mengutarakannya. Aku tidak segan menghukum pelayan yang tidak becus melayani anda sekeluarga. Tentunya aku akan mengganti dengan pelayan yang lebih baik lagi," ucap Fang Yin.

Yu Jie tersenyum, "Tentu saja nyonya Bai."

Yu Jie berkata sambil berjalan melewati Fang Yin. Lagi-lagi Fang Yin dibuat terkejut oleh tabib terkenal itu. Dari nada bicaranya Fang Yin dapat menangkap kesan tidak suka saat dia menyebut 'nyonya Bai'.

Setelah kepergian Yu Jie sekeluarga menuju kediaman Bai bagian barat, Fang Yin meminta Mei Yin untuk mengikutinya kembali ke kamarnya.

"Ji Heng, suruh mereka keluar dan tutup pintunya! Setelah itu kau masuk kembali!" tegas Fang Yin.

Wanita itu menjatuhkan dirinya di tempat duduk. Sebelah tangannya di atas meja, dan sebelah lagi memijat kepalanya yang tiba-tiba pusing.

"Ibu, apa racunnya bereaksi lagi?" tanya Mei Yin khawatir.

Fang Yin menggeleng. Bukan racun yang membuatnya tidak nyaman, tapi pertemuan dengan tabib Lin sekeluarga yang membuat suasana hatinya tidak enak.

"Kau sendiri melihat gadis itu bukan?" tanya Fang Yin.

Mei Yin mengangguk.

"Tapi ibu, aku tidak yakin itu gadis yang ibu bunuh dua tahun lalu. Lagipula dia putri pertama nyonya Lin. Mungkin saja kebetulan dia memiliki bekas luka di wajah. Seperti yang tadi nyonya Lin katakan, nama boleh mirip atau sama, tapi orangnya berbeda," Mei Yin berusaha menenangkan ibunya.

"Semuanya serba kebetulan. Nama tabib Lin yang sama dengan gadis buangan itu, nama ketiga saudari tabib Lin yang namanya mirip denganku. Sekarang malah bertambah luka di wajah gadis itu," keluh Fang Yin sambil memijat kepalanya lebih kuat.

Ji Heng langsung mengambil alih memijat kepala nyonya besarnya.

"Mei Yin, kau masih muda. Belum mengerti bagaimana liciknya kehidupan. Ibu sempat memperhatikan keempat putri nyonya Lin. Meski bersaudara, wajah mereka tidak mirip satu sama lain," jelas Fang Yin.

"Aish, ibu! Belum setengah hari kedatangan tabib Lin, aku sudah mendengar beberapa kali kata mirip hingga membuatku mual," keluh Mei Yin.

"Nona, maksud nyonya tidak begitu," ucap Ji Heng sambil memijat kepala Fang Yin.

"Semuanya terlalu kebetulan. Nyonya bertindak demikian karena dua tahun lalu gadis buangan itu pergi dengan membawa empat pelayan. Tabib Lin hanya memiliki seorang ibu dan tiga saudari. Bukankah sangat kebetulan," jelas Ji Heng.

"Ji Heng, kau tahu sendiri kalau mereka semua sudah tewas terjun bebas ke jurang," kesal Mei Yin.

"Mereka memang sudah dinyatakan tewas, tapi tubuh mereka tidak pernah diangkat dari jurang," Ji Heng mulai bersikeras.

"Baiklah, anggap ibu dan Ji Heng meragukan kematian mereka. Apa mereka mampu bertahan di hutan? Sepengetahuanku tidak ada yang berani memasuki hutan itu kecuali orang yang ahli bela diri," jelas Mei Yin.

Suasana menjadi hening. Fang Yin membiarkan putri tercintanya itu berpendapat. Mungkin dia membutuhkan pendapat lain. Ji Heng juga memiliki diam.

"Ibu, tabib Lin Yu Jie berbeda dengan gadis buangan itu. Apa ibu lupa, gadis buangan itu memiliki tubuh yang lebih berisi, kulitnya juga kusam, tingkahnya sangat ceroboh, jauh dari kesan anggun. Sedangkan tabib Lin, meski memiliki luka yang mengering di wajahnya, tapi aku bisa melihat bahwa dia sangat pandai merawat diri, kulitnya putih dan halus," timpal Mei Yin berusaha melindungi tabib Lin.

"Tapi nona, bagaimana dengan gadis yang memiliki bekas luka di wajahnya?" tanya Ji Heng penasaran.

"Kalau itu, aku merasa ragu. Pertama, aku tidak ingat wajah anak haram tabib Lim saat ibu membawanya ke ruang bawah tanah. Aku juga tidak ingat di mana letak luka robek di wajahnya. Apa ibu mengingatnya?" tanya Mei Yin.

Fang Yin menggeleng tak berdaya. Putri luar nikah tabib Lim itu tidak begitu penting baginya. Malam itu dia tidak memperhatikan wajah gadis itu dengan seksama. Dia juga lupa di wajah bagian mana dia menorehkan luka.

"Begini saja, aku akan mencoba berhubungan baik dengan adik bungsu tabib Lin. Biasanya anak atau adik bungsu itu sangat mudah dibujuk. Aku lihat, Lin Fang Ling sangat mudah di dekati. Aku akan mencari tahu tentang keluarganya," jelas Mei Yin.

"Baiklah, untuk saat ini lakukan seperti caramu," ucap Fang Yin.

Mei Yin tersenyum mendapat persetujuan dari sang ibu. Dia bergegas undur diri kembali ke kamarnya.

Sepeninggal Mei Yin, Fang Yin meminta Ji Heng untuk mengunci pintu kamarnya.

"Mei Yin melupakan satu hal. Apa mungkin bisa dikatakan kebetulan jika tabib Lin memilih tinggal di kediaman bagian barat?"

"Nyonya benar. Semuanya sangat kebetulan," jawab Ji Heng.

"Ji Heng, kirim beberapa orang untuk mengawasi kediaman bagian barat!"

"Baik nyonya," jawab Ji Heng.

"Aku ingin setiap hari mereka memberi laporan padaku. Hal sekecil apapun jangan sampai terlewat."

"Baik nyonya. Hamba akan memilih pengawal terbaik," ucap Ji Heng.

"Ingat! Jangan sampai Mei Yin mengetahui hal ini! Dia sangat menginginkan tabib Lin untuk dijadikan tabib pribadinya. Putriku, aku yang sangat mengenalnya. Dia akan melakukan apapun demi mendapatkan keinginannya," tegas Fang Yin.

"Hamba mengerti, nyonya."

1
Sribundanya Gifran
lanjut
Fatimah Bajari
keren cerita nya
Fatimah Bajari
dasar selir serakah
Aini
Luar biasa
Sribundanya Gifran
lanjut
月亮星星 ( yueliang xingxing )🌟🌙
kyk nya Li Jing anak nya tabib yang d bunuh waktu itu deh
Sribundanya Gifran
haduh pingsan tah itu,knp
lanjut up lagi thor
Sribundanya Gifran
lanjut💪💪💪💪
Sribundanya Gifran
lanjut
Reinon
terima kasih kak Lala kusumah dan kak sribundanya Gifran...🥰🥰🥰
Lala Kusumah
tambah seruuuu nih, semangat sehat ya 💪💪😍
Sribundanya Gifran
lanjut up lagi thor
Lala Kusumah
lanjuuuuuuuuut
Sribundanya Gifran
lanjut
Sribundanya Gifran
lanjut💪💪💪💪
Sribundanya Gifran
lanjut
Sribundanya Gifran
yu jie selain medis juga pelajarilah beladiri tak mungkin terus mengandlkan li mei untuk perlindungan diri.....
lanjut up lagi thor
Chen Nadari
semangat upnya Thor
Chen Nadari
semangat upnya Thor /Rose//Rose//Rose//Rose//Rose/
Chen Nadari
semangat upny Thor /Rose//Rose//Rose//Rose//Rose/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!