Morgan & Emily,
Perjanjian bisnis orang tua Morgan, memmbuat Morgan & Emily harus menikah.
"Walaupun pernikahan kita atas dasar org lain, tapi aku tidak ingin ada org lain dalam rumah tangga ini ketika nanti kita sah menjadi pasangan suami istri". ucap Emily
Menjadi seorang Wanita karir sekaligus seorang istri, Emily selalu berusaha membuat suaminya bahagia dan menjaga rumah tangganya ditengah-tengah kesibukannya mengejar target menjadi kepala rumah sakit dan menyelesaikan proyek pembangunan rumah sakit miliknya sendiri.
"Aku hanya ingin kau fokus dengan Rumah tanggal & kandunganmu Emily, aku tidak meminta kau berhenti bekerja setidaknya kurangi beban pekerjaanmu". ucap Morgan frustasi sambil mengacak-ngacak wajahnya dengan telapak tangannya
Disaat Hubungan dengan Suaminya mulai terbangun sebuah peristiwa mengubah segalanya & membuat Emily keluar dari rumah dan meninggalkan segalanya dalam keadaan mengandung
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon GRACIA SYLIA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TIDAK BISA MEMILIH
Drama per-cutian sudah berakhir. Seminggu Emily di rumah saja cukup membuat dia bahagia dengan perannya menjadi seorang istri seorang pengusaha muda sukses. Selama Bi hana pulang kampung, keduanya kompak andil mengurusi rumah, pertama kalinya Morgan ikut menemani Emily Belanja bulanan.
Sebelum-sebelumnya ia di temani Bi Hana, terkadang juga hanya sendiri.
*3 bulan kemudia*n...
"Mil...kamu yakin gpp? Istrahat aja ya, pucat banget." ucap patner kerja Dokter Emily.
Saat ini mereka sedang berjalan menuju ruangan, setelah selesai menangani 2 pasien operasi.
"kamu balik aja, aku telpon Morgan ya buat jemput". Lanjut Hans.
"Aku gpp kok Hans, cuma kecapean aja. Gausah kabarin Morgan ya, dia baru banget terbang tadi pagi dinas luar." ucap Emily kali ini suaranya mulai terdengar lirih
"Tolong siapin aku aj....." Belum selesai Emily bicara ia sudah jatuh pingsan dilorong rumah sakit.
Beruntungnya Hans masih bisa menangkapnya sehingga tidak langsung jatuh ke lantai.
Dengan paniknya tanpa berpikir lama, Hans langsung saja menggendong Emily menuju ruangan untuk mendapatkan penanganan.
45 menit Emily terbaring, belum juga sadarkan diri. Hans yang masih setia dengan perasaan khawatirnya selalu standbye di sisi ranjang Emily.
Emily sudah mendapatkan penanganan oleh Dokter Bunga. Setelah Hans membawa Emily ke ruangan dengan segera ia memencet tombol yang tidak jauh dari ranjang.
"Dia kelelahan, kabari aku kembali kalau dia sudah siuman." ucap Dokter Bungan
Emily siuman setelah 1 jam lebih terbaring tidak sadarkan diri, "auu sakit banget." lirih Emily mencoba bangun dan duduk namun kepalanya terasa berat.
"Jangan banyak gerak dulu." cegah Hans mencoba membaringkan kembali tubuh Emily yang belum sempat duduk.
"Makasih ya Hans, maaf banget ngerepotin." ucap Emily.
Hans hanya mengangguk lalu tersenyum."Kalo kamu butuh sesuatu, bilang ya. Aku keluar sebentar buat manggil Dokter Bunga." ucap Hans.
Emily hanya mengangguk, 10 menit kemudian
Dokter Bungan masuk kembali ke dalam ruangan.
Setelah melakukan pengecekan, Dokter bunga menyarankan Emily untuk melakukan pemeriksaan lanjutan termasuk uji lab darah & Usg.
Emily mehanan lengan Dokter bunga, "Bisa lain waktu saja ga? Aku hanya perlu istrahat saja sebentar." ucap Emily lembut
"Tapi mil!" Sanggah Dokter Bunga.
"Kali ini aja Nge." sapaan akrab bunga
Bunga mengangguk, kemudian meninggalkan ruangan Emily.
Saat ini Emily memilih tertidur, setidaknya sampai infusnya habis. Selanjutnya ia akan kembali ke rumah untuk mengambil beberapa pakaiannya untuk berpergian ke luar kota.
Sebelumnya Emily tlah berjanji pada Briana, akan datang pada pesta ulang tahunnya.
Bandung.....
"Maaf ya putri cantik, onty emiyi sedikit telat." ucap Emily setibanya di salah satu gedung di kota bandung.
Emil mengangguk penuh senyum. "Kok onty hanya sendili, uncle Molgan kemana?" Tanya Briana
"Uncle Morgan lagi ada urusan sayang, jadi ga bisa kesini. Tapi jangan sedih! Ucap Emily sambil mengusap rambut Briana.
"uncle Morgan udah nitip hadiah untuk Briana. Coba lihat!!" lanjutnya.
Tidak terasa acara sudah selesai dan tamu undangan sudah pulang, tersisa yang punya hajatan, Emily dan Keyla.
Tanpa berlama-lama Emily izin pamit untuk kembali ke hotek tempat mereka, saat ini Briana tengah digendong Alex karena telah tertidur.
Emily dan Keyla pun keluar dari gedung menuju parkiran untuk segera ke hotel pasalnya besok pagi-pagi mereka sudah harus kembali ke jakarta.
"Bu, Boleh mampir bentar ya di depan SMA 5 Bandung." ucap Keyla sedikit sungkan
"Boleh, mau ngapain emang?" tanya Emily
"Gausah manggil ibu, manggil Mba / ga kak aja! Ketuan banget aku. Lagian kita lagi ga dalam urusan kerja" ucap Emily pada sekretaris sekaligus asprinya.
Keyla Mengangguk. "ini Bu, aku mau beli oleh-oleh bentar. Sekalian jajan batagor disana enak banget, aku udah pernah nyobain waktu itu." ucap Keyla antusias
"oke, aku jadi penasaran. batagornya pesan 3 ya! Satunya buat Pak hendra (supir rumah sakit)." ucap Emily.
"Gausah bu pake ini aja!" tolak keyla saat Emily menyodorkan 5 lembar uang merah.
"Ambil atau..yaudah kita ga jadi singgah" ancam Emily dengan suara yang lembut.
Keyla pun deng sungkan menerima uang itu, ia mengatakan bahwa uang itu sangat banyak. 500 ribu cukup jadi modal jualan Batagor, bukan Emily namanya jika ia tak royal. Ia memberikan pada keyla selain untuk membeli batagor ia bisa gunakan untuk membeli oleh-oleh.
Tidak lupa ia juga memberi 500 ribu pada pak Hendra kali saja ia juga ingin membelikan oleh-oleh pada keluarganya, dan ia juga menitipkan satu juta rupiah untuk membelikan oleh-oleh rekan kerjanya dirumah sakit sisanya ia akan bawa pulang di Mansion.
Disisi lain....masih dihari & jam yang sama
Kota berlyn begitu terik, seorang laki-laki sedang mendorong kursi roda miliki seorang anak perempuan. Ke duanya adalah Morgan & Sherlyn, entah yang ke berapa kalinya Morgan berbohong pada istrinya.
Ia mengatakan bahwa sedang melakukan perjalanan bisnis namun nyatanya dengan sadar & tanpa paksaan ia mengunjungi mantan kekasih & anaknya.
Hal ini sudah lebih dari 3 bulan ia lakukan dibelakang Emily, termasuk pada saat acara pernikahan David. Morgan beberapa kali menemui Agatha.
Mobil yang ia gunakan mengantar dan menjemput istrinya ada mobil milik mantan kekasihnya.
kini Morgan mereka sedang terjebak. ia tidak bisa memilih antara Agatha atau Emily & ia tidak akan pernah meninggalkan salah satunya.
Meskipun ia belum tau siapa istri dari mantan kekasihnya, ia tau dan sadar betul apa yang terjadi selama 3 bulan ini bersama Morgan.
Ia diambang kebingungan, ia masih menginginkan Morgan, disisi lain ia tidak ingin merusak rumah tangga perempuan lain ditambah lagi ia memiliki seorang anak perempuan.
"Kita balik ke rumah sakit ya." ucap Morgan yang kini sedang berlutut didepan kursi roda Sherly.
Kurang lebih 30 menit mereka bersantai disebuah taman rumah sakit, akhirnya mereka kembali.
ceklek...
Morgan membuka pintu ruangan vvip milik sherly, terlihat Agatha sedang menikmati tidur siangnya disebelah ranjang milik Sherlyn.
Tidak ingin membuatnya terbangun dengab suara-suara yang akan timbul karena pergerakan dengan hati-hati ia mendorong kursi roda dan menggendong Sherly ke atas ranjang.
.
.
.
Segini dulu lah yaaa, Tesy Ombakkkk