Fanya dipertemukan oleh dua laki-laki yang lebih muda darinya,benar-benar membuat hidupnya begitu berliku.Perjalanan asmara yang rumit tak lepas dari ketiganya.Bagaimana kisah selanjutnya?
Meski Lo mutusin buat pisah,satu hal yang harus Lo tau,gue kan tetap nunggu Lo.Sama seperti dulu,gue gak akan dengan mudah melepas Lo gitu aja,Fanya.Sekalipun nanti Lo bersama orang lain,gue akan pastiin pada akhirnya Lo akan tetap kembali bersama gue.Ingat ini Fanya,takdir Lo cuma buat gue,bukan untuk orang lain - Baskara
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jaena19, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
tiga puluh tiga
Al|
Fanya,gue depan apartemen lo.
Eh? Fanya terkejut sendiri mendapatkan pesan dari Al.Untuk apa laki-laki itu datang ke apartemennya? Biasanya jika ada sesuatu dia akan memberitahunya terlebih dahulu.
Anda|
Kok tiba-tiba ke sini?
Al|
Gue mau curhat.
Ada masalah apa, ya? Tak seperti biasanya Al mau berbagi curhatan hatinya seperti ini.Ia ingin menolak,tapi rasanya tidak enak apalagi sepertinya laki-laki itu membutuhkan pendengar.Cukup lama berpikir akhirnya ia memutuskan untuk menghampiri Al.
"Maaf,nunggu lama,"ujar Fanya setelah membukakan pintu untuk Al.
"Gak apa-apa,"ujar Al sambil tersenyum.
"Oh iya,ko Lo bisa tau lantai apartemen gue?"
"Dari Sagita,"Fanya mengangguk,ia lalu mempersilahkan laki-laki itu untuk masuk ke dalam.
"Mau minum apa?" tanya Fanya setelah Al duduk di ruang TV.
"Emmh,apa aja deh."
""Yaudah, sebentar ya," Fanya berjalan dengan langkah ringan menuju dapur untuk membuatkan Al minuman jus.
"Makasih, maaf ngerepotin," ucap Al dengan nada bersalah, menerima segelas jus segar yang disuguhkan Fanya.
"Sama-sama, gak usah sungkan!" Fanya memberikan senyuman hangat pada Al, berusaha memberikan dukungan emosional bagi temannya yang tengah diterpa masalah.
Suasana tiba-tiba terasa hening, dan tidak nyaman. Keduanya lalu terdiam, terjebak dalam keragu-raguan. Fanya, bingung hendak menggulirkan obrolan apa lagi, merasa keberadaannya seolah tidak lebih dari bayangan. Sedangkan Al, tampak terpuruk dan bingung, harus memulai ceritanya dari mana?
"Jadi ada masalah apa?" Akhirnya Fanya membuka suara,ia tidak suka berlama-lama dalam keheningan seperti tadi.
"Begini,gue mau dijodohin Fanya," ujar Al dengan wajah sendu.
Fanya terlihat terkejut."Dijodohin? Kok bisa? Emang jaman sekarang masih ada ya jodoh-jodohan gitu?"
Terlihat Al menghela napasnya."Sebenarnya gue gak masalah kalau di jodohkan,apalagi perempuan yang dijodohin sama gue itu perempuan yang memang gue sukai.Tapi.."
"Tapi apa?"
"Tapi dia udah punya pacar,Nya"
Fanya menatap Al,ternyata di jaman sekarang masih ada ya kisah cinta seperti ini.
"Terus Lo maunya gimana?" tanya Fanya.
"Gue mau aja si jodohin,tapi rasanya gue gak tega kalau harus merusak hubungan perempuan itu,apalagi hubungan dia dan pacarnya baik-baik aja. Gue ngerasa bersalah banget kalau sampai merusak hubungan mereka, walaupun di sisi lain gue senang karena bisa mendapatkan dia.Gue bingung,Nya.Kalau gue nolak perjodohan ini,gue ngerasa bersalah sama orang tua gue.Gue anak tunggal dan harapan satu-satunya mereka adalah liat gue nikah sama orang pilihan mereka."
Fanya menggaruk kepalanya yang tak gatal,ia sendiri bingung harus memberi saran seperti apa, masalahnya ini masalah yang cukup pelik.Jika ia berada di posisi Al pun,ia akan sama bingungnya dengan laki-laki itu.Ditambah lagi,ia tidak pernah mengalami hal semacam itu.
"Aduh,maaf gue juga gak punya saran apa-apa Al."
Al tersenyum ke arah Fanya."Gak apa-apa,gue cuma mau berbagi aja, setidaknya setelah cerita sedikit beban gue terasa terangkat."
Ia terdiam cukup lama, memikirkan saran apa yang harus ia berikan pada Al.Ia tidak mungkin hanya mendengarkan saja,ia juga kasihan melihat wajah bingung laki-laki itu.
"Lo suka sama perempuan itu?" tanya Fanya.
Al mengangguk dengan mantap."Ya gue suka."
"Emmh,begini aja.Coba bicara sama orang tua Lo untuk kasih Lo waktu buat deketin perempuan itu.Maksud gue kan kalau tiba-tiba dijodohin gini baik Lo maupun dia sama-sama gak siap.Setidaknya dengan ngasih waktu,Lo bisa coba buat perempuan itu nyaman dan akhirnya jatuh cinta sama Lo.Masalah pacar si perempuan,menurut gue gak masalah si Lo rebut perempuan itu selagi hubungan mereka belum ke jenjang pernikahan."
Al menatap Fanya dengan wajah putus asa."Tapi mereka saling mencintai, Nya.Bagaimana mungkin gue tega hancurin hubungan mereka."
Benar juga,jika Fanya berada di posisi perempuan itu juga tak akan terima jika tiba-tiba di jodohkan,padahal dia sudah memiliki kekasih yang sangat mencintai dia.Untung saja orang tuanya tidak pernah menjodohkannya dengan siapapun.Orang tuanya memberi dia kebebasan untuk mencari pasangan,ya selagi pasangan yang ia pilih baik pasti mereka akan setuju.
"Gak ada salahnya kan coba untuk lebih dekat sama si perempuan,hati manusia gak ada yang tau.Bisa aja jika dia sudah terbiasa sama Lo,hatinya akan luluh.Tapi setelah waktu yang di tentukan tapi dia masih tetap sama, tak ada pilihan lain selain menyerah."
Al terdiam,ia menimang saran dari Fanya.Penjelasan gadis itu membuat dia sedikit mendapatkan pencerahan.
"Oke,gue akan coba saran dari Lo,"ujar Al sambil tersenyum.
Fanya balas tersenyum,kemudian mereka membicarakan hal lain sambil bernostalgia.
__
"Lo serius minta barista buat kasih es sedikit ke minuman gue?" tanya Raisa seraya memperhatikan minumannya.
Baskara sendiri beranjak untuk mengambil minumannya dan teman-temannya yang lain.Lalu setelah itu ia kembali duduk di hadapan Raisa.
"Gak sadar itu hidung Lo meler begitu,"ujar Baskara.
Raisa terlihat menghela napas,tapi tetap menerima minuman dari Baskara dan meminumnya.
"Emangnya kita mau nonton apa si?" tanya Raisa pada Baskara dan ketiga temannya yang lain.
"Horor,"jawab Baskara sekenanya.
"Ih,Lo pesan itu.Kenapa gak nanya dulu si! Gue kan gak suka film horor,"rengek Raisa.
"Ya terus Lo maunya nonton apa?" tanya Teo.
"Tau nih! Lo maunya nonton film romantis ngeliat cewek sama cowok pacaran,sedangkan diantara kita gada yang pacaran,"ujar Baskara.
"Bener tuh,yang ada friend zone,"ujar Doni melirik ke arah Raisa dan Baskara.
Baskara menoleh ke arah Dani."Siapa yang friend zone?"
"Lo lah,siapa lagi,"ujar Doni.
Baskara langsung menyentil kening temannya itu."Pala lu friend zone."
Raisa hanya tersenyum melihat kelakuan teman-temannya.
"Yuk ah, studionya udah di buka,"Teo beranjak begitupun dengan Baskara dan lainnya.
___
Fanya menatap jam dinding yang menunjukkan pukul tujuh malam.Ia sudah mengirimkan pesan pada Baskara apakah laki-laki itu menginap di apartemennya lagi atau tidak.Tapi sampai sekarang tidak ada balasan apapun dari laki-laki itu.Ia tidak mau menelepon Baskara,takut laki-laki itu sedang ada kepentingan.Fanya beralih menatap makan malam yang sudah ia buat tadi.
Fanya melihat ponselnya kembali,bukan untuk mengirim pesan lagi.Melainkan membuka salah satu media sosialnya.Mata Fanya langsung tertuju pada salah satu story Raisa dan entah mengapa ia merasa tidak enak padahal ia belum membuka sama sekali isi story itu.
Fanya menyentuh sejenak foto profil Raisa karena ia penasaran dengan story Raisa.Hati Fanya terasa sakit dari melihat Raisa membagikan foto Baskara yang duduk di hadapan gadis itu. Ada satu story lagi yang belum dilihatnya belum dilihat tetapi ia takut jika hatinya terasa semakin sakit. Karena penasaran, Iya pun melihat story Raisa yang kedua dan benar saja, rasa sakit hatinya langsung bertambah saat melihat Raisa baru foto bersama Baskara di dalam studio bioskop.
Fanya langsung menutup aplikasi tersebut dan ia letakkan ponselnya. Kedua tangannya bergerak ke bagian sudut mata untuk menghapus ataupun menjaga air matanya. Iya menatap makan malam yang sedang ia buat, sepertinya Baskara tidak akan menginap dan tidak akan makan malam bersamanya setelah mengetahui laki-laki itu sedang bersama Raisa.
Fanya belum makan malam ia sebenarnya sudah lapar tapi rasa laparnya hilang seketika. Biar bagaimanapun,ia harus tetap makan dan dia pun mengambil sedikit nasi dan lauk yang ia buat,lalu ia memasukan nasi dan lauk itu kedalam mulutnya dengan tidak bersemangat.
Baskara melihat beberapa pesan yang dikirimkan Fanya untuknya,ia panik karena ia tidak mengecek ponselnya ketika sedang bersama teman-temannya.
Baskara segera menuju ke parkiran,padahal tadi teman-temannya mengajaknya untuk makan terlebih dahulu.Tapi ia menolak karena ia teringat pada Fanya.Ia melajukan mobilnya dengan kecepatan yang cukup tinggi menuju apartemen Fanya.Kenapa ia harus lupa untuk memberitahu Fanya jika hari ini ia bersama teman-temannya.
Setelah sampai di apartemen, Baskara segera memasukkan password ke pintu apartemen Fanya.Ia sudah sering menginap di sana,jadi ia di berikan akses oleh Fanya untuk masuk ke dalam apartemen gadis itu.
Ketika di dalam suasana begitu sepi,ia melirik jam di tangannya.Sudah pukul sepuluh malam pasti gadis itu sudah tertidur.Baskara berinsiatif untuk membuka kamar Fanya,tapi ternyata dikunci.Tumben,padahal biasanya gadis itu tidak pernah mengunci kamarnya.Ia jadi resah sendiri, akhirnya ia memilih untuk duduk di sofa sembari menunggu gadis itu keluar dengan sendirinya.