NovelToon NovelToon
PEWARIS

PEWARIS

Status: sedang berlangsung
Genre:Crazy Rich/Konglomerat / Cinta Paksa
Popularitas:968
Nilai: 5
Nama Author: Just story

Menceritakan tentang dimana nilai dan martabat wanita tak jauh lebih berharga dari segenggam uang, dimana seorang gadis lugu yang baru berusia 17 tahun menikahi pria kaya berusia 28 tahun. Jika kau berfikir ini tentang cinta maka lebih baik buang fikiran itu jauh - jauh karena ini kisah yang mengambil banyak sisi realita dalam kehidupan perempuan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Just story, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 24

Hujan deras mengguyur seisi kota malam itu. Jarum jam tepat menunjuk angka dua belas, menandai awal dari hari yang baru. Suara rintik hujan yang membentur jendela menciptakan irama monoton, menyatu dengan keheningan mencekam di dalam kamar.

Mingyu melangkah keluar dari kamar mandi, uap hangat masih samar-samar mengepul di belakangnya. Piyama sutra berwarna gelap membalut tubuhnya, mengikuti setiap lekuk tanpa cela. Ia berjalan pelan, nyaris tanpa suara, menuju ranjang besar di tengah ruangan.

Di sudut ranjang, Yeon Ji membeku. Bahunya gemetar, jari-jarinya erat mencengkeram ujung selimut seolah kain tipis itu mampu melindunginya dari apa yang akan terjadi. Matanya tak pernah lepas dari sosok pria yang kini menduduki sisi ranjang, seakan Mingyu adalah bahaya yang bisa meledak kapan saja.

Namun, Mingyu hanya melirik sekilas ke arahnya—tatapan dingin tanpa emosi, sebelum membiarkan tubuhnya jatuh ke atas kasur dengan gerakan malas. Dia berkata

Mingyu : tidurlah aku sedang tidak tertarik melakukan apa pun pada mu

Yeon Ji tidak mampu lagi menahan gejolak ketakutan yang melumpuhkan tubuhnya. Air mata yang sejak tadi ia tahan akhirnya jatuh, membasahi pipinya yang pucat. Isakan pelan terdengar, menggema di ruangan yang sunyi.

Mingyu membuka matanya perlahan. Tatapannya kosong saat memandangi Yeon Ji yang terisak di sudut ranjang.

Mingyu : kenapa malah menangis ? Apa aku sedang menyiksa mu ?

Yeon Ji mencoba menggerakkan kakinya, namun tubuhnya terasa seakan terbelenggu oleh ketakutan yang mencekik. Perban di kaki nya terasa perih setiap kali ia bergerak, dan beberapa memar-memar di tubuhnya masih meninggalkan nyeri yang menyiksa.

Mingyu memiringkan tubuhnya di tempat tidur, matanya menatap dingin ke arah gadis itu. Sorot matanya tajam, namun di balik ketidakpeduliannya, ada kilatan emosi yang sulit ditebak.

Mingyu : apa kau masih sanggup berjalan ?

Yeon Ji menahan napas. Bibirnya bergetar, tetapi tak ada suara yang keluar. Rasa takut yang mencengkeram dirinya membuat tubuhnya membeku. Ia bahkan tidak berani mengangkat kepala untuk menatap Mingyu.

Mingyu : Aku tidak akan bisa tidur jika terus mendengar rengekan mu itu, diam lah

Mingyu menarik selimutnya dengan gerakan santai, lalu memejamkan mata seolah keberadaan Yeon Ji sama sekali tidak berarti baginya. Seakan tak pernah terjadi apa pun di antara mereka.

Namun, di sisi lain ranjang, Yeon Ji masih terjebak dalam ketakutan yang mencengkeram. Ia menatap punggung Mingyu yang diam tak bergerak, mencoba memastikan bahwa pria itu benar-benar telah tertidur.

Saat keheningan semakin menguasai ruangan, Yeon Ji mengumpulkan keberanian yang tersisa. Perlahan ia  menggeser tubuhnya ke tepi ranjang. Dengan tangan yang gemetar, ia berusaha bangkit, meski kaki yang masih terbalut perban terasa begitu berat dan nyeri.

Saat telapak kakinya menyentuh lantai dingin, rasa sakit yang tajam menjalar ke seluruh tubuhnya. Yeon Ji meringis, tapi ia tidak berani mengeluarkan suara. Ia menggigit bibirnya menahan teriakan yang tertahan di tenggorokan.

Yeon ji : " Ya tuhan ini sakit sekali "

Napasnya tersengal saat keringat dingin mulai mengalir dari dahi hingga lehernya.

Yeon Ji melirik ke arah cermin di depan tempat tidur, memastikan bahwa Mingyu masih terlelap. Pria itu tidak bergerak sedikit pun. Napasnya yang teratur menunjukkan bahwa ia benar-benar tenggelam dalam tidurnya.

Yeon ji : " Ayo yeon ji, kau pasti bisa hanya beberapa langkah untuk ke sofa itu "

Dengan susah payah, Yeon Ji menyeret kakinya yang lemah. Setiap langkah terasa seperti jarum yang menusuk dagingnya, tapi ia terus memaksa dirinya maju. Tangannya meraba-raba udara, mencari pegangan di sepanjang jalan menuju sofa.

Ketika akhirnya ia mencapai tujuan, tubuhnya nyaris ambruk di atas sofa. Napasnya terengah-engah, kakinya berdenyut hebat, dan dadanya terasa sesak. Dengan perlahan, ia menaikkan kedua kakinya, memeluk lututnya erat-erat seolah pelukan itu bisa meredakan semua rasa sakit yang membelenggunya.

Di luar, suara hujan yang deras seakan mengisi keheningan yang menyesakkan. Yeon Ji memejamkan mata, membiarkan pikirannya melayang pada kenangan masa lalu.

Yeon ji kecil : ayah kenapa ya tuhan tidak pernah mendengar kan doa ku ?

Kim woon : memang nya ada apa sayang ?

Yeon ji kecil : Aku selalu berdoa pada tuhan agar ayah tidak pulang dengan luka !!!

Yeon ji kecil : tapi lihat !! Sampai sekarang ayah terus saja pulang dengan luka-luka ini !!!

Kim woon mendekat dan manatap dalam mata putri nya

Kim woon : maafkan ayah ya sayang

Yeon ji kecil : Untuk apa ayah minta maaf pada ku ? Kan tuhan yang tidak mengabulkan doa ku

Kim woon : Ayah minta maaf, karena mungkin salah satu alasan doa mu tidak dikabulkan itu karena apa yang ayah minta pada tuhan

Yeon ji : Memang nya ayah minta apa pada tuhan ?

Kim woon : Ayah meminta agar tuhan mengizinkan untuk memindahkan semua jenis luka yang kelak akan yeon ji rasakan pada ayah

Yeon ji : Tapi kenapa begitu ayah ? Aku tidak ingin ayah merasakan sakit

Kim woon : Ayah mu tidak akan pernah merasa sakit sayang, selama bisa melihat kau bahagia dan tumbuh dengan baik

Kim woon : ayah mu mungkin tidak kaya atau berkuasa nak, tapi ayah sanggup menanggung apapun itu jika kau alasannya putri ku

Kim woon : Karena itu jangan pernah berkecil hati, seburuk apa pun keadaan yang kita alami. Ingatlah selalu bahwa ayah mu akan selalu jadi yang pertama yang menyayangi mu dan akan selalu disini untuk menjaga mu

Yeon ji : Ayah, apakah kau baik-baik saja disana ?

Yeon ji : Karena putri mu tidak baik-baik saja disini, dia begitu begitu asing dengan tempat baru nya... Dia juga begitu ketakutan ayah, hingga rasanya sulit sekali untuk bernafas di sini

Yeon ji : ayah bisakah kau datang kesini dan memeluk ku ? Aku sangat ingin beristirahat dan tidur dalam pelukkan mu, Karena hanya di pelukan mu aku bisa merasakan kenyamanan tanpa rasa takut ayah

Yeon ji : Disini aku tidak tahu pada siapa aku bisa ku percayakan isi hati ku, namun aku juga tidak ingin membebani mu dengan luka ini... kau sudah menanggung begitu banyak untuk ku, tapi ayah sungguh tak ada tempat yang lebih baik untuk ku pulang selain diri mu

Yeon ji : Ayah, andai saja waktu bisa diputar aku akan jauh lebih bahagia menjadi putri kecil mu yang selalu menunggu kedatangan mu di jendela nya dari pada hidup di luar seperti ini

Air mata kembali mengalir, tapi Yeon Ji tidak mencoba menghapusnya. Ia membiarkan tangisnya menjadi pelipur di malam yang panjang.

Yeon ji : ku mohon tuhan, tolong bawa ayah ku kembali....

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!