NovelToon NovelToon
Takdir Di Balik Dosa

Takdir Di Balik Dosa

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / One Night Stand / Hamil di luar nikah / Anak Yatim Piatu / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:26.7k
Nilai: 5
Nama Author: Nana 17 Oktober

Ziel, seorang CEO muda yang tegas dan dingin, memutuskan pertunangannya setelah menemukan bukti perselingkuhan Nika. Namun, Nika menolak menerima kenyataan dan dengan cara licik, ia menjerat Ziel dalam perangkapnya. Ziel berhasil melarikan diri, tetapi dalam perjalanan, efek obat yang diberikan Nika mulai bekerja, membuatnya kehilangan fokus dan menabrak pohon.

Di tengah malam yang kelam, Mandara, seorang gadis sederhana, menemukan Ziel dalam kondisi setengah sadar. Namun, momen yang seharusnya menjadi pertolongan berubah menjadi tragedi yang mengubah hidup Dara selamanya. Beberapa bulan kemudian, mereka bertemu kembali di kota, tetapi Ziel tidak mengenalinya.

Terikat oleh rahasia masa lalu, Dara yang kini mengandung anak Ziel terjebak dalam dilema. Haruskah ia menuntut tanggung jawab, atau tetap menyembunyikan kebenaran dari pria yang tak lagi mengingatnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nana 17 Oktober, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

1. Malam yang Mengubah Segalanya

Ziel duduk di sofa kamar hotelnya, wajahnya dingin saat menatap Nika yang berdiri di depannya dengan wajah penuh air mata. Ponselnya masih terbuka, memperlihatkan bukti perselingkuhan yang tak terbantahkan.

"Aku tidak ingin mendengar alasan apa pun lagi, Nika," suara Ziel rendah dan tajam. "Pertunangan kita selesai."

"Tidak! Kau tidak bisa melakukan ini padaku!" Nika berlutut di depannya, mencengkeram lengan Ziel. "Aku mencintaimu! Aku hanya khilaf... Ziel, aku mohon!"

Ziel melepaskan genggamannya dengan kasar, berdiri, dan meraih jaketnya. Tatapannya dingin saat menatap Nika yang masih terisak di sofa.

"Aku sudah memesan penerbangan untuk besok pagi. Jangan mencariku lagi," katanya tegas sebelum melangkah pergi.

Namun, sebelum Ziel sempat mencapai pintu, Nika bergegas berdiri, menahan lengannya.

"Ziel, tolong… hanya satu malam saja. Biarkan aku menghabiskan waktu bersamamu. Aku janji tidak akan memohon lagi setelah ini," suara Nika bergetar, matanya memohon.

Ziel menghela napas panjang, kelelahan menghadapi drama yang menurutnya sudah berakhir. la menepis tangan Nika dengan kasar.

"Aku tak sudi lagi menghabiskan waktu dengan wanita yang telah mengkhianatiku."

"Ziel!" Suara Nika bergetar, putus asa. Ketika ia menyadari tak ada cara lain untuk menahan Ziel, ia nekat mengayunkan tangannya, memukul tengkuk Ziel sekuat tenaga.

Ziel, yang sudah setengah keluar dari kamar dengan pintu sedikit terbuka, terhuyung. Kepalanya mendadak terasa berat, pikirannya berkabut. la mencoba tetap berdiri, tetapi tubuhnya semakin kehilangan keseimbangan.

Dalam kesadarannya yang mulai memudar, ia samar-samar melihat Nika bergegas mendekat, menangkap tubuhnya yang hampir tumbang.

"Istirahatlah, Ziel," bisik Nika lembut, tangannya mengusap pipi Ziel dengan sentuhan yang dingin.

Kegelapan pun menyelimuti Ziel.

Saat itu, Nika menyeret Ziel ke ranjang dan menyelipkan sesuatu ke mulutnya.

"Aku pastikan kau tak akan bisa memutuskan pertunangan ini, Ziel," gumamnya, sudut bibirnya terangkat penuh keyakinan. la lalu mengambil kamera dan mulai mengarahkannya ke ranjang.

Beberapa menit berlalu.

Ziel mulai sadar. Kelopak matanya terasa berat, kepalanya nyeri.

la mengerjapkan mata, mencoba memahami di mana ia berada. Saat kesadarannya perlahan pulih, ia mendengar suara pintu kamar mandi terbuka.

Nika keluar dengan wajah penuh harapan.

"Malam ini kita akan mengukir kenangan paling indah, Sayang," katanya lembut. "Kita akan segera menikah."

Ziel menatapnya dengan jijik. "Apa yang kau lakukan padaku?"

"Aku hanya... ingin kita tetap bersama," ucap Nika, tetapi kali ini nada suaranya dipenuhi keyakinan.

Ziel menyibak selimut yang menutupi tubuhnya, beranjak dari tempat tidur, dan meraih kunci mobilnya di atas meja.

"Kau gila," gumamnya, matanya penuh kebencian.

Saat ia melangkah keluar, Nika buru-buru mengejarnya.

"Ziel, jangan pergi!"

Tanpa banyak kata, Ziel berbalik dan dengan satu gerakan cepat, ia menghantam tengkuk Nika.

Nika terhuyung sejenak sebelum akhirnya pingsan.

Ziel menarik napas panjang, lalu mengangkat tubuh Nika dan meletakkannya di sofa. la tak ingin lagi lengah atau terjebak dalam permainan wanita itu.

Tanpa membuang waktu, ia mengambil jaketnya dan melangkah cepat menuju lift.

la harus segera keluar dari sini.

Ziel merasakan tubuhnya masih sedikit lemas, tapi adrenalin membantunya untuk terus maju. Begitu mencapai lobby, ia langsung menuju parkiran dan masuk ke dalam mobilnya.

Di jalanan yang lengang, Ziel memejamkan matanya sejenak, berusaha mengusir pusing yang semakin menjadi. Matanya mulai berkunang-kunang, suhu tubuhnya naik, dan jantungnya berdetak lebih cepat.

"Sial..." desisnya sambil menggenggam setir erat.

Tiba-tiba, pandangannya kabur. Semua terasa berputar. Tangan dan kakinya melemah. Ia tak bisa mengontrol mobilnya dengan baik—

BRAKK!

Bunyi benturan keras mengguncang tubuh Ziel. Mobilnya menghantam pohon di tepi jalan dengan keras. Udara di dalam terasa pengap, darah mengalir dari pelipisnya, dan kepalanya mulai terasa berat.

Sementara itu, Mandara, gadis cantik yang baru saja membeli kuota internet menghentikan motornya secara refleks. Matanya membulat melihat mobil mewah yang ringsek di bagian depan.

"Waduh! Mobil semahal itu kok ending-nya nabrak pohon? Kasian banget pohonnya..."

la mematikan mesin motor dan berjalan mendekat dengan ragu.

"Duh, ini aku harus nolong, 'kan? Tapi gimana kalau yang di dalam ternyata psikopat? Atau zombie? Atau... orangnya udah pindah alam?" Mandara menggeleng cepat. "Eh, jangan sotoy, Dara! Kalau ada korban beneran gimana?"

la mengetuk kaca mobil pelan, lalu sedikit lebih keras. "Pak, Bu, ada orangnya nggak? Baik-baik aja, 'kan?"

Tidak ada jawaban.

Mandara mulai panik. "Aduh, gimana, nih? Mau ninggalin buat cari bantuan, takut keburu meninggoi. Mau buka pintu... kalau orangnya wajahnya rusak penuh darah karena kecelakaan... Gimana? Kan, serem!Bisa nggak enak makan nggak nyenyak tidur. Tapi kalau nyawanya keburu pindah alam karena terlambat aku tolong, gimana kalau ntar malah gentayangan nyariin aku? Duh, delima. Eh, dilema!"

Setelah mengumpulkan keberanian, ia menarik napas panjang. "Ya udah lah, pasrah. Kalo abis ini nggak enak makan tak nyenyak tidur kebayang yang horor-horor, anggep aja uji nyali."

Dengan hati-hati, Mandara membuka pintu mobil. Begitu celah terbuka, bau besi bercampur darah langsung menyeruak.

Ziel mengerang pelan, menoleh padanya. Dalam temaram cahaya lampu jalan yang masuk melalui jendela, Dara bisa melihat samar-samar wajah Ziel yang basah oleh keringat dan darah, napasnya terdengar berat. Jantung Dara mencelos saat tatapan mereka bertemu sejenak, meski detail wajah Ziel tetap sulit ia lihat dengan jelas.

"Pak! Jangan pindah alam dulu, ya! Saya baru beli kuota, masa harus kepake buat nelpon ambulans?"

Namun, tiba-tiba, Ziel menariknya ke dalam mobil.

"Eh, Pak—"

Mandara tersentak, tubuhnya terhimpit di jok. Ziel mencengkeramnya, napasnya berat dan memburu. Mandara meronta, tapi kekuatan Ziel lebih besar.

"Tolong... lepaskan," suaranya bergetar.

Ziel tak mendengar. Efek obat yang diberikan Nika membuatnya kehilangan kendali atas dirinya sendiri. Pandangannya kabur, tapi keinginannya membakar. Ia hanya tahu satu hal: ia membutuhkan sesuatu untuk meredakan gejolak dalam tubuhnya.

Ziel membungkam mulut Mandara dengan ciuman, napasnya memburu, suhu tubuhnya semakin panas dan hasratnya kian bergejolak, mengungkung Mandara dengan tubuh tegapnya.

Mandara berusaha melawan, tapi sia-sia. Ia merasakan pakaiannya terkoyak, air mata panas mengalir di pipinya. Ia ingin berteriak, tapi suara itu tersangkut di tenggorokannya.

Mandara mencengkram punggung Ziel saat hal paling berharga dalam hidupnya dikoyak Ziel. Air matanya terus mengalir dalam erangan kesakitan, ketakutan dan keputus asaan dalam gerakan kasar Ziel yang terpengaruh obat.

Hingga semuanya berakhir.

Mandara terbaring diam, tubuhnya gemetar. Ziel sudah tak sadar, napasnya berat di sampingnya.

Di tengah kesunyian, suara dering ponsel bergema di dalam mobil. Mandara tak bergerak, hingga akhirnya ia mengangkatnya dengan tangan gemetar.

"Halo...?"

"Kak! Cepat pulang! Ayah jatuh... banyak darah... Kak, tolong cepat pulang!

Ponsel di tangan jatuh di pangkuannya. Pandangannya kosong.

Tubuhnya masih terasa nyeri, pikirannya kacau. Tapi satu hal yang pasti, dalam satu malam, dunianya berubah selamanya. Suara tangisan adiknya tadi masih terngiang di telinganya.

Jantungnya berdegup kencang. Tubuhnya masih gemetar, tapi ia harus pulang. Ayahnya dalam bahaya.

Dengan tangan yang masih bergetar, Mandara merapikan pakaiannya sebisanya. Ia menggigit bibirnya, menahan isak yang hampir pecah. Dalam gelap, matanya melirik sosok Ziel yang terbaring tak sadar di jok, sekelebat perasaan takut dan jijik menghantamnya. Tapi ini bukan waktunya untuk berpikir tentang itu.

Ia membuka pintu mobil dengan tergesa-gesa, tubuhnya gemetar tak terkendali. Luka batin yang baru saja ia alami terasa menusuk, tapi suara di telepon terus terngiang di telinganya. "Ayah jatuh... banyak darah... Kak, tolong cepat pulang!"

Langkahnya gontai saat ia berlari menuju motornya, lututnya nyaris goyah. Tangannya bergetar hebat saat mencoba menyalakan mesin. Jari-jarinya terasa kaku, seperti tak sanggup digerakkan. Napasnya tersengal, dadanya terasa sesak.

Ia menunduk sejenak, memaksa diri menarik napas panjang untuk menenangkan gejolak di dadanya. Mata berkaca-kaca, ia menggigit bibir, mencoba fokus. Setelah beberapa kali percobaan, mesinnya akhirnya menyala. Dengan tangan yang masih gemetar, ia mengarahkan motornya ke jalan, pikiran terpusat pada satu hal: menyelamatkan ayahnya.

Dengan mata berkaca-kaca dan dada yang terasa sesak, ia memacu motornya pulang.

Sepanjang perjalanan, udara malam menusuk kulitnya, membawa serta bau aspal dan debu. Tapi yang ia rasakan hanyalah perasaan kosong yang perlahan-lahan menggerogoti dirinya.

Apa yang baru saja terjadi?

Pikirannya berkecamuk, tapi ia menepisnya. Ada hal yang lebih penting sekarang.

Setibanya di rumah, ia melihat adiknya berdiri di depan pintu, menangis histeris.

"Kak! Ayah—"

...🌸❤️🌸...

.

To be continued

1
Syavira Vira
lanjut
Dwi Winarni Wina
pak boss dara itu lagi bingung gmn klo ketahuan hamidun pasti akan dipecat gmn mau kasih makan adiknya dan calon debay tidak bekerja nanti...

Semangat2 dara jgn punya pikiran mau menggugurkan kandunganmu itu
bayi itu tidak berdosa....

Seandainya suatu terbongkar dara hamidun sebaiknya jujur aja sm pak boss korban memperkosaan dara....

kasian jg jd dara hamil tidak tahu siapa pelakunya dan mau minta tanggungjawan sm siapa jg....

blm nanti omongan tmn2 Kantornya pd juling pasti dara hamil diluar nikah...

lanjut thor.....
Dwi Winarni Wina
Minta tanggungjawab sm pak bos aja itu yg sangat dingin dan datar itu....
Sabar dara anak itu titipan jaga dan rawat dia dan sayangi hrs menerima dgn ikhlas....

Pak bos seandainya tahu daralah perempuan yg dinodainya so pasti akan bertanggungjawab menikahinya...

Debay pgn dekat2 sm papanya dan papanya mengalami sindrom coudave....
phity
dara lgi bingung ziel...
Dwi Winarni Wina
Dara tidak fokus kerja ketakutan dirinya hamidun...
Dara testpack dulu membuktikan lg hamil gak....
Sabar ya dara hasil garis dua hrs terima dgn ikhlas dan pasti dara bingung mau minta tanggungjawab sm siapa pria yg menghamilinya wajahnya samar2 dan tidak jelas....
Heri Wibowo
beban Mandara ya gara-gara kamu Ziel.
Mrs.Riozelino Fernandez
noh orang nya serumah sama kamu Dara...tinggal jalan berapa langkah sampe deh...
Septya Tya
bingung jg ya jd dara mau curhat sama siapa mau cerita ke pak bos malah nnti di kira wanita gk bener apa lg di status data diri blm menikah tp kok hamil apa lg sblm tinggl bersama udh hamil,,, gmna gk frustasi lm2 si dara tp hny 1 yg bs nolong dara bukti anting yg ada di pak bos.
Anitha Ramto
Dara cerita yang sebenarnya sama Ziel...berani ga?kali Zie kasih solusi untuk nikahin kamu wkwkwkwkwk🤣
Mrs.Riozelino Fernandez
kk Othor Nana,cover nya ganti ya??
sama dengan cover novel sebelah??
sama2 update juga,kirain novelnya error gak tau nya liat judul beda...
maaf ya kk Thor🙏🏻
Mrs.Riozelino Fernandez: iya kk sama persis,
ikatan diatas kertas,karya kk othor Fajar Riyanti...kk Nana bisa cek...
🌠Naπa Kiarra🍁: Eh, sama kayak cover novel sebelah? Aku gtw, Kak.
Soalnya i yang ganti NT. Coba aku tanya dulu deh besok sama adminnya.
Btw kalau boleh tahu, novel yang judulnya apa yang sama covernya kayak ini, Kak? Bia aku nanti bilang sama adminnua.
total 2 replies
Hanima
👍👍
Sugiharti Rusli
lebih baik kamu coba cek sekarang kehamilan kamu sudah berapa Minggu ke dokter Dara,,,
abimasta
dara jujur aja sama ziel.siapa tau ziel.jadi ingat kejadian malam itu
Sri Hendrayani
jujur aja dara
Sry C'cipit Tea
dag... Dig..dug.... gmn ya selanjutnya.... smoga ziel peka n sadar...
Wiwi
makasih kak bs baca lg karya kakak yg sangat bagus ini ... trus berkarya yah Kak... sukses dan sehat....
🌠Naπa Kiarra🍁: Terima kasih KK 🤗🤗🙏🙏🙏🙏🙏
total 1 replies
Syavira Vira
💪💪👍🏻👍🙏
Hanima
lanjut Kak
Sri Hendrayani
kok jdi lucu dara ini
phity
aduuuu...kasian dara kan klo bgini thor,...fan pasti ini bakal berpengruh pd hari nya gk konsen gk semangat dan gk ceria, dmna mo cari laki2 yg sdh menanam benih itu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!