📢ATTENTION!! Disini banyak adegan relate kehidupan anak jaman now. All about free (kelanjutan malah baper)👄
Hot Summer Boyz yang diperankan oleh anggota group THE BOYZ : Hyunjae, Juyeon, Younghoon, Sangyeon, Sunwoo, Eric, Juhaknyeon, Jacob, Kevin, Changmin (Q), Chanhee (New) tentang sebelas cowok tampan yang sedang berlibur ke sebuah pulau tropis dan bertemu dengan gadis bernama Nikita serta dua sahabatnya, Echa dan Yesha.
Kehadiran para gadis ini yang nantinya bakal memicu cinta segitiga, momen manis, dan dinamika yang tak terduga.
⚠️Ini pengalaman musim panas yang tidak bisa kamu abaikan. HOT SUMMER BOYZ menunggu DEOBI! Let’s dive in!!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sara Budi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps 33 Perbincangan Dingin
Sinar matahari masih terik saat Kevin dan Hyunjae masuk ke dalam villa. Jam baru menunjukkan pukul 10 pagi, tapi entah kenapa, langkah mereka terasa berat. Sejak meninggalkan pantai tadi, mereka gak banyak bicara. Biasanya, habis main air dan bersenang-senang, mereka bakal balik dengan energi penuh, tapi kali ini yang ada cuma pikiran kosong.
Hyunjae berjalan sedikit lebih cepat di depan Kevin. Langkahnya santai, tapi pikirannya kemana-mana yaitu ke Nikita. Di belakangnya, Kevin juga sama gak fokusnya. Bukan karena Nikita, tapi karena Yesha.
Hyunjae dengan nada rendah bilang. “Gue ke kamar dulu” katanya, mencoba mengalihkan pikirannya sendiri.
Kevin mengangguk tanpa bicara. “Ya, Jae. Gue juga mau ke dapur. Mau makan”
Tanpa banyak kata, mereka berpisah.
Kevin melangkah ke dapur. Tapi sebelum dia sampai, langkahnya terhenti. Di tengah lorong, seseorang sudah berdiri di sana, Jacob. Cowok itu bersandar di dinding dengan ekspresi yang sulit ditebak. Begitu melihat Kevin, dia mendorong badannya dari dinding dan berjalan mendekat.
“Kevin"
Kevin mengerutkan kening. “Eh Jacob. Ada apa?”
Jacob gak langsung jawab. Dia mengeluarkan sesuatu dari saku celananya sebuah amplop putih.
“Ini buat lo” katanya pelan.
Kevin menatap amplop itu dengan alis berkerut. “Apa ini?”
Jacob menyerahkannya dengan ekspresi serius. “Dari Yesha”
Jantung Kevin langsung berdetak lebih cepat. Tangannya terulur, ragu-ragu, sebelum akhirnya meraih amplop itu.
“Dia nitip ini ke Chan Hee tadi pagi, sebelum pergi” lanjut Jacob. “Gue gak tahu kenapa dia ninggalin surat ini buat lo. Tapi dia bilang lo harus baca”
Kevin menggenggam amplop itu erat. Tanpa pikir panjang, dia merobek segelnya dan menarik keluar kertas di dalamnya. Tulisan tangan Yesha langsung menyambutnya.
Matanya bergerak mengikuti kata-kata yang tertulis. Dan semakin dia membaca, semakin dadanya terasa sesak.
For Kevin
...Hei, lo pasti kaget kenapa gue tiba-tiba ninggalin surat ini buat lo, kan? Tenang, bukan surat warisan kok. Gue masih hidup dan sehat, cuma... kayaknya perlu nulis ini biar lebih enak aja....
...Jadi gini, Kevin. Gue tuh kadang suka mikir aneh-aneh. Lo tau kan, kebiasaan gue yang susah diem dan suka ngomong ngalor-ngidul? Nah, ini salah satu versi tulisan dari kebiasaan gue itu. Tapi ya, mungkin kali ini agak beda....
...Lo sadar gak sih kalau lo itu... hmm, gimana ya ngomongnya? Pokoknya ada sesuatu di lo yang bikin orang nyaman. Serius, lo tuh kayak sofa empuk yang selalu ada di ruang tamu. Gue gak tau kenapa, tapi setiap kali ada lo, suasana tuh berasa lebih... ya gitu deh. Lo ngerti, kan? Kalo gak ngerti, yaudah pura-pura ngerti aja....
...Terus, ada satu hal lagi. Lo tuh suka banget makan, kan? Gue selalu heran gimana perut lo bisa nampung segitu banyak makanan tanpa protes. Tapi ya, lucu aja sih. Kayaknya, dunia bakal berantakan kalau tiba-tiba lo kehilangan selera makan. Jadi, jangan sampe ya....
...Oh iya, Kevin, jangan terlalu sering mikir keras. Lo kadang suka keliatan serius banget, padahal pas dicolek dikit langsung balik becanda. Itu yang bikin lo... ya, gimana ya? Ah, susah jelasinnya. Pokoknya, lo tetap jadi Kevin aja, oke?...
...Udah ah, nanti kepanjangan malah jadi novel. Intinya, jaga diri baik-baik ya. Gue yakin lo pasti bisa baca kode di surat ini. Tapi kalau enggak, yaudah sih, yang penting gue udah nulis....
...Salam dari seseorang yang selalu sebel kalau lo tiba-tiba gak ada di sekitar. Semoga kita ketemu lagi.. Cepet balik Jakarta. Gue tunggu lo di Jakarta. Kalau kangen, WA aja kan udah punya nomor gue hehe.......
From – Yesha
Setelah membaca surat itu, Kevin terdiam cukup lama. Surat dari Yesha masih ada di tangannya, kertasnya sedikit bergetar. Entah karena perasaannya yang campur aduk atau karena sesuatu yang lain. Napasnya berat. Pikirannya penuh.
Di depannya, Jacob tetap bersandar di dinding, menyilangkan tangan di dada, ekspresinya sulit ditebak.
"Lo suka dia juga, kan?" suara Jacob akhirnya memecah keheningan.
Kevin mendongak. Matanya bertemu dengan mata Jacob yang tajam. Ada sesuatu di dalam tatapan itu, bukan sekadar pertanyaan biasa.
Kevin menghela napas, lalu melipat surat itu dan menyelipkannya ke saku celana. “Kenapa lo tiba-tiba nanya kayak gitu?”
Jacob menyeringai kecil, tapi tidak ada tanda-tanda bercanda di wajahnya. “Gue bukan orang bodoh, Kevin. Lo pikir gue gak lihat cara lo mandang Yesha? Gimana lo selalu ada tiap dia butuh sesuatu? Gimana lo selalu jadi orang pertama yang dia cari pas dia butuh temen?”
Kevin terdiam.
Jacob melanjutkan, suaranya lebih rendah. “Gue suka Yesha, Kev. Udah lama. Tapi selama ini, gue gak pernah bilang karena gue tahu dia lebih sering nyari lo dibanding gue"
Kevin tersenyum tipis. “Dan lo mikir kalau gue juga suka Yesha?”
Jacob mengangguk. “Gue gak cuma mikir, gue tahu isi hati lo, Kev"
Keheningan kembali mengisi lorong itu. Suasana jadi berat. Ini bukan pertama kalinya mereka berdua membahas sesuatu dengan serius, tapi ini pertama kalinya mereka berbicara soal cewek dan bukan cewek sembarangan, tapi Yesha.
Kevin akhirnya membuka suara. “Lo bener, Cob. Gue suka Yesha"
Jacob mengangkat alis, tapi dia tidak terlihat terkejut. Mungkin karena memang sudah menduga jawaban itu sejak awal.
“Tapi…” lanjut Kevin, nada suaranya lebih tenang. “Loe tenang aja karena gue gak akan nembak dia"
Kali ini, Jacob terlihat sedikit terkejut. “Kenapa?”
Kevin menatap lurus ke arah Jacob, lalu tersenyum miris. “Karena gue tau lo juga suka sama dia dan gue gak mau persahabatan kita pecah cuma gara-gara cewek"
Kevin melanjutkan perkataannya. Kevin menatap Jacob dengan serius
“Jac, gue gak akan bohong. Gue suka Yesha. Gue udah suka dia sejak , sama kayak lo. Tapi gue juga sadar satu hal, gue gak mau kehilangan lo sebagai sahabat. Karena buat gue, persahabatan kita lebih penting daripada perasaan sesaat”
“Lo tau sendiri, Jac. Dari dulu kita selalu ada buat satu sama lain. Dari hal-hal sepele sampai yang serius. Gue gak bisa bayangin kalau tiba-tiba lo dan gue jadi orang asing cuma gara-gara kita suka cewek yang sama. Itu bukan gue”
“Gue bukannya gak mau berjuang. Tapi kalau perjuangan gue harus ngorbanin lo, gue lebih milih buat mundur. Karena ujung-ujungnya, cewek bisa datang dan pergi, tapi sahabat yang beneran ngerti lo itu gak gampang dicari”
“Jadi, kalau lo emang suka Yesha, jalanin aja. Gue gak akan jadi penghalang. Gue gak akan nyimpen dendam. Yang gue peduliin cuma satu, jangan sampe kita jadi musuh cuma gara-gara perasaan ini”
Jacob menatapnya tanpa berkedip. Seolah mencerna setiap kata yang baru saja keluar dari mulut Kevin.
Bersambung
Bagaimana tanggapan kalian?
■BANTU AUTHOR LIKE, FOLLOW, AND KOMENTAR YA🙏
GOMAWO CHINGU💙😉