Aku anak ke 4 dari 4 bersaudara, atau bisa di sebut anak bungsu. Aku memiliki keluarga yang hampir mendekati sempurna karena aku terlahir dari keluarga konglomerat ternama di kota Jakarta, 3 saudaraku adalah CEO di perusahaan ternama. Setelah lulus kuliah di luar negeri aku kembali ke Jakarta, kembali ke keluargaku aku yang sudah biasa hidup sederhana karena jauh dari keluarga akhirnya mendapatkan pekerjaan yang tergolong biasa di bandingkan saudaraku dan aku menutup rapat-rapat identitasku.
Keluargaku selalu mendukung apapun yang aku lakukan dan apa yang aku mau, baru kali ini papa, mama, dan ketiga saudaraku menentang aku menikah dengan orang biasa yang membuat hidupku berubah drastis karena selalu bersitegang dengan mertua dan adik iparku sampai perselingkuhanpun terjadi dalam pernikahanku.
Apa yang akan terjadi dalam kehidupannya ?. yuk simak selengkapnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon indah Mayaddah f, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17 Awal Mula Penderitaan
Seminggu berlalu akhirnya siding ke dua persidangan Sivanya dan Juna pun terlaksana, ketuk palu tidak dapat menghindarinya.
Tiga kali ketukan palu hakim
Tok …
Tok …
Tok …
Sivanya dan Juna resmi bercerai dalam putusan pengadilan Juna wajib memberikan nafkah untuk anak mereka jika Juna tidak memberikan nafkah anak mereka sebesar 5 Juta setiap bulan kepada Sivanya untuk anak mereka berdua maka Juna di larang untuk bertemu dengan anaknya dengan alasan apapun.
Jangan tanya bagaimana Juna, bagai jatuh tertinpa tangga pula sudah di pecat namun harus memberikan nafkah 5 juta sebulan ingin rasanya mengajukan protes tapi sudah jelas kalah. Setelah selesai persidangan Juna pulang dengan hati yang tidak biasa sedangkan Sivanya pulang dengan kebahagiaan.
*****
“Akhirnya selesai juga” Ucap Sivanya
“Siva, apa bisa bicara sebentar ?” Tanya Juna
“Apa lagi bukannya semuanya sudah selesai mas ?” Tanya Sivanya
“Aku hanya ingin tahu tentang anak kita, apa aku salah menanyakannya ?” Tanya Juna
“Anak kita ?, bukannya kamu dulu sangat membencinya ?” Tanya Sivanya sinis
“Maafkan aku Sivanya” Ucap Juna
“Aku baik-baik saja, kalau mau tahu lebih lanjut berikan nafkah untuk anakku maka kamu akan tahu semuanya” Jawab Sivanya
“Sivanya kau tahu aku sekarang sudah tidak punya pekerjaan, bagaimana bisa memberikan uang 5 juta dalam sebulan ?” Tanya Juna
“Itu bukan urusanmu, kamu pikir saja sendiri” Jawab Sivanya sambil melambaikan tangannya
Bisa di pastikan Juna sangat murka terlihat dari wajahnya yang sudah memerah, rahangnya mengeras tapi biarkan saja Sivanya malas meladeninya biarkan dia pusing sendiri. Setelah sampai di rumah baru saja sampi Sivanya sudah berteriak dari depan rumahnya.
“Aku senang sekali hari ini, bebas sudah penderitaanku” Ucap Sivanya
“Semoga kamu bahagia selalu anakku sayang” Ujar Ainun
“Makasih ma, kakak Zul mana ya ?” Tanya Sivanya
“Ini kenapa ibu muda satu ini ?, seperti sedang Menyusun suatu rencana selanjutnya” Ucap Zul
“Kakak tahu saja, hehehe” Jawab Sivanya
“Apa rencanamu selanjutnya ?” Tanya Zul
“Aku ingin memimpin perusahaan kak, aku sudah menawarkan mas Juna pekerjaan siapa tahu dia butuh” Jawab Sivanya sambil tertawa
“Masih mau berurusan dengan mereka kamu ?” Tanya Arbhi
“Iya dong, aku akan membuat dia sedikit menderita. Sedikit saja kak” Ucap Sivanya
“Dasar, kamu yakin dek ?. Tapi jika kamu bekerja bagaimana dengan Bintang ?” Tanya Tomi entah dari mana datangnya
“Kamu ini suka sekali menimpali pembicaraan orang” Ketus Ainun
“Bintang bisa dengan mama, baby sitter bisa ibu sewa 10 kamu meragukan sekali soal Bintang” Sindir Ainun
“Iya bu ratu, jangan marah-marah nanti cantinya ilah loh” Jawab Zulfikar
“Lalu kapan kamu siap untuk di wawancarai sayang ?” Tanya Lucky
“3 hari lagi pah, biar aku bersantai dengan kehidupan yang indah ini dulu ya pah” Jawab Sivanya
Sivanya dan Zulfikar sedang membahas wawancara yang seminggu lagi yang akan mereka lakukan Sivanya sebenarnya tidak sabar bagaimana reaksi Juna dan keluarganya jika tahu anak yang Sivanya lahirkan laki-laki mereka pasti kebakaran jenggot sudah bisa di pastikan nantinya dia melepon Sivanya tanpa henti. Biarkan saja aka nada saatnya mereka kalang kabut sendiri.
Sedangkan di tempat Juna.
“3 hari lagi kamu menikah Juna” Ucap Rina
“Bu, aku baru pegang akta cerai hari ini, apa kata orang-orang bu” Jawab Juna
“Halah, biarkan saja apa yang orang-orang katakana tentang hidup kita. Toh mereka juga tidak memberi kita makan lagian ibu sudah gak sabar hidup enak” Ketus Rina
“Bener itu mas, gimana coba hidup kita ke depannya nanti bang. Gak usah galau-galauin mbak Sivanya dong” Ujar Mayang
“Mas bukan galau, tapi mikir anakku saja. Gimana kalau bener laki-laki ?” Tanya Juna pasrah
“Nggak mungkin, jangan bodoh kamu Juna kamu tahu kan bu Siti dari awal berpihak kepada Sivanya, ya jelas dia datang membawa informasi palsu buat manas-manasin kita doang. Nanti undangan pernikahan kamu kirim ke Sivanya biar dia tahu kamu bisa hidup tanpa perempuan sialan itu” Ujar Rina
“Sudahlah bu, jangan menambah-nambah masalah lagi bu” Jawab Juna
“ATM kamu di kamar ibu sudah di ambil, Mayang tahu password ATM kamu jadi ibu sudah beli semua perlengkapan sewa pakaian juga keterig kamu terima bersih saja” Ucap Rina
“Bu !!! uangku sis aitu saja, kalau ibu pake samua makan ap akita nanti bu” Jawab Juna ketus
“Sudahlah setelah ini kita akan hidup enak kamu diam saja biar ibu yang urus, lebih baik mandi dan bersiap sebentar lagi Wulan mau datang. Ingat jangan buat dia marah” Ucap Rina
Selang beberapa waktu, betul saja orang yang mereka bicarakan sudah datang.
“Hai mas, apa kabar ?” Tanya Wulan semabari cipika-cipiki
Entah mengapa Juna sangat malas meladeni Walan.
“Baik saja, lihat saja aku sedang baik-baik saja” Sinis Juna
“Mas jadi gimana permintaanku waktu itu ?” Tanya Wulan
“Permintaan apa ?” Tanya Juna pura-pura tidak mengerti
“Jadi keputusan final kamu tinggal di sini atau bersamaku di sana ?” Tanya cecar Wulan
“Tetap tinggal di sini semua fasilitas yang kamu mau aku sudah di siapkan, AC dan semua keperluanmu sudahku siapkan tinggal menempati saja” Jawab Juna
“Inget ya mas pakai pembantu aku sudah cape kerja terus kamu nuruh aku tugas rumah tangga jangan mimpi yah mas ku sayang, aku gak sudi” Ketus Wulan
“Kamu ini belum menikah saja sudah banyak maunya” Jawab Juna penuh amarah
“Aku bukan Sivanya yang bakalan diam walau di tindas, juga 1 minggu sekali kamu sama ibu ikut aku pulang ke rumahku mas. Ibu aku sendirian” Ujar Wulan
“Buat apa sih, kalo hanya mau berkunjung kan kita berdua bisa ?” Tanya Juna penasaran
“Udah mas jangan banyak tanya pokoknya ikut aja mau aku, kamu pikir selain aku siapa yang mau sama kamu mas ?, lupa video konferensi pers kamu yang viral itu ?, hanya aku loh yang mau nerima kamu apa adanya” Jawab Wulan
Setelah itu Wulan pamit pulang dan Juna membersihkan diri lalu tidur.
\*\*\*\*\*
3 hari begitu cepat hari pernikahan Juna dan Wulan akan segera di laksanakan, Juna mengirimkan undangan kepada Sivanya sehari sebelumnya tapi masa bodoh dia malas melihat mereka biarkan berbahagia terlebih dahulu Sivanya sebenarnya tidak terlalu mengenal Wulan tapi yang dia tahu Wulan termasuk wanita matre kita lihat saja bagaimana kehidupan mantan suaminya itu.
Hari penikahanpun di laksanakan karena 3 hari telah berlalu dengan cepat.
SAH…..
SAH ….
SAH ….
Alhamdulillah ucap para saksi dan para tamu undangan. Acara akad nikah biasa saja tidak ada yang istimewa Juna juga tidak merasa adanya kebahagiaan setelah menikah ada rasa berbeda antara menikahi Wulan dengan menikahi Sivanya dulu.
Setelah akan dan makan malam bersama mereka pamit beristirahat Juna pusing dengan omongan orang-orang yang menyindirnya biar ibu dan Mayang saja yang mengurus mereka.
*****
Keesokkan paginya …
Juna bangun dengan perut lapar, terdengar teriakan Rina dari luar kamarnya.
“Wulan, Wulan” Panggil Rina setengah berteriak
“Ada apa sih bu, ganggu orang tidur saja” Ketus Wulan
“Bikin sarapan dulu dong, suami kamu ibu dan Mayang mau makan apa ?. jadi menantu harus mau melayani kami dong” Ketus Rina
“Hm… ibu kayaknya semalam mimpi buruk deh, mas Juna itu nikahin istri bu bukan asisten rumah tangga, ibu kan sudah bangun duluan masaklah bu jangan ganggu aku tidur dong. Aku kan capek” Jawab ketus Wulan
“Sudah-sudah beli saja, pusing sekali kepalaku pagi-pagi sudah rebut. Mayang cepat belikan nasi uduk di samping jalan sana” Titah Juna
Setelah drama pagi ini Juna memutuskan untuk bersiap mencari pekerjan, dia bis agila kalau hanya mendengar keributan ibu dan istrinya itu. Setelah seharian mencari pekerjaan belum juga ada perusahaan atau took-toko yang mau menerima dia bekerja.
“Konferensi pers sialan itu membuat aku kesusahan. aaarrrrgggghhh” Ucap Juna sambil menarik ujung rambutnya itu
Begitu sampai di rumah baru saja dia masuk sudah terdengar rebut-ribut dari dalam rumahnya.
“Ya tuhan, baru juga sehari. Ini ada apa lagi sih ?” Desah Juna perlahan
Tiba-tiba Rina ikut berkomentar, gara-gara keributan ibu dan Wulan terdengar sampai luar, bagaimana tidak terdengar suara mereka sangat menggelegar sampai teras rumah.
“Bu Rina akhirnya bertemu dengan menantu ular yang sebenarnya, dia sekarang merasakannya”
“Akhirnya karmanya datang langsung kontan tanpa menunggu lama”
“Niat mau hidup enak, eh malah di jadikan pembantu oleh menantunya sendiri”
“Biar tahu rasa dia, telah mencampakkan Sivanya demi Wulan yang tidak ada bandingannya”
Itulah pembicaraan yang keluar dari mulut para tetangga yang berada di komplek perumahan Juna.
“Ada apa ini, bisa tidak kalian tidak bertengkar ?” Tanya Juna
“Baru juga sehari ibu sudah sangat berisik mas, aku pusing dengan ibumu” Jawab Wulan
“Juna ibu Cuma minta uang buat bayar arisan, Wulan banyak ngomelnya nggak mau kasih uang lagi percuma dong ibu nikahin kalian” Ujar Rina kesal
“Halah bu, yang arisan ibu yang dapat uang ibu kenapa aku yanga bayar. Ibumu aneh mas, kamu baya raja jangan harap uang dariku” Tegas Wulan
“Oh 1 lagi kamu cepet masak mas aku sudah lapar ibu kamu ngomel dari pada kerjanya” Ucap Wulan lagi
“Ya tuhan, baru juga menikah sehari aku sudah hampir gila. Penderitaanku kapan sih habisnya. Kebahagiaan datanglah segera aku mohon” Ucap Juna dalam hati