" Semua ini karena kamu merebut perhatian semua orang dariku, Kakak tersayangku"~
Ucapan sang adik kesayangan mengantar Kesadaran Claire yang perlahan tertelan kegelapan.. tetapi, karena suatu hal tiba - tiba ia kembali membuka mata ..!!!
.....
' Apa ini? Bukankah aku sudah mati karena minuman sialan itu? Kenapa basah begini...?'
Mataku terbuka dan di sekelilingku adalah ...Air?
Berat, berat sekali tubuhku!!
...
Jadi setelah Kematiannya yang memalukan, ia berpindah tempat ke tubuh gadis gemuk ini!!
what the ... !!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bubun ntib, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
34
“ Apakah kamu memerlukan bantuanku?” tanya Damian hati – hati ketika ia tidak mendapati jawaban dari Clara dan malah mendapati gadis ini melamun.
Clara tersadar dan menatap mata pemuda dingin dan datar di sampingnya ini.
“ Bagaimana menurutmu? Kenapa mereka baru mencariku? Ini sudah berlangsung selama 16 tahun! Jarak Manchester ke New York hanya beberapa jam bukan? Menurutmu, apakah mereka bermaksud baik? Atau malah sebaliknya? Bagaimana kita tahu jika mereka sebenarnya adalah orang jahat?” tanya Clara dengan sedikit rasa frustasi.
Sungguh ia hanya sedang kebingungan saat ini. Ia hanya ingin segera pulang dan segera memeriksa rekaman CCTV di ruang kerja Madam Mauren sehingga ia bisa melihat wajah dua orang itu dan segera mencari informasi mengenai mereka.
Apakah mereka benar – benar orang tua kandungnya atau hanya orang yang jahat yang ingin menimbulkan masalah baginya.
“ Aku ingin pulang dan ingin memeriksanya,” jawab Claras sambil membereskan bungkus – bungkus makanan ringan yang ia makan sebelum Damian tiba.
“ Ayo, aku akan mengantarmu” ucap Damian sambil bersiap mengenakan helmnya lagi. Clara menghentikan kegiatannya dan mengernyit ke arah Damian.
“ Lalu bagaimana dengan sepedaku?” tanya Clara cemberut. Damian terkekeh di balik helmnya. Sungguh penampilan gadis di depannya ini terlalu imut apalagi sedang cemberut seperti ini.
“ Akan ada orang yang akan mengambil dan mengantarkannya ke rumahmu, sebaiknya kamu ikut aku karena pasti akan lebih cepat. Bukannya kamu bilang sedang buru – buru?” ucap Damian penuh kemenangan.
Clara mendengus pelan. Sungguh pintar sekali mengambil kesempatan!
Tapi tak urung ia juga naik ke jok belakang setelah selesai dengan kegiatan bersih – bersihnya. Ia tidak akan sungkan kepada pemuda tampan ini!.
Damian begitu gembira ketika Clara dengan patuh menekan bahunya saat ia naik ke belakang Damian. Ia memastikan Clara duduk dengan nyaman sebelum membawa Clara pulang.
...****************...
Keduanya sampai di depan Villa Clara setelah setengah jam berkendara. Memang benar ucapan Damian, Clara menjadi lebih cepat sampai dibandingkan dengan harus mengayuh sepedanya.
“ Kamu mau mampir?” tanya Clara berbasa – basi. Siapa yang tahu jika Damian segera menerobosnya dan memasukkan motornya ke area pekarangan villanya.
“ Hei, aku hanya berbasa – basi loh,” ucap Clara menyusul Damian yang sudah masuk terlebih dahulu.
“ Bukankah kamu memaksaku untuk mampir?” ucap Damian setelah ia melepaskan helmnya, mengangkat sebelah alisnya.
Clara meradang, ia sedikit emosi tetapi juga tidak bisa berbuat apa – apa. Pesona pemuda ini sungguh menakutkan.
Provokasi! Jelas – jelas ini adalah provokasi!.
“ Apa pantas seorang pemuda dan gadis tinggal di atap yang sama malam – malam begini,” cibir Clara sambil memegang kunci rumahnya. Bersiap untuk membuka.
“ Wajar saja jika berkunjung ke rumah pacarnya sendiri,” jawab Damian dengan tenang dan percaya diri yang tinggi. Ia bahkan dengan coolnya memasukkan sebelah tangannya ke saku dan sebelah tangan lainnya menyisir rambut Clara yang sudah tidak terlindung oleh tudung.
Clara tersedak air liurnya saat ia mendengar jawaban Damian. Kapan mereka berpacaran? Wajahnya bahkan sudah tersipu malu.
“ Tidak tahu malu,” sentak Clara sambil membuka kunci rumah.
“ Kamu tidak keberatan kan?” tanya Damian ambigu. Keduanya lalu masuk menuju ke dalam rumah.
Clara tidak menjawab apapun. Tapi wajahnya tersipu dan bibirnya mengerucut lucu. Mata bulatnya menatap tajam ke arah Damian seakan penuh ancaman. Damian tertawa pelan dan puas dengan reaksi Clara.
Gadisnya ini sungguh sangat pemalu!
Damian terus menatap interior ruang tamu villa milik Clara ini dan mau tidak mau ia harus berdecak kagum dengan gaya interiornya. Sungguh pantas jika villa ini dibanderol dengan harga yang sangat mahal. Sepadan dengan apa yang didapatkan.
Clara memang tidak mengubah gaya apapun Villa ini karena ia juga cukup menyukainya.
Clara membiarkan Damian duduk menunggu di ruang tamu setelah ia memberikan beberapa pesan kepada Damian seperti agar mengambil minuman dan cemilannya sendiri di dapur lantai 1.
Clara segera berlari menuju kamarnya untuk mengambil laptopnya. Lalu ia bergegas menuju ke ruang tamu dimana saat ia datang,ia melihat Damian yang sedang meneguk minuman Soft Drink dengan elegannya.
Benar - benar menjadikannya seperti rumahnya sendiri,
Jakunnya yang seksi saat menelan minuman membuat Clara tanpa sadar meneguk ludahnya kelat.
Bahaya! Jantungnya berdegup lebih cepat.
‘ si*l, apa aku harus mengunjungi dokter spesialis jantung?’ rutuk Clara dalam hati. Ia menggelengkan kepalanya agar isi oTak mesumnya keluar.
“ Kamu kenapa ?” tanya Damian membuat Clara kaget dan tersipu. Tapi ia memelototi Damian,membuat Damian mengerutkan bibirnya dan mengangkat kedua bahunya Pelan.
Apa yang membuatnya tidak senang?
Clara tanpa menjawab apapun langsung duduk di sofa dan mulai meletakkan laptopnya pada meja. Damian juga ikut menyusul dan duduk di sampingnya. Ia tenang dan tenang karena tidak ingin mengganggu konsentrasi gadis itu.
Clara mulai meretas CCTV yang berada di ruang kerja madam Mauren. Untung dia memikirkan hal ini dan memasang CCTV di ruang kerja Maren dengan dalih untuk berjaga – jaga. Mauren juga setuju – setuju saja dengan usulan Clara.
Damian hanya diam dan memperhatikan bagaimana jari – jari lentik Clara nampak menari di keyboard laptop. Ia semakin yakin jika informasi gadis ini sangat berbeda dengan apa yang telah dikumpulkan oleh anak buahnya.
Tangan Clara berhenti dan layar laptopnya menampilkan tampilan ruang kerja Madam Mauren. Damian ikut melihat ke layar dan mendekat tanpa sadar ke arah Clara. Clara juga tidak mengatakan apapun dan membiarkan Damian ikut melihatnya.
“ Tidak ada satupun dari mereka yang terlihat sepertimu,” ucap Damian dengan mengerutkan alisnya. Meskipun tidak semua anak akan mirip dengan kedua orangtuanya yang memungkinkan menjadi perpaduan keduanya,setidaknya pasti akan ada salah satu yang mirip. Entah mata,hidung bentuk bibir atau apapun itu.
Tapi, di layar laptop Clara,pasangan suami istri itu nampak jauh sekali dari kemiripan dengan Clara.
Clara sendiri sedang menatap dengan lekat keduanya. Setiap ucapan ketika orang tersebut dengan jelas terdengar.
‘ Kami sudah mencarinya selama hampir 16 tahun. Kami terpisah dengan pengasuhnya saat sedang jalan – jalan,’
‘ Pengasuhnya membawanya kabur saat kami sedang melakukan perjalanan untuk liburan,’
Suara tangisan dari istri nampak sangat meyakinkan, tetapi tidak jika di mata Clara. Dia masih merasa ada yang janggal.
Dia segera menangkap layar yang memperlihatkan wajah kedua orang yang mengaku tengah mencarinya,mengalihkan video yang berada di layar menjadi aplikasi pemindai dan pengidentifikasi wajah.
Jelas sekali tujuan Clara, ia akan menggunakan tangkapan wajah ini untuk mencari siapa sebenarnya pasangan itu. Sangat muda bagi Clara untuk segera melihat kebenarannya.
Damian tidak tahu apa yang ingin dilakukan oleh Clara, ia hanya menonton dengan tenang dari samping.
“ GOTCHA..”