Kegagalan dalam membina rumah tangga dengan Alven, membuat Tamara memilih untuk hidup menjadi seorang single mom, membesarkan buah hatinya.
Sebuah Pengkhianatan sang suami membuat Tamara harus menelan pil pahit hidup dalam kesusahan. Karna dirinya hanya seorang ibu rumah tangga. Tapi, saat perpisahannya dengan Alven membuat Tamara mau tidak mau, harus banting tulang, untuk menafkahi putrinya seorang diri.
Hingga pertemuan tak terduga dengan seorang pria bernama Regen Aditama. Yang kondisinya, sangat mengenaskan akibat kecelakaan tunggal yang ia alami.
Tamara berusaha mengeluarkan tubuh Regen dari mobilnya yang sudah mau terbakar.
Bagaimana kisah hidup Tamara setelah pertemuannya dengan Regen?
Dan bagaimana Perjuangan Tamara menafkahi sang putri pasca ditinggal nikah oleh sang suami? yuk simak ceritanya di "Jodoh kedu."
original by Morata
dilarang keras plagiarisme.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Morata, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 17. MERASA MUAK
Keesokan harinya Tamara selalu melakukan aktivitasnya sehari-hari. Kini warung es Boba Tamara semakin ramai dikunjungi pengunjung. Dari berbagai aplikasi jasa penghantar makanan juga banyak mengorder minuman es Boba dari warung miliknya.
Tamara benar-benar bersyukur ini sebuah rezeki yang diberikan Allah untuknya dan juga putrinya. Apalagi minggu depan putrinya sudah mulai bersekolah.
Tamara sudah mendaftarkan Cia bersekolah di salah satu sekolah taman kanak-kanak yang lokasinya tidak terlalu jauh dari rumah Tamara.
Cia begitu bahagia ketika mendengar Tamara sudah mendaftarkan dirinya di sekolah. tampaknya Cia antusias, dan sudah tidak sabaran lagi dia ingin sekolah.
Hari ini Tamara disebutkan di warung es Boba miliknya. Tiba-tiba suara Deringan ponsel miliknya terdengar jelas di telinganya. Ia melihat di layar ponselnya nomor ponsel Tuan Aditama yang menghubungi dirinya.
Mungkin karena Tamara malam tadi tidak datang ke rumah sakit sehingga Tuan Aditama menghubunginya.
Tamara menekan tombol hijau yang ada di layar ponselnya, agar sambungan telepon selulernya tersambung kepada tuan Aditama.
Saat sambungan telepon seluler itu tersambung, Tuan Aditama pun mengutarakan niatnya dan meminta kepada Tamara agar datang ke rumah sakit.
Tamara pun menyanggupi permintaan Tuan Aditama, Tetapi setelah warung es Boba miliknya tutup. Mungkin Tamara akan datang ke rumah sakit sekitar sore nanti. Tuan Aditama tidak mempermasalahkan hal itu. karena dia mengetahui kalau Tamara sangat sibuk.
Tuan Aditama juga tidak ingin egois. Dia juga tidak ingin membuat Tamara kewalahan membagi waktu.
Tapi Tamara sepertinya tidak ingin menolak permintaan Tuan Aditama, yang meminta dirinya untuk datang ke rumah sakit.
sore harinya setelah warung es Boba Tamara tutup, Tamara langsung berlalu ke kamar mandi berniat untuk membersihkan diri.
Setelah beberapa menit di dalam kamar mandi, dan Tamara telah usai melakukan ritual mandinya. Ia pun keluar dengan menggunakan handuk yang dililitkan di tubuhnya.
Sebelumnya Tamara sudah memandikan Cia terlebih dahulu, dan memakaikan pakaian yang rapi untuk putrinya. Terlihat putrinya sudah sangat cantik dan wangi.
Tamara pun membuka lemari lalu memakai pakaiannya apa adanya. Ia pun sengaja memakai pakaian santai sore ini, karena Tamara dan Cia akan pergi ke rumah sakit.
Untuk menjenguk Regen di rumah sakit, sudah dua minggu lamanya Regen berada di rumah sakit. Untung ada Januar yang dapat dipercaya untuk mengelola perusahaan selama Regen berada di rumah sakit dan Tuan Aditama pun tidak dapat melakukan tugasnya sebagai pemilik dan CEO perusahaan.
Saat ini Tamara sudah bersiap untuk berangkat ke rumah sakit. Tiba-tiba sebuah mobil sudah berada di depan rumah Tamara.
Ternyata Tuan Aditama sudah meminta kepada Aryo untuk segera menjemput Tamara dan juga Cia di rumah yang selama ini ditempati.
"Loh, Pak Aryo kok ada di sini? tanya Tamara saat melihat Aryo turun dari mobil.
"Maaf mbak Tamara, tapi saya diperintahkan oleh Tuan Aditama untuk menjemput Mbak Tamara dan juga Cia."sahut Aryo sambil mempersilahkan Tamara masuk ke dalam mobil.
"Ya ampun, Kenapa harus repot-repot sih, kan saya bisa naik taksi atau ojek kesana."
"Maaf Mbak, tapi saya hanya menjalankan perintah dari tuan Aditama." sahut Aryo sambil langsung menghidupkan mesin mobil yang ia kendarai, setelah memastikan Tamara dan Cia duduk dengan nyaman di jok penumpang.
Sepanjang perjalanan Cia selalu bertanya kepada Tamara. Mengenai kondisi Regen saat ini. Dengan sabar, Tamara selalu menjawab pertanyaan putrinya, tak ingin membuat putrinya kecewa, jika dirinya tidak menjawab segala pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan oleh Cia kepadanya.
****
Di perusahaan ALC COMPANY, tampak Alven sedang sibuk mengerjakan segala pekerjaan yang sudah diberikan oleh atasan kepadanya.
Tiba-tiba suara ketukan pintu terdengar jelas di telinganya.
"Maaf Pak Alven, ini saatnya makan siang, Kalau berkenan Saya mengundang Tuan untuk makan siang bersama. Saya memiliki tempat makan siang yang enak dan nyaman."ucap wanita berparas cantik itu kepada Alven.
Alven melirik jarum jam yang ada di pergelangan tangannya. Benar sekali Jam sudah menunjukkan pukul 12.00 siang, itu berarti jam makan siang sudah tiba.
"Kamu mengundang saya makan siang bersama? apa Saya tidak salah dengar? tanya Alven kepada wanita yang ada di hadapannya.
"Tidak pak, Bapak tidak salah dengar. Apakah Bapak bersedia makan siang bersama dengan saya."ucap wanita berparas cantik itu dengan nada memohon.
Alven mengembangkan senyumnya. "Bagaimana mungkin aku bisa menolak tawaran Makan siang dengan wanita secantik kamu."ucap Alven sambil mencolek Dago wanita itu.
"Kalau begitu, kita makan bersama sekarang."ucap wanita itu sambil menggandeng tangan Alven keluar dari ruang kerja Alven.
Tampak Alven begitu bahagia, Ia merasa dicintai oleh wanita itu. Dia merasa bangga saat digandeng oleh Evi dari ruang kerjanya.
Kini keduanya sudah berada di dalam lift, Evi langsung menekan tombol lift lalu membawa mereka turun ke bawah.
Kita naik mobil Pak Alven atau mobil saya? tanya wanita itu karena kebetulan wanita itu difasilitasi mobil kantor.
"Lebih baik kita naik mobil saya saja, mobil yang kamu gunakan saat ini kan mobil kantor. tidak enak dilihat orang, Nanti orang berprasangka kalau saya tidak memiliki modal jalan dengan wanita secantik kamu." Goda Alven lagi-lagi membuat wanita itu menjadi jijik.
Bukan malah terpesona kepada Alven. Justru ia semakin membencinya, tapi ia berusaha untuk menahan gejolak amarah yang ada di dalam dirinya.
Alven menghidupkan mesin mobil miliknya, saat memastikan kalau saat ini Evi sudah duduk di samping kemudi dengan nyaman. Bahkan Alven memasangkan sabuk pengaman untuk wanita cantik yang ada di hadapannya. Hingga kedua wajah pria wanita itu saling berdekatan, deru nafas Alven terasa jelas di telinga Evi, Evi mengalihkan pandangannya. Tak Ingin lelaki durjana itu melihat wajahnya yang begitu membenci lelaki yang ada di sampingnya.
Kini Alven mengendarai mobil miliknya menuju sebuah cafe di mana Evi sudah memberikan alamat kepada Alven. Selama di dalam perjalanan, Alven tak henti-hentinya bicara memuji muji kecantikan Evi. Membuat Evi semakin muak melihat pria yang ada di sampingnya.
Tapi untuk membalaskan sakit hati Tamara kepadanya, Ia berusaha menahannya. Padahal Tamara sama sekali tidak pernah meminta kepada Evi untuk melakukan seperti apa yang dilakukan Evi saat ini.
Mungkin karena Evi terlalu berempati kepada Tamara. sehingga ia ingin membalaskan sakit hati Tamara kepada pria durjana itu.
Setelah melakukan perjalanan kurang lebih 10 menit, akhirnya mereka tiba di kafe, Alven turun dari mobil lalu membukakan pintu untuk wanita cantik yang ada bersamanya di dalam mobil.
"Silakan nona cantik." ucap Alven mempersilahkan Evi turun dari dalam mobil. lalu tidak tanpa sungkan-sungkan, Alven menggandeng tangan Evi masuk ke dalam Cafe.
Dan sepertinya umpan yang diberikan Evi sudah termakan oleh Alven. Saat ini Evi dan Alven sedang menikmati menu makan siang di salah satu cafe romantis.
"Tempatnya romantis banget ya,"ucap Alven sambel tersenyum menatap Evi yang sedari tadi melihat sekeliling.
Karena sebelumnya dia sudah mengirimkan pesan kepada Soraya. Tetapi dia tidak menggunakan nomor ponsel miliknya. Dia menggunakan nomor ponsel abal-abal,agar Soraya tidak mengetahui nomor ponsel Siapa yang mengirimkan alamat mereka makan siang bareng bersama suaminya Alven
Bersambung.....
hai hai redears dukung terus karya author agar outhor lebih semangat untuk berkarya trimakasih 🙏💓🙏
JANGAN LUPA TEKAN, FAVORIT, LIKE, COMMENT, VOTE, DAN HADIAHNYA YA TRIMAKASIH 🙏💓
JANGAN LUPA MAMPIR KE KARYA TEMAN EMAK.
amatiran bener, belum 12 jam sdh ketahuan 😂