Balas Dendam Adik Bungsu

"Kita tidak punya cara yang lain lagi kakak, hanya anak yang bisa meluluhkan hati Kaisar, ini memang sangat berat untukmu kakak, dan tidak mungkin, aku akan menginginkan tahta kakakku sendiri, aku berjanji yang mulia permaisuri"ucap Selir Àn Mei, meyakinkan Permaisuri Mingmei.

Mendengar itu Permaisuri Mingmei terdiam sejenak, seperti memikirkan sesuatu, ia sebenarnya ragu atas usulan dari Selir Àn Mei, tapi dia juga sebenarnya tidak memiliki rencana lain selain menggunakan Selir Àn Mei sebegai senjatanya, dan usulan dari Selir Àn Mei, merupakan senjata yang sangat ampuh.

"hm, baiklah, saya izinkan kamu memiliki seorang anak, tapi hanya dengan saru syarat, kamu tidak boleh melanggar janjimu, dan jangan pernah mengharapkan hadiah yang lebih dari yang mulia, jika sampai kamu berani melanggar janjimu itu, saya sendiri yang akan membunuhmu"ucap Permaisuri Mingmei, tanpa ekspresi, menatap tajam ke arah Selir Àn Mei.

"baik kak.., kakak tidak usah khawatir kan hal itu. Berati kita sudah sepakat, saya akan memiliki seorang anak agar bisa mengikat yang mulia Kaisar lagi"seru Selir Àn Mei, merasa senang akan rencana tersebut.

Karena memang dari dulu, ia sangat menginginkan seorang anak, namun setiap ia berhubungan dengan Kaisar, Permaisuri Mingmei akan selalu memberinya obat agar kandungan Selir Àn Mei tidak akan subur.

Permaisuri Mingmei menyadari, bahwa Kaisar Jinxing sangat mencintai adik sepupunya itu, ia takut jika Selir Àn Mei memberikan anak kepada Kaisar Jinxing, maka tahta permaisuri akan jatuh kepada sepupunya sendiri, dan itu tidak akan di biarkan oleh Permaisuri Mingmei.

Dan untuk bertahan hidup, Selir Àn Mei hanya bisa mematuhi perintah dari Permaisuri Mingmei.

Tapi sekarang, ia berhasil meyakinkan Permaisuri Mingmei, bahwa kehamilannya akan menguntungkan Permaisuri Mingmei nantinya.

...----------------...

"aku begitu tidak menyangka, bahwa suatu saat nanti, akan ada wanita sehebat Selir Agung Ileana, bisa mengambil wilayah dan persenjataan musuh hanya dengan sebuah permainan, ia sungguh luar biasa"puji Jenderal baru, bernama Jenderal Liu, kepada Kaisar Jinxing dan juga Pangeran Li Wei, yang sedang berada di tempat pelatihan prajurit Kekaisaran. Mereka sedang berada di dalam ruangan khusus di gunakan untuk rapat membahas strategis perang. Bersama dengan prajurit hebat yang lain.

Kaisar yang juga berada di sana merasa bangga saat istrinya di puji, begitu juga dengan Pangeran Li Wei, ia merasa senang, bahwa pengorbanannya kepasa Xin Yan tidak sia-sia.

"benar, istri ku sangat berbakat, aku merasa menyesal karena tidak mempercayainya waktu itu, tapi untung saja putra mahkota sangat pintar menilai orang, ayah sangat bangga kepadamu putraku"ucap Kaisar, yang saat itu berdiri di samping Pangeran Li Wei, ia mengucapkan hal itu sambil menepuk pundak kanan pangeran Li Wei.

"terima kasih yang mulia"ucap Pangeran Li Wei dengan cepat.

Mereka berkumpul disitu karena ingin membahas tentang hal pengambilan senjata dan wilayah musuh, sesuai dengan persetujuan mereka bersama, mereka juga sudah mengirimkan surat kepada pemimpin kerajaan Bowli, dan juga sudah mendapatkan balasan tersebut, tentu saja Raja Bowli, tidak setuju jika semua wilayahnya di berikan kepada Kekaisaran, Raja Bowli yang sudah terlanjur kalan dan malu, bahkan menerima bahwa rekan-rekan yang ia kirimkan lebih baik mati di tanah musuh dari pada di pulangkan, dan Raja Bowli setuju atas perdamaian Kekaisaran Xing dan Kerajaan Bowli, ia juga mengirimkan persenjataan yang di minta Kekaisaran dan memberikan setengah wilayah nya, tapi tidak semuanya.

...----------------...

"ibu selir begitu luar biasa!, aku tidak menyangka bahwa Ibu Selir Zhen Yi begitu tega menyakitimu, hm!"ketus Putri Mei Ling, yang lagi-lagi datang ke kediaman Xin Yan, sekedar untuk bermain dan berbincang-bincang dengan Xin Yan. Bahkan jika di hitung dalam seminggu, ia bisa ke Kediaman Xin Yan 5 kali dalam seminggu.

Karena saking seringnya Putri Mei Ling datang ke Kediaman Xin Yan, membuat Xin Yan sedikit merasa memiliki seorang teman.

"yasudah lah, lagian Selir Zhen Yi sudah mendapatkan hukumannya yang setimpal"jawab Xin Yan sambil menuangkan teh di gelas Putri Mei Ling.

"tidak, kamu terlalu baik Ileana! Jika aku jadi kamu, aku tidak akan memaafkan mereka"ketus Putri Mei Ling.

*yah kamu sangat mirip dengan ibumu, tidak akan melepaskan orang yang kalian tidak sukai sampai mereka mati*batin Xin Yan sambil tersenyum hangat membalas jawaban dari Putri Mei Ling.

"Ileana, aku ingin sekali pintar seperti mu, ajarkan aku bagaimana caranya, agar nanti suamiku akan menyukaiku di banding dengan selir-selirnya yang lain..."pinta Putri Mei Ling dengan mata berbinar penuh harap.

"apa? Kamu akan menikah? bagaimana dengan para kakakmu? mereka tidak akan menyukai ucapanmu ini"

"ah.... Mereka sangatlah lambat! Terutama kakak pertama!. tapi kalau aku, sudah banyak pangeran yang mengirimkan surat lamaran untukku, dan ibu sekarang masih menilai mereka satu-persatu"seru Putri Mei Ling malu-malu.

"sungguh? Aku sangat bahagia jika kamu menikah dengan pria yang hanya setia dengan satu wanita, seperti impian ku waktu dulu"jawab Xin Yan.

"ha? lantas mengapa kamu menerima ayahku? bahkan dia lebih tua dari mu? Jika aku seperti dirimu, aku akan menolaknya, karena kamu terlalu cantik Ileana, pasti banyak pria yang menginginkan dirimu"lirih Putri Mei Ling, memperkecil suaranya, karena takut ada yang mendengar dan memberi tahu ayahnya.

"hahaha, aku hanyalah manusia rendahan Mei Ling, saat mendapatkan tawaran yang begitu besar, dan demi untuk bertahan hidup, aku tidak bisa menolaknya"jawab Xin Yan, mendapatkan anggukan paham dari Putri Mei Ling.

"hm... Aku paham, tapi kamu itu tidak serendah itu, kamu luar biasa Ileana! Kamu sudah banyak memiliki penggemar di kalangan wanita, bahkan aku salah satu penggemarmu"seru Putri Mei Ling begitu bersemangat.

Saat Xin Yan mendengar itu, ia hanya tersenyum pahit dan berkata"kamu itu temanku, bukan bukan penggemarku, jadi sebagai seorang teman, aku akan mengajarimu bagaimana caranya memikat hati seorang pria"ucap Xin Yan. Ia sedikit merasa menyesal jika memanfaatkan putri Mei Ling dalam rencananya, karena ia melihat anak perempuan di hadapannya begitu polos. Tapi ia tidak bisa apa-apa, karena Putri Mei Ling merupakan anak dari musuhnya, yang harus ia manfaatkan sebaik mungkin.

"benarkah... Aaaaah terimakasih Ileana, kamu memang yang terbaik!..."seru Putri Mei Ling, sambil memeluk tubuh Ileana yang duduk tidak jauh dari sampingnya. Tapi Ileana hanya diam tersenyum, tidak membalas pelukan dari Putri Mei Ling.

Bersambung...