Bekerja sebagai pelayan di Mansion seorang Mafia???
Grace memutuskan menjadi warga tetap di LA dan bekerja sebagai seorang Maid di sebuah Mansion mewah milik seorang mafia kejam bernama Vincent Douglas. Bukan hanya kejam, pria itu juga haus Seks wow!
Namun siapa sangka kalau Grace pernah bekerja 1 hari untuk berpura-pura menjadi seorang wanita kaya yang bernama Jacqueline serta dibayar dalam jumlah yang cukup dengan syarat berkencan satu malam bersama seorang pria, namun justru itu malah menjeratnya dengan sang Majikannya sendiri, tuanya sendiri yang merupakan seorang Vincent Douglas.
Apakah Grace bisa menyembunyikan wajahnya dari sang tuan saat bekerja? Dia bahkan tidak boleh resign sesuai kontrak kerja.
Mari kita sama-sama berimajinasi ketika warga Indonesia pindah ke luar negeri (〃゚3゚〃)
°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°
Mohon dukungannya ✧◝(⁰▿⁰)◜✧
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Four, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
OMLMM — BAB 17
PERTUKARAN GILA
Suara musik seketika masuk ke telinga Grace begitu keras dan berdegup-degub bak bas. Lampu warna-warni dengan cahaya minim yang masih gelap sehingga menyulitkan seseorang yang hendak berjalan.
Grace masih melihat keberadaan tuannya yang berada di depannya. Vin terus berjalan hingga menuju ke lantai 2 dan memasuki sebuah lorong sepi dan sunyi. Tak lama langkah Vin berhenti sehingga Grace yang berada di belakangnya juga ikut berhenti.
“Listen to me.” Pinta Vincent sebelum mereka masuk ke salah satu ruangan di sana. Grace tentu saja mendengarkan, ia ikut menatap lekat wajah tuannya yang tampan dan selalu tajam itu.
“Stay calm. You understand?”
Grace refleks mengangguk paham. Walaupun sejujurnya dia benar-benar penasaran apa yang ada di dalam ruangan, Grace akan tetap diam selagi tidak ada yang salah di matanya.
Mereka melangkah masuk dan terlihat ruangan yang begitu luas, sangat tidak disangka bahwa tempat itu seperti tempat tersembunyi. Dari luar nampak kecil, dan di dalamnya terlihat begitu luas.
Grace terpaku dengan keadaan di dalamnya. Ruangan gelap yang hanya minim cahaya putih yang menyorot ke satu persatu tamu di sana. Ya tamu! Ada sebuah panggung di depannya, panggung kecil yang entah untuk apa, namun sudah ada 7 orang tamu di sana, termasuk Vincent.
“Selamat datang Tuan Vincent! Aku senang anda datang seperti biasa.” Ujar salah satu pria pemilik club bernama Jerry.
“Hm. Selagi benda itu berharga bagiku, maka aku akan ikut.” Balas Vin seraya mengamati keadaan di sana.
“Kursi Anda sudah menanti, ayo silahkan!” ajak pria bernama Jerry itu sangat ramah.
Vincent mengikuti langkahnya, dan Grace hendak mengikutinya namun dihentikan oleh penjaga di sana. “Maaf nyonya! Tapi tempat Anda bukan di sini, mari ikut saya.” Ajak pria penjaga itu kepada Grace.
Dengan wajah bingung, Grace masih memandangi punggung Vincent yang sama sekali tidak berbalik. Dia hendak memanggilnya namun tak bisa, karena ucapan Vincent yang memintanya untuk tetap tenang.
Grace dibawa ke belakang panggung, “Maaf, kenapa aku dibawa kemari?”
Bukannya menjawab, penjaga tadi malah pergi begitu saja. Menutup pintu serta menguncinya. Napas Grace mulai memburu dengan firasat yang tak enak.
“Hai!” sapa para wanita di sana, khususnya wanita dengan dress kuning yang cantik.
Dengan kerutan di keningnya, Grace menatap ke ketujuh wanita di sana. Mereka berdandan sangat cantik dengan dress yang indah.
“Bi-bisakah beritahu aku tempat apa ini? kenapa kalian ada di sini?” tanya Grace.
Para wanita di sana terdiam untuk beberapa saat, sampai wanita dengan dress putih menjawab pertanyaan Grace. “Kita di sini dijadikan jaminan. Kita akan dilelang.”
Ingin tertawa tak percaya, namun Grace juga terkejut mendengar hal seperti itu.
“Apa? Bukankah itu ilegal? Kenapa mereka melakukan itu?” ucap Grace kesal. Kemana hak seorang wanita di negara ini.
“Apalah daya kami, kita hanya wanita biasa yang ditipu oleh orang-orang kaya itu.” Kata seorang wanita yang tersenyum remang.
Grace sendiri tak percaya dengan tuannya. Itu artinya para maid yang diduga tak kembali karena mereka sudah berpindah tangan.
“Kau bersama siapa?” tanya wanita berdress kuning.
“Vincent Douglas.”
Seketika jawaban Grace membuat para wanita di sana saling pandang. “W-why?” tanya heran Grace ketika melihat ekspresi para wanita di sana.
“Semua wanita yang selalu dibawa oleh Vincent berhasil menang. Mungkin dia akan menang lagi, dan kau... Akan dibawa pergi bersama pria bernama Dicaprio. Pria yang menawarkan permata langkah yang hanya ada 1 di dunia.” penjelasan tersebut sungguh membuat Grace hampir gila di sana.
Dia menggeleng dan tak akan mau ditukar dengan permata langkah fuck!
“Itu tidak akan terjadi... No.” Grace berjalan mundur lalu berbalik dan mencoba membuka pintu di sana.
Kini dia tahu kenapa para maid di Mansion sangat menatap intens ke arahnya.
“OPEN THE DOOR!!!!” BRAKK! BRAKK! BRAKK?! Teriak Grace tak akan tinggal diam.
Para wanita di sana sudah memperingatinya bahwa mereka tidak akan bisa kabur dari sana. Tapi Grace tak peduli, dia akan tetap memberontak jika tahu seperti ini akhirnya.
Dengan sangat panik, Grace tak bisa mengendalikan dirinya hingga peluh membanjiri keningnya. Napas memburu tak karuan.
Sambil berkacak pinggang seraya mengusap rambutnya ke belakang, Grace mengelap keringat di hidung dan bibirnya. “Apa kalian tidak ingin keluar dari sini? Apa kalian akan tetap diam dan dijual seperti ini?” sentak Grace yang benar-benar akan memberontak.
Para wanita di sana malah berpaling darinya dan hanya diam sehingga Grace rasanya ingin menangis tersedu.
“Shit!” umpat Grace yang masih mencoba membuka pintu belakang yang terkunci rapat.
Sementara di depan panggung. Vincent masih diam di kursinya tanpa memperdulikan keadaan Grace yang ada di belakang panggung. Tatapan tajamnya terus menatap lurus, yang Vincent pikirkan hanyalah kekuasaan.
Pertunjukan sudah berlangsung, terlihat sebuah permata langkah yang terpajang di depan, bersama seorang pria bernama Dicaprio yang tersenyum miring nan sombong.
“Aku sudah bosan dengan permata itu, jadi lebih baik aku mengikuti kontes ilegal ini dengan wanita cantik yang kalian bawa!” ucap pria Dicaprio itu dengan senangnya.
“Cih, bodoh.” Gumam Vincent menyeringai. Ada alasan tersendiri kenapa Vincent begitu suka mengikuti pertunjukan tersebut.
Yang pertama. Mengoleksi benda-benda langkah yang orang-orang bodoh itu berikan hanya karena ingin menukarnya dengan wanita-wanita yang orang-orang konglomerat serta para mafia punya.
itu hanya orang-orang bodoh yang ingin memuaskan hasrat seksual gilanya dengan banyak alasan lainnya lagi. Dan salah satunya adalah, seperti yang di atas.
Sementara Vincent sendiri tinggal mengambil para maidnya yang bersedia ikut secara cuma-cuma tanpa memberitahunya, dia tidak akan memaksa dan akan mencari wanita lainnya yang bersedia ikut. Memang pria gila.
“Tuan, wanita yang bersama Anda terus memberontak di belakang panggung.” Bisik salah satu penjaga yang membuat Vincent mengepalkan tangannya marah.
Tanpa pikir panjang pria itu langsung pergi ke belakang panggung tanpa ada yang mengetahuinya termasuk Jerry.
“HEIII!!!!!” teriak Grace yang kini kedua matanya sudah terkumpul air mata di balik kelopak matanya yang indah.
Tiba-tiba pintu terbuka begitu saja, Grace tertegun saat melihat Vin berdiri di depannya dengan tatapan datar namun nampak kesal.
“Keluarkan mereka, aku ingin bicara dengan nya.” Pinta Vincent kepada penjaga di sana.
Penjaga itu tahu siapa Vincent sehingga dia tak memperdulikan perintah Jerry dan menuruti ucapan pria mafia yang terkenal heartless itu. Dengan cepat penjaga tadi menyuruh para wanita untuk menunggu di luar ruangan, meninggalkan Grace dan Vincent di dalam.
Saat keadaan kembali hening, Grace menatap pria itu dengan marah, takut hingga terkumpul menjadi air mata.
“Aku sudah tahu dan aku tidak akan mau menuruti mu.” Ucap Grace tak peduli meski dia adalah maid yang bekerja di Mansion Vin.
Dia tidak mau sampai menjadi seorang pelacur seseorang. Cukup kesalahannya waktu itu saja, tidak untuk yang kedua kalinya.
“Sudah kubilang, aku tidak suka dibantah.”
“YOU FUCKING CRAZY BOSS!” sentak Grace dengan berani hingga menambah kata kasar di dalamnya.
Tanpa pikirkan panjang, Vin langsung mendorong wanita itu hingga terpojok ke dinding, menahan kedua tangan Grace terangkat ke kepalanya, menguncinya ke tembok. Sedangkan tangan kanannya mencengkram leher wanita itu hingga mendekat kan wajahnya ke wajah Grace dengan tatapan tajam dan mengerikan.