Kamu anak tuhan sedangkan aku hamba Allah. Bagaimana mungkin kita akan bersatu dengan dalam ikatan suci dan menjadikanmu imam yang tidak sujud pada tuhanku ?. Tetapi jika kita tidak berjodoh kenapa kita di pertemukan dan kenapa perasaan ini begitu kuat padamu ?. Dari pertemuan yang tidak di sengaja Muhkta dan Satria di perpustakaan kampusnya, menimbulkan perasaan dihati Satria untuk perempuan yang tak sengaja menambaraknya. Apakah dari pertemuan tidak disengaja itu cinta mereka akan tumbuh ? Yuk ! Baca selengkapnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon indah Mayaddah f, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hari Raya Idul Fitri dan Kunjungan Ke Penjara
Hari ini dimana umat muslim merayakan hari kemenangan setelah 30 hari berpuasa di bulan ramadhan. Mukhta sudah kebiasaan jika malam takbir dia susah untuk tidur, itu membuat Satria khawatir istrinya burang beristirahat.
"Sayang cepat tidur, besok kita harus bangun pagi-pagi. Aku takut kamu kurang tidur" Ucap Satria sambil mengelus punggung istrinya
"Tapi aku gak bisa tidur hubby, gimana ini ?" Tanya Mukhta memang merasa susah tidur
"Aku nyanyiin kamu, agar bisa tidur. mau ?" Tanya Satria menawarkan diri
"Apa boleh hubby ?" Tanya balik Mukhta pada suaminya
"Boleh dong, apa yang gak boleh buat istriku ini" Jawab Satria sambil mencium pucuk kepala Mukhta
"Tes tes tes" Ucap Satria berdehem membuat Mukhta tersenyum geli melihat tingkah suaminya
"Ya gahyeb lih maka tis-al" (tentang kau yang jauh disana mengapa kau tak bertanya)
"E' ahbabakili yihubbunak" (tentang seseorang yang mencintaimu)
"Maynamul leil le'ayoonak" (seseorang yang tidak bisa terpejam mengingat dua mata mu)
"Ana baffakar feek" (dan aku memikirkanmu)
"Teb'ad anniw tinsenni" (yang tak bisa tidur)
"Mehtajak janbil ter'ani" (karena ku ingin kau ada di sisiku menjagaku)
"Ana mustaq li, alik" (aku rindu kedua mata mu)
Saat Satria tidak merasakan pergerakan apapun dari sang istri, dan terduduk ternyata dia telah tertidur pulasnya.
"Masyaallah Bidadariku ini telah tertidur, tidur yang nyenyak ya sayang" Ucap Satria sambil mengecup pucuk kepala sang istri
"Kamu sehat-sehat ya nak di perut bunda, ayah tunggu kami disini. Ayah udah gak sabar untuk segera melihatmu di dunia ini, nak" Ucap Satria sambil mencium perut istrinya
Saat Satria mencium perut istrinya, sang buah hati merespon dengan menendang perut istrinya karena usia kandungan sang istri menginjak 7 bulan.
"Oh kamu juga udah gak sabar bertemu degan bunda dan ayah, sebentar lagi ya nak kita bertemu" Ucap Satria
Ditengah pembicaraan Satria dengan anakny, dia sudah tidak kuat menahan kantuknya. Dia berbaring di samping sang istri sambil memeluknya dengan penuh cinta.
*****
Pagi-pagi sekali Mukhta terbangun untuk melaksanakan sholat subuh, dia membangunkan suaminya untuk siap-siap melaksanakan sholat subuh terlebih dahulu dan bergegas untuk sholat Ied takut kesiangan.
"Hubby, ayo kita siap-siap. Kan mau sholat ied" Ucap Mukhta sambil menggoyangkan tangan suaminya
"Siapa kamu ?, Apa yang sedang kamu lakukan di kamarku ?" Tanya Satria sambil terbangun menakut-nakuti istrinya
"Aku istri hubbylah, terus siapa lagi ?" Ucapa Mukhta kesal
"Kamu bukan istriku"Jawab Satria masih pura-pura gak ingat
"Hubby jahat sekali, tidak ingat pada istrinya sendiri" Ucap Mukhta merajuk
"Kamu bukan istriku ..., tetapi seorang bidadari yang turun dari langit untuk menjadi pengelap di hidupku" Jawab Satria sambil mencium kening istrinya
"Ishhh, jangan cium-cium, hubby menyebalkan sekali" Ucap Mukhta
"Ayo cepat, kita siap-siap" Ajak Satria
*****
Satria dan Mukhta pergi berdua ke tempat sholat Idul Fitri dilaksanakan yaitu dilapangkan dekat masjid, saat akan berpisah shaf sholat Satria berpesan untuk berhati-hati.
"Kamu hati-hati ya, kalau nanti sudah selesai telpon aku. Aku akan langsung ke sini menemui sayang, jaga diri baik-baik" Ucap Satria
"Baik hubby" Jawab Mukhta
Setelah selesai melaksanakan sholat Ied Mukhta dan Satria pulangbke rumahnya dan maaf-maafan dengan sang mami.
"Mami maafkan aku ya, selalu nyusahin mami. aku belum bisa jadi menantuyang baik buat mami. Minal a'idzin walfaidzin, mi" Ucap Mukhta sambil menangis di pelukan ibu mertuanya
"Nak, kamu sudah jadi menantu yang terbaik untuk mami. Jangan berubah ya, jadilah dirimu sendiri. Minal a'idzin walfaidzin, nak" Jawab Maminya Satria
"Minal a'idzin walfaidzin, aku juga minta maaf selai membuat mami susah. Aku juga sebagai anak belum bisa membahagiakan mami" Ucap Satria sambil menangis memeluk sang ibu
"Iya nak, sama-sama. Mami juga belum bisa jadi ibu yang baik untukmu selama ini" Jawab maminya Satria
"Kalian akan ke rumah sakit ?, atau ke rumah orang tua Mukhta dulu ?" Tanya Maminya Satria
"Aku mau ke penjara dulu mi, memuji. papi" Jawab Satria
"Mami juga ingin menemui papi kalian, kapan kita ke sana ?" Tanya Maminya Satria
"Sekarang, bolehkan sayang kita ke penjara dulu nanti ke rumah orang tuamu ?"Ucap Satria
"Boleh dong hubby" Jawab Mukhta
"Ayo kita pergi sekarang" Ucap Satria
"Berangkat ..." Seru Mukhta seperti anak kecil membuat Satria dan maminya tersenyum akan tingkah sang istri dan menantunya
*****
Sesampai di depan penjara, meraka meminta izin pada sipir untuk menemui seseorang yang ada di tahanan tersebut. Saat sipir telah mengizinkannya, mereka langsung saja dipertemukan dengan Papinya Satria.
"Assalamu'alaikum, pak saya izin ingin menemui tahanan disini" Ucap Satria
"Wa'alaikumsalam, silahkan masuk pak" Jawab Sipir tersebut
"Terima kasih pak, ini ada makanan untuk bapak dan yang lainnya" Ucap Mukhta sambil memberikan bingkisan makanannya
"Terima kasih bu" Ucap Sipir tersebut
"Sama-sama, Pak" Jawab Mukhta
Disaat mereka dipertemukan dengan sang papi, maminya Satria langsung menangis di pelukan suaminya.
"Gimana keadaan papi ?, gimana tidurnya nyenyak ?, makannya teratukan disini ?, apa disini Aya yang mengganggu papi ?" Tanya Maminya Satria beruntun
"Mami nanya-nanya satu-satu, papi jadi bingung jawabnya yang mana dulu" Jawab Papi Satria
"Papi hanya jawab saja kok susah sih" Ucap mami Satria sambil merajuk
"Baiklah, puji tuhan keadaan papi sehat, tidurnya ya gak senyenyak di kamar kita mi tapi papi menikmatinya, makanan disini tidak sesuai dengan lidah papi tetapi mau gimana lagi ini sudah menjadi konsekuensinya papi disini karena kejahatan papi kepada menantu kita, mi" Jawab Papi Satria dengan penyesalan
"Papi harus sabar dalam menghadapi semua ini" Ucap mami Satria, disaat orang tuanya berbicara Mukhta membisikkan sesuatu kepada suaminya
"Hubby gimana kalau kita bebasakan papi saja, aku merasa kasihan melihat papi kayak gini. Kasihan papi hubby" Ucap Mukhta sambil berbisik di telingan suaminya
"Kamu serius ingin membebaskan papi, diakan sudah mencelakaimu sayang ?" Tanya Satria
"Aku serius hubby, boleh ya bebaskan papi dari sini. Papi juga sudah merasakan hukuman disini selama satu bulan lebih, cukuplah untuk introspeksi dirinya" Ucap Mukhta, mendengar itu Satria merasa beruntung memiliki istri yang sangat peduli kepada keluarganya.
Mereka pun langsung bebicara kepada sipir disana untuk mengajukan banding agar papi mereka di bebaskan dengan syarat, dan sipir tersebut menerima pengajuan banding dan akan di proses selama 1 Minggu. Mukhta dan Satria memberitahukan kepada mami dan papinya, papi Satria yang mendengar itu langsung berterima kasih kepada anak dan menantunya.
