Bagaimana jadinya jika seseorang kembali ke masa lalu..
Michelina seorang istri yang mencintai Kaisar Jasper dengan sejuta warna. Selama di kehidupannya ia tampil glanmour, seakan dirinya akan membuat Kaisar Jasper terpesona. Namun apa yang ia dapatkan hanyalah sebuah penghinaan. Kaisar Jasper tidak pernah menginginkannya atau lebih tepatnya tidak mencintainya.
Suatu hari Kaisar Jasper membawa seorang gadis dari kalangan biasa,menjadikannya istrinya. Kaisar Jasper sangat mencintai gadis itu. Hingga membuatnya buta dalam kecemburuan. Dia pun mencelakai gadis itu, lalu membuat Kaisar Jasper marah dan menjatuhi hukuman mati padanya.
"Ayah, Ibu maafkan aku. Aku yang bodoh mencintainya. Seharusnya aku tidak mencintainya."
ig:@riiez.kha.37
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sayonk, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kepergian Zoya
"Zoya, silahkan masuk." Perintah seorang laki-laki tersenyum. Ia merasa adiknya telah kembali. Dan kediamannya pun tidak akan sepi seperti sebelumnya. Ia berjanji akan menjaga Zoya sebisa mungkin.
"Pelayan,"
Salah seorang pelayan pun maju, "Saya tuan," ujar seorang pelayan wanita.
"Panggil ketua pelayan untuk menemui ku." Perintahnya. Ia akan Zoya dan akan menyuruhnya memberikan pelayan yang enak untuk Zoya.
Duke Lastar cukup senang melihat Zoya yang mengedarkan pandangannya ke segala penjuru arah. Matanya berbinar senang seperti baru menemukan sesuatu yang sangat berharga. Senyumnya tak pernah lepas dari bibirnya. Semua yang ada pada diri Zoya adalah sama dengan adiknya yang telah lama menghilang.
"Tuan," ujar seorang wanita paruh baya. Ia menatap Zoya, perasaannya seperti mengenal Zoya telah lama.
"Zoya, dia keponakaan ku. Putri dari adik ku yang telah lama menghilang."
Seketika para pelayan shock. Antara senang dan sedih, mereka bisa melihat putri tuan muda yang pernah mereka layani. Pantas saja, melihat wajahnya saja membuat mereka merasakan Familiar.
"Be-benarkah tuan?" tanya ketua pelayan tak percaya.
Duke Lastar mengangguk, wanita paruh baya itu mendekat. Lalu memberikan hormat, "Selamat datang nona, terima kasih karena telah kembali." Ujarnya seraya menyeka air matanya.
Zoya memeluk wanita di depannya. "Terima kasih karena telah menyambut ku."
"Nona," Baru kali ini dia merasa tidak seperti pelayan. Dengan mudahnya putri majikannya memeluknya.
"Saya senang Nona akhirnya kembali."
Zoya melepaskan pelukannya. "Aku juga senang, akhirnya aku menemukan keluarga ku." Ujar Zoya. Ia menghapus air matanya dan menarik nafas lega. Sekian lama ia merasakan sendirian, hidup tanpa keluarga yang jelas.
"Baiklah, sekarang kamu istirahat." Ujar Duke Lastar.
"Benar nona," ujar ketua pelayan menimpali.
Zoya mengangguk, ia mengikuti ketua pelayan yang menunjukkan kamarnya. Zoya di bantu oleh para bangsawan membersihkan diri san merias diri. Dirinya lagi bukan seorang pelayan melainkan seorang bangsawan. Ia akan berusaha menerima dan menjaga status bangsawanan itu.
Seusai mandi, Zoya menuju ke teras depan, ia merasakan angin sore dan pemandangan kediaman Duke Lastar. Semilir angin yang sejuk, menyapanya lewat sentuhannya.
"Hah, seperti ini kah rasanya menjadi seorang bangsawan? enak sekali, apa-apa tidak perlu melakukan sendiri. Cukup perintahkan saja pada pelayan." Gumam Zoya sambil melihat suasana di bawah kediaman Duke Lastar. Matanya melihat ke arah penjaga yang mondar-mandir dan tegas dalam menjaga di setiap sudut kediaman itu.
"Aku tidak boleh menyerah mengejar cinta Baginda Kaisar. Permaisuri hanya menginginkan takhta, aku yakin Baginda cepat atau lambat pasti sadar."
"Nona, Tuan Duke ingin menghabiskan waktu santainya dengan nona." Ujar salah satu pelayan.
Zoya tersenyum, ia merasa nyaman dengan wanita muda di depannya, yang seumuran dengannya. "Em, boleh aku tau nama mu?"
"Nama saya Viona, Nona."
"Mulai sekarang kamu akan menjadi pelayan pribadi ku." Ujar Zoya dengan ramah.
"Terima kasih Nona, suatu kehormatan bagi saya menjadi pelayan pribadi nona." Ujar Viona sambil tersenyum. Ia bersyukur menjadi pelayan nona mudanya yang lemah lembut.
"Ayo," Zoya berjalan lebih dulu di ikuti Viona. Sesampainya di rumah kaca. Zoya duduk berhadapan dengan Duke Lastar yang sedang menunggunya.
"Maaf Paman sudah lama menunggu," ujar Zoya.
Duke Lastar mengangguk, "Aku senang kamu mulai membiasakan diri di sini. Paman harap kediaman ini membuat mu betah." Tutur Duke Lastar. Awalnya dia khawatir Zoya tidak akan membiasakan diri tinggal di kediamannya. Sepertinya istana membuatnya merasa nyaman. Sesudah ini dia akan menemui Duke Ronaf untuk berterima kasih. Karena berkat bantuannya pula, dia bisa menemukan keponakaannya yang ia cari. Namun ada rasa kecewa. Saat laporan itu ada, ternyata adiknya telah meninggal bersama istrinya.
Flasback
Suasana di ruang tamu menegang, di mana seorang ayah tengah bersiteru dengan anaknya yang tak mau mendengarkannya. Ia juga merasakan sakit, saat anaknya memilih pergi dari pada ayahnya sendiri.
"Adik, kita bicarakan baik-baik jangan pergi. Aku hanya memiliki satu saudara." Ujar Duke Lastar sebelum dia mewarisi gelar Duke. Dia mengejar sang adik yang ingin meninggalkan rumah karena tidak mau menikahi salah satu wanita bangsawan, yaitu Nona Helia anak bangsawan Marques Aidil.
"Maaf kak, kita memang bersaudara, tapi aku menyukai Lilla, meskipun dia hanyalah seorang pelayan. Aku akan tetap memperjuangkannya." Ujarnya dengan berlinang air mata. Hatinya tersayat, saat ayahnya mengatakan tidak menyetujui dirinya yang akan menikahi salah satu pelayan kediamannya.
"Maaf kak, aku memilih cinta ku."
Air mata pria paruh baya itu semakin keluar, kenapa harus memilih wanita dari pada dirinya ayahnya sendiri. "Pergilah, jika pun aku mati jangan pernah datang untuk melihat ku sekali pun." Ujarnya dengan tajam. Ia memalingkan wajahnya, sakit. Dia tidak ingin berpisah dengan putranya. Melihat kepergiannya, sama saja mengambil salah satu jantungnya.
"Aku mohon pikirkan baik-baik. Ayah melakukan ini demi dirimu. Kita butuh kekuatan Marquess." pekik Duke Lastar. Sebenarnya dia tidak ingin mengekang hubungan adiknya. Namun karena banyaknya hutang yang melilit, ia tidak bisa membiarkannya saja. Duke hanyalah tinggal nama saja.
"Maaf kak, lebih baik kakak saja yang menikah aku tidak ingin menikah." Ujarnya berlalu pergi.
Pria paruh baya itu langsung pingsan, saat melihat anaknya menghilang di balik pintu. Sedangkan Duke Lastar ia langsung membawa sang ayah menuju ke kamarnya. Memanggilkan Dokter untuknya.
"Paman," Panggil Zoya yang melihat air matanya keluar dari pelupuk mata sang paman.
"I-iya Zoya."
"Apa Paman mengingat sesuatu?" tanya Zoya memastikan.
"Tidak, Paman hanya mengingat masa lalu. O, iya Zoya. Mulai hari ini kemana pun kamu pergi, kamu harus di temani oleh pelayan dan seorang kesatria."
"Baiklah, Paman. O, iya paman besok aku ingin ke istana."
Duke Lastar menatap tak percaya ke arah Zoya. Ia takut Zoya melakukan sesuatu yang membahayakan nyawanya. "Jangan Zoya, jika kamu tidak ada kepentingan jangan ke istana. Apa kamu tidak sadar dengan rumor itu?" tanya Duke Lastar.
"Aku hanya ingin berterima kasih Paman."
"Kami sudah cukup berterima kasih Zoya." Sambar Duke Lastar. "Aku tidak ingin karena rumor itu, hubungan ku dengan Duke Ronaf menjauh." Karena bantuan dari Duke Ronaflah ia tidak perlu menikahi Nona Helia.
"Apa paman memilih pertemanan paman dari pada keponakaan paman sendiri?"
"Zoya," bentak Duke Lastar, ia langsung berdiri. Ia tidak mengerti pikiran keponakaannya itu. Apa benar, keponakaannya ini ingin merusak hubungan Kaisar Jasper dan Permaisuri Michelina?