"Caranya dapatin Zahra gimana sih?"tanya seorang pemuda bernama Xavier pada seorang gadis yang saat itu sedang membaca sebuah buku
"Mudah aja,kamu cukup belajar ilmu agama yang sekarang ini Zahra pelajari."balas Gadis itu acuh tanpa menoleh pada pemuda yang tadi berucap
"Kalau aku beneran ngelakuin kamu beneran bakalan trima aku?"tanya pemuda itu dengan suara pelan.Kalimat tersebut berhasil membuat gadis itu menoleh
"Jalanin aja dulu aku pengen liat sebesar apa perjuangan kamu tapi aku juga mau minta sesuatu bisa?"tanya gadis bernama Zahra itu
"Apa?"
"Kamu belajarnya Because off Allah yah.Jangan karna niat cuman mau dapatin apa yang kamu mau, niati karna Allah."ujar Zahra membuat pemuda itu tersenyum tipis
Xavier benar benar melakukan apa yang di perintahkan Zahra ia bahkan sudah bisa melampaui gadis itu.
Sampai pada Saatnya Zahra mendapat pinangan dari seorang gus akankah Zahra menerima pinangan itu atau terus menunggu Xavier yang malah tidak memiliki kabar lagi?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon CallMe_Nurul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 17
"Why?"
"Janji jangan ada pemaksaan"cicit Zahra membuat Xavier tertawa kecil
"Kebanyakan nonton drama sih makanya gini"senyum Xavier mulai membuka seluruh kancing baju Zahra bahkan Xavier sudah melorotkan celana sang istri
Kini hanya tertinggal pakaian dalam yang terlihat begitu tipis di tubuh Zahra
Xavier menelan salivanya. Jujur, ia sedikit takut melakukan itu pada Zahra sebab ia takut jika sewaktu waktu tidak bisa mengendalikan dirinya dan akhirnya melukai gadis kesayangannya
Xavier mulai meninggalkan jejak jejak kepemilikan di tubuh istrinya.
Xavier menatap Zahra yang tampak menahan suaranya. Hal itu membuat Xavier merasa gemas akan gadis itu.
Xavier meraup bibir ranum Zahra berusaha menghilangkan rasa takut gadis itu.
Xavier terus melanjutkan aksinya ia berjalan hingga ke bawah melepaskan semua kain yang menempel di tubuh mungil Zahra.
Zahra hanya menutup matanya erat saat merasakan sentuhan demi sentuhan yang Xavier lakukan
Sampai pada saatnya Xavier berhenti bergerak menatap Zahra dari bawah seolah meminta izin dari gadis itu.
"Misal kalau kamu belum siap aku gak bak-"
"Lakukan apapun itu, kamu suami aku dan kamu berhak dapatin ini. Dengan ini aku juga bakalan dapat pahala kan"cicit Zahra dengan pipi yang semakin memerah
Mendengar jawaban Zahra kini Xavier merasa tenang dan mulai membuka selangkangan istrinya memasukkan miliknya kedalam sana dan-
"AKHHH!!"pekik Zahra mengeluarkan air matanya
Xavier yang melihat itu hendak ingin mencabut kembali miliknya sebab merasa sangat khawatir namun tiba tiba Zahra melarangnya
"Ehhehh, Aaakhhhh!"desis Zahra kesakitan
"Dek, misal kalau kamu gak sanggup aku gak bakalan ngelakuin ini sama kamu! Aku gak mau nyakitin kamu!"kesal Xavier mendapati Zahra yang tampaknya kekeh melakukan hal seperti itu
"AKU GAK PAPA!."Teriak Zahra tampak terus menahan rasa sakit
"Ka-kamu lanjutin aja, Aa-aku bakalan berusaha. Mashh segera se-selesaikan ini"cicit Zahra menintikkan air matanya
Xavier yang mendengar permintaan Zahra mulai melakukan aksinya. Ia mendorong penisnya masuk kedalam lubang Vagina istrinya.
Teriakan serta desahan yang keluar dari mulut Zahra sudah tidak ia hiraukan ia terus melakukan hal itu sampai pada saatnya Xavier mengeluarkan cairannya di dalam vagina sang istri
Cup
"Terima Kasih"cicit Xavier ngos ngosan
Kecupan hangat di dahi Zahra mengakhiri malam yang panas itu.
Keeseokan harinya
Zahra terbangun saat di mana suara mesjid mulai bersahutan. Ia menatap pada Xavier yang masih terlelap
Pukk
Pukk
Pukk
Zahra menepuk pipi Xavier beberapa kali berusaha membangunkan pemuda itu. Saat di rasa sudah cukup Zahra mulai berjalan pincang ke kamar mandi.
"Shsss sakit bangat"cicit gadis itu menintikkan air matanya. Ia tidak berharap rasanya akan sesakit sekarang.
Keduanya masing masing telah selesai mandi dan bersiap untuk menunaikan ibadah solat Subhu
"Dek, kamu gak papa?"tanya Xavier pelan
"Gak papa, ayok ih. Nanti keburu habis waktunya"ujar Zahra dan di angguki oleh Xavier
Saat selesai solat Xavier mendengarkan suara isakan dari belakangnya. Ia menoleh dan terkejut saat ketika tau Zahra sedang menangis
"Dek, kenapa tiba tiba nangis"cicit Xavier memeluk Zahra erat
"Selangkangan aku sakit bangat mas, hiksss ehhehh hiksss"jujur gadis itu memng tidak tahan akan rasa sakitnya
"..."Xavier terdiam ia merasa bersalah sekarang
"Mau mas antar kerumah sakit?"tanya Xavier pelan
namun mendapat gelengan dari Zahra
Melihat penolakan itu Xavier mengangkat tubuh istrinya ke arah sofa yang sudah seperti tempat tidur itu. Ia membaringkan tubuh Zahra
"Kalau di elus rasa sakitnya bisa ilang gak yah"ujar Xavier mulai mengelus bagian kemaluan sang istri
Ia berdiri dan mengambil beberapa salep pereda nyeri ia mengambil sedikit lalu membuka celana istrinya dan mengoleskannya dengan sangat pelan
Merasakan kembali sentuhan Zahra mulai kembali terangsang untuk menahan semua itu ia mencengkram baju Xavier dengan sangat erat
"Shsss"
"Kelak aku gak bakalan ngelakuin ini lagi. Kalau misal rasa sakitnya cuman adek sendiri yang tanggung"cicit Xavier dengan mata yang berkaca kaca
Zahra yang melihat itu mulai menangkup wajah suaminya dan berkata "Sakitnya bakalan hilang kok, jangan terlalu khawatir. Adek bisa tahan ini"ujar Zahra
"Kalau misal adek bisa tahan gak mungkin adek nangis kan."balas Xavier
"Cuman butuh sedikit perhatian aja heheh"ujar Zahra berusaha membuat Xavier merasa tenang.
"Bodoh"cicit Xavier menarik Zahra kedalam pelukannya
"Tetaplah seperti ini"
"Seperti gimana maksudnya?"
"Tetaplah menjadi satu satunya milik Zahra. Tetaplah jaga Zahra, sayang Zahra, dan merhatiin Zahra."cicit Zahra membuat Xavier tersenyum
"Insya Allah, saya atas nama Xavier Julian Sage berjanji akan terus berada di samping Zahra apapun yang terjadi."balas Xavier mengecup dahi sang istri.
...ΩΩΩΩΩΩ...