Idola! kebanyakan orang pada umumnya, memiliki seseorang yang menjadi idolanya. Tidak soal kamu tua mau pun muda.
Seperti Freya Collie Lambert, gadis berusia dua puluh tiga tahun, diam-diam mengagumi seorang pria dewasa, yang semua orang kenal pria itu sangat kejam dan dingin.
Tidak tahu kapan persisnya, Freya sangat mengagumi sosok pria kejam itu, yang ia ingat, ia tanpa sengaja melihat pria itu membantai sekumpulan pria pembunuh bayaran dengan begitu kerennya.
Austin Chloe, tidak menyangka di usianya yang memasuki hampir empat puluh, yang tepatnya tiga puluh sembilan tahun, di kagumi oleh seorang gadis muda yang sangat jauh di bawah usianya.
Bagaimana sikap Austin Chloe, si pria yang dulunya di anggap semua orang pria sampah, menghadapi gadis muda dan polos yang jatuh cinta padanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KGDan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 33.
Austin pun tanpa ragu memanggil Freya dengan nada yang canggung, "No... Nona.. Fre.. Freya!"
Austin melihat Freya menoleh memandang ke arahnya, dan wajah Freya tampak terkejut memandangnya, mungkin tidak percaya melihatnya bisa berada di gedung apartemen gadis mungil itu.
"Tuan? kenapa anda bisa berada di sini?" tanya Freya dengan raut wajah keheranan.
"Siang ini aku ingin makan dessert, saat akan memesan dessert yang biasa ku pesan, Manajer toko mengatakan kalau kamu tidak masuk kerja, karena Papa mu sakit, jadi aku merasa khawatir, dan ingin melihat langsung keadaan mu!" jawab Austin sembari perlahan melangkah mendekati Freya yang berdiri di depan pintu apartemen.
"Oh, iya benar, Papa ku demam, tubuhnya sangat panas, jadi aku tidak bisa masuk kerja hari ini!" jawab Freya membenarkan apa yang di sampaikan Manajer toko dessert kepada Austin.
Perasaan Austin campur aduk mendengar keadaan Freya, yang masih muda mengurus sendiri Ayahnya, dan menjadi tulang punggung keluarganya.
Ia membayangkan kehidupannya yang dulu, saat masih usia sepuluh tahun mencari nafkah sendiri, mengurus diri sendiri. Sungguh sangat menyedihkan!
Sementara Freya seorang gadis muda, seorang diri mengurus Ayahnya, yang di katakan Manajer toko dessert terkena stroke.
"Aku dengar dari Manajer toko dessert tempat kamu bekerja, Papa mu terkena stroke, karena itulah kamu tidak bisa meninggalkannya sendirian!" kata Austin ingin mengetahui kebenaran, apa benar yang di katakan Manajer toko dessert.
"Iya benar, Papa menggunakan kursi roda kalau berjalan!" jawab Freya membenarkan apa yang di katakan Austin.
Austin berdiri di depan Freya, lalu melirik ke pintu apartemen Freya yang tampak sedikit terbuka, "Sejak kapan Papa mu terkena stroke?"
"Lima tahun yang lalu, saat usiaku delapan belas tahun!" jawab Freya.
Austin menelan ludahnya kelu, perasaannya semakin terasa terenyuh mendengar kehidupan yang di jalani Freya. Gadis mungil itu ternyata sudah lima tahun, menjadi tulang punggung keluarganya.
Freya melihat Austin melirik ke pintu apartemennya yang terbuka, ia merasa Austin sepertinya penasaran dengan keadaan Ayahnya.
"Oh ya, anda sudah sampai datang ke apartemen saya, untuk melihat keadaan saya, bagaimana kalau anda masuk dulu untuk minum secangkir teh?" Freya menawarkan Austin untuk mampir masuk ke dalam apartemennya.
"Apakah tidak apa-apa? nanti Papa mu terkejut melihat pria seperti aku berteman dengan mu!" Austin sedikit ragu untuk masuk ke dalam apartemen Freya.
"Jangan khawatir, aku sudah sering menceritakan tentang anda kepada Papa ku, beliau tidak akan terkejut berkenalan dengan anda, Tuan!" jawab Freya menampik keraguan Austin.
"A.. apa??!" Austin seketika terpaku di tempatnya berdiri. Ia seperti salah mendengar apa yang di katakan Freya.
Austin tidak menyangka ternyata Freya, telah lama diam-diam mengagumi dirinya. Rasanya ia jadi malu untuk bertemu dengan Ayah Freya.
Malu memikirkan bagaimana Freya menceritakan tentang dirinya, kepada Ayah Freya tersebut. Ia tidak sanggup membayangkan, jika Freya menceritakan tentang dirinya sampai sedetail mungkin.
Austin melihat Freya membuka lebar-lebar daun pintu apartemen, dan berdiri di dekat pintu, untuk mempersilahkannya masuk ke dalam apartemen Freya.
Kaki Austin perlahan ia langkahkan, untuk masuk ke dalam apartemen Freya, dan ia pun telah berada di dalam apartemen Freya yang sederhana.
Brak!
Freya menutup pintu apartemen, dan Austin tersentak di tempatnya mendengar suara pintu apartemen yang tertutup. Ia merasa canggung setelah berada di dalam apartemen gadis mungil tersebut.
Austin perlahan mengedarkan pandangan matanya, melihat seisi ruangan apartemen, yang terlihat sangat rapi walau sederhana.
Semua tertata dengan bersih dan rapi, sangat sedap di pandang mata, dan suasana apartemen terasa sangat nyaman.
Ternyata Freya gadis yang sangat rapi, saat Austin akan melangkah masuk lebih ke dalam, tiba-tiba Freya menahannya dengan memegang tangannya.
"Tuan, pakai ini!" Freya menyodorkan sandal rumah ke depan kaki Austin yang masih mengenakan sepatu.
"Oh!" ternyata ia masih mengenakan sepatu hendak masuk ke dalam apartemen gadis itu.
Austin pun menanggalkan sepatunya, dan Freya meraih sepatu Austin, lalu meletakkan sepatu itu di rak sepatu dekat pintu apartemen.
Austin nyaris saja memakai sepatu menginjak lantai rumah Freya, yang sudah di bersihkan gadis mungil tersebut.
Bersambung......
Akhirnya Austin ketemu Erick🤗